webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasy
Zu wenig Bewertungen
413 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Chapter 5: New Room

Oleh: Manggala Kaukseya

Kami pun beranjak dan menaruh barang-barang kami pada kamar kami masing-masing. Aku tak tahu bagaimana kamar yang lain tapi kamarku jelas besar dan dipenuhi permadani.

Seperti sebelumnya, mereka tak memisahkan antara bak mandi (yang saat ini lebih lebar dan muat untuk 4 orang) dengan kamar tidur. Akan tetapi toilet tetap berada di ruangan terpisah.

Pada kamar kami terdapat 1 ranjang besar, beberapa sofa, lemari, meja rias dan meja menulis. Juga seperti sebelumnya mereka masih belum menggunakan lampu listrik, melainkan lampu minyak yang bertempelan di dinding serta lilin-lilin besar yang berdiri tegak di tiap meja.

"Waktu dulu kakak di sini, kamarnya sebagus ini juga kak?"

Tanya Lavanya yang sepertinya begitu tertarik dengan bagaimana ruangan ini ditata. Matanya kian berseri-seri dan ia terus berkeliaran ke tiap sisi ruangan melihat-lihat tiap sisinya.

"Enggak, sangat berbeda dengan ini, namun masih sangat nyaman ditinggali."