webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
413 Chs

Chapter 5: Sea of Ashes

Oleh: Polar Muttaqin

Ah… sudah lama rasanya semenjak aku bercerita pada kalian. Tentu saja kali ini, seperti biasa, aku akan menuntun kalian mendengar kisah salah satu pertempuran yang terjadi di era generasi ke-4.

"Dimengerti kak!"

Lavani dan Lavanya memencarkan diri mereka, satu ke Timur Laut dan satu ke Tenggara. Sayap kemerahan mereka bisa terlihat terbentang lebar, menerangi Angkasa layaknya mentari di kala malam.

"Merekahlah, bersinar"

"Di dalam pelukan Sang Malam"

"Bawalah dirimu tenggelam"

"Bersama amarah Sang Surya"

Kedua gadis itu menghentakkan sayap mereka ke atas, memukul udara yang mendorong mereka terjun bebas ke bawah.

Meriam Phoenix terpeluk di badan mereka, mengarahkan moncongnya menghadap tanah yang berisikan para Uhndak yang dilanda rasa takut semakin dekat kedua gadis itu dengan lantai Bumi ini.

[Sihir Phoenix]

[Tingkat 7]

"(Lautan Abu)"

"Genarnawa Awopo!"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com