webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasy
Zu wenig Bewertungen
413 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Chapter 9: Before the Storm

"Itu dia… kota Nolina."

"Roh Beku… tolong aku…"

Apa yang ada di hadapan kami ialah dinding-dinding hitam pekat, dengan kabut putih berkeliaran dari tiap-tiap celahnya.

Aku bisa melihat Cermin dan Pelontar bertengger di atas tembok dan menara mereka. Seakan siap untuk menghujani kami dengan proyektil.

Kami juga melihat para Suanggi mundar-mandir ke sana kemari. Beberapa dari mereka bisa kami kenali dengan helm dan baret mereka, namun kebanyakan dari yang kami lihat, ialah Suanggi yang bertopikan jerami serta helm proyek.

Pada sisi luar tembok terlihat begitu banyak tanaman kehitaman, yang tumbuh di atas portal-portal kecil yang berfungsi seakan mereka adalah pot bunga.

Suanggi-Suanggi yang mengenakan topi jerami itu mengurusi tanaman-tanaman itu, serta memanennya untuk dibawa ke dalam kota. Aku yakin mereka berfungsi sebagai petani di masyarakat Suanggi.