webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
402 Chs

Bab 181 - Toko Peralatan Misterius Part 5

------

Kembali kedalam Toko Misterius, setelah menyingkirkan para Roh yang terus mengikutinya. Arman lantas memutuskan untuk mendatangi Ridho yang sedang mencari sebuah senjata.

Ketika Arman melihat Ridho, dia memperhatikan bahwa dia sekarang ditemani oleh dua Roh wanita. Salah satunya adalah wanita cantik yang tenang, dan yang lainnya tampak seperti remaja nakal dan agresif, masih terlihat sangat imut. Dia juga punya dua senjata baru. Sebuah pedang besar terlihat di punggungnya, itu adalah Beheaders dan di pinggangnya ada semacam pisau. Arman tidak bisa membedakan pisau macam apa itu, hampir seperti pisau belati yang sederhana.

"Hei kak, tidakkah kakak ingat bahwa kita hanya dapat memilih satu senjata. Mengapa kakak mendapatkan dua senjata?" Wanita cantik yang tenang yang kemungkinan besar adalah salah satu roh yang berada di salah satu senjata itu tersenyum pada Arman. Sementara remaja nakal itu memelototi Arman sambil bersembunyi di belakang Ridho.