webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasy
Zu wenig Bewertungen
413 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Chapter 20: Our New Body

Oleh: Manggala Kaukseya

"Argh… tubuhku… rasanya aneh…"

"Kak?"

Aku mendengar suara Lalita di sebelah kananku, memanggilku diriku, dan aku pun menoleh kepadanya.

"Ta? Itu kamu Ta?"

Tapi yang aku temukan hanyalah sebuah Uhndak tak berbusana, menatap ke arahku, dengan mata yang sama dengan yang dimiliki adikku.

"Wih! Kita benar-benar masuk ke dalam Uhndak!"

Tiba-tiba ia berteriak penuh semangat, melompat-lompat di dalam tubuh barunya, tanpa sedikitpun rasa khawatir dengan apa yang akan dan tengah terjadi. Ia masih menampakkan mentari memancar dari raut di wajahnya.

"Kita ada di dalam Uhndak… tubuh asli kita!?"

Aku pun dengan panik menoleh ke belakang, dan di sana aku temukan tubuh asliku tengah berdiri layaknya sebuah patung, statis dan… tak berelemen? Mata-mata kami semuanya kosong layaknya para Uhndak ini sebelumnya.

"Teh… ini tubuh kita… gak papa dibiarin kayak gini?"