webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasy
Zu wenig Bewertungen
413 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Chapter 13: Chaos Tree

Oleh: Polar Muttaqin

Pohon Kaos segera membenahi barisannya dan memanggil para pengguna tumbuk lada untuk memantrakan perisai sihir mereka. Banyak dari para Uhndak yang telah gugur karena serangan mendadak anggota Guild namun jumlah mereka masih tetaplah solid.

Makhluk-makhluk kerdil itu kembali berbaris, hanya saja kini mereka dilindungi oleh perisai-perisai Kaos. Mereka juga mulai mengembalikan serangan ke Tembok Utara dengan panah, misil dan artileri.

Udara mulai dipenuhi oleh proyektil yang saling bertanya jawab. Sementara itu di bawah mereka menggenang lautan darah merah, bersama mayat dan serpihan tubuh dari para Uhndak yang sebelumnya terbantai.

"Mang, aku inget perisai sihir yang kita lawan di benteng pantai itu kuat, tapi kok rasanya ini jauh lebih parah lagi ya." Oceh Devan.