Akan tetapi untuk Kiran, Gumara sudah menduga hal ini akan terjadi. Lukisan ombak sudah bergejolak hebat, bergelombang ganas kian meronta-ronta hendak melahap segala yang ada di sekelilingnya.
"Elah!"
*Klank!*
Gumara pun menghantamkan kuasnya ke tanah, dan bom air pun meledak, mengembang melebar semakin luas, menelan setiap percikan tembaga yang kini melanda seisi tempat ini dengan kian derasnya.
Kiran terpaksa melompatkan dirinya kembali menjauh dari Pelukis itu, karena bahkan ia pun tahu, berada di dalam area ledakan itu bukanlah hal yang baik untuk tubuhnya.
*Dadadadadarr!!*
Ia isi penuh senjatanya dan ditembakkannya pula seluruhnya pada gembungan air itu, ditenagai hanya oleh rasa kesalnya karena selalu saja gagal di depan targetnya.
"Bodo amat ah! Kagak ada main-mainan lagi!"
Kiran mulai berlari memutari daerah yang baru saja dibabat habis oleh Gumara, terus menembakkan senjatanya tak memberi kesempatan bagi Pelukis itu untuk bernafas.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com