webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasy
Zu wenig Bewertungen
413 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Chapter 14: Fire Hunters

"Oh… ya, ini terasa lebih baik, tanganku tak lagi tersengat matahari."

Seisi zirah Gumara akhirnya telah diperbaiki oleh Nu Manah yang berada di pihak para bandit.

"Kau ini… sebegitutak nyamannya kah mentari di kulitmu?"

Tanya Damian penasaran.

"Nampaknya iya, aku selalu menggunakan pakaian tertutup selama di Daratan, baru sekarang aku menyadari hal ini."

Gumara menggerak-gerakkan tangannya, merasakan perbedaan yang terjadi setelah akhirnya seisi kulitnya tertutup.

"Hahahaha! Setidaknya kita tak perlu membangunkan aquarium hanya untukmu tinggal."

Tawanya lepas dan puas, seakan mencemooh betapa lemahnya Pelukis itu.

"Mohon maaf, tapi kami selalu tidur di ruang tak berair bahkan di bawah sana."

"Iya, Kuil Air yang kami tinggali diisi oleh udara bukan air."

Tanggap kedua Pelukis akan komentar merendahkan itu.

"Oh…"

Damian cukup kaget mendengarnya, ia memang teramat menyukai lautan, tapi ia tak tahu akan bagaimana Kuil Air terdesain.