webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
413 Chs

Chapter 24: Finding Shelter pt. 1

Setelah selesai memakan makanan yang mereka pesan di restoran ini. Pelayan pun mendatangi ketiganya untuk meminta bayaran dari apa yang mereka beli.

"Hm? Ini apa?"

Gumara yang tak pernah melihat resi sebelumnya kian bertanya-tanya dengan kertas tipis di hadapannya yang dipenuhi oleh tulisan yang tak bisa ia baca.

"Tagihannya, tuan."

Pelayan itu masih menahan dirinya untuk berburuk sangka, dan lekas menjawab pertanyaan yang terdengar sangat bodoh itu.

"Oh… ini kah saat di mana kami harus memberikan Gria?"

"Benar, tuan."

Iska itu sedikit merasa lega, setidaknya pelanggannya tahu kalau mereka harus membayar makanan di tempat ini.

"Shanala, bisa tolong kamu bacakan? Aku tak mengerti tulisan di Daratan."

Gumara menodorkan lembaran yang baru diterimanya pada gadis kucing yang duduk di sebrang mejanya.

"Bentar nya…"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com