webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
413 Chs

Chapter 10: Unpleasant Surprise

Oleh: Manggala Kaukseya

Setelah percakapan kami dengan Nyonya Austra, kami segera beranjak kembali ke markas. Karena ya… seaman-amannya tempat ini, kalau tiba-tiba para Taanji berkumpul kami tak akan bisa keluar.

Perjalanan pulang kami untungnya tidak separah saat pergi tadi. Tentu, memang terdapat banyak Taanji sepanjang jalan, namun kami bisa kembali sebelum mentari terbenam.

"Menurut kalian 'tak lama lagi' itu seberapa lama?"

"Tak tahu, tapi yang jelas, kita harus secepat mungkin melapor pada Hebi agar ia bisa menyebarkan berita ini pada tiap anggota tim di sini."

Kami langsung bergerak menuju gedung cabang untuk mencari si Melati. Tapi bahkan sebelum kami sempat memasuki gedung itu, kami sudah terlebih dahulu menemukan dirinya.

Hebi sedang duduk di atas kursi kayu di depan dapur, mematung, dengan senyum lebar terpasang diwajahnya, dan matanya tampak kosong seakan pikirinnya tengah melayang-layang.

"Bi! Hebi!" Ia benar-benar terlepas dari realita.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com