Terungkap?
Seketika seisi kafe jadi pada bisik-bisik ke arah meja mereka setelah Desi berbicara dengan lantangnya perihal Ardy, bukan hanya pengunjung kafe yang terkejut tapi temen-temen Ardy pun. Nafas Ardy memburu bak banteng, giginya berderit dan tatapannya nyalang natap Desi. "Lo—"
"Ardy, Desi, duduk, malu kita dilihatin orang-orang!" titah Deni yang nggak mau terkejut berlama-lama karena ada sekumpulan adik-adik kelasnya ini yang perlu ditenangin.
Deni berdiri dan noleh ke belakang, pada pengunjung kafe mbak Dona. "Maaf pak, maaf bu, kak, kita lagi bercanda jadi jangan ditanggapin ya? Dan mohon maaf atas keributannya," jelas Deni minta maaf dan melerai para pengunjung yang mulai ribut bicarain mereka.
Deni hela nafas panjang setelah duduk kembali di tempatnya, dia ngurut batang hidungnya karena mulai ngerasa pening sama permasalahan adik-adiknya ini. "Ya ampun, belum selesai ini masalah udah ada masalah baru aja datang," gumam Deni ngeluh.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com