webnovel

Seal Released

Ryo kalang kabut dan membenahi perlengkapannya untuk kemungkinan terburuk. Tak lupa ia membungkus pedang ayahnya.

[Portal level D akan segera terbuka, Badai Awan Magnetik akan terbentuk, warga segera mengungsi ke bunker terdekat.]

Pemberitahuan dari suara A.I itu terus terdengar berulang-ulang dan terdengar diseluruh kota. Pasukan garda penyelamat mengatur para warga memasuki bunker dengan teratur.

Angin berhembus sangat kencang ketika Ryo keluar dari apartemennya, awan hitam pekat mulai terbentuk di atas langit, bergulung-gulung melingkar seperti membentuk sebuah lorong raksasa, yang menghubungkan bumi dan luar angkasa. Pemandangan mengerikan itu seolah-seolah membuat langit akan runtuh di atas kepala manusia.

Sesaat kemudian suara guntur menggelegar sangat keras, kilat menyambar-nyambar dengan ganas, membuat warga panik. Terlihat para personel angkatan darat telah datang dan dengan susah payah mengatur warga yang kalangkabut.

Kumparan awan bermuatan ratusan juta volt itu, tak ubahnya sebuah lilitan kawat tembaga yang di aliri listrik, dan portal ditengahnya sebagai konduktornya, menarik semua benda yang terbuat dari logam dengan sangat kuat.

Melihat hal itu, Ryo reflek memegang erat pedang yang ia bungkus dengan kain hitam, tapi ia sama sekali tidak merasakan daya tarikan magnetik terhadap pedangnya.

"Tidak ditarik?! Jangan bilang kalau pedang ini pedang palsu dari plastik!" Ryo semakin frustrasi dengan pedang tumpul itu.

Belum juga sembuh dari rasa kecewa atas pedang warisannya, sesuatu muncul dari dalam portal dan mendarat ke tanah dengan kecepatan seperti meteor jatuh, ia pun mengumpat penuh rasa putus asa.

Boom!!!

Tanah bergetar hebat disusul oleh auman sangat keras yang mampu menimbulkan gelombang kejut yang memecahkan kaca. Manusia malang yang langsung terkena gelombang kuat itu, lansung tumbang. Tidak terkecuali Ryo, telinganya berdenging hingga ia sulit untuk berdiri.

Melihat hal ini Ryo dan orang orang disekitar langsung ketakutan dan berlari dengan sekuat tenaga menuju bunker terdekat sambil menghindari benda-benda yang terangkat ke udara, mobil perlahan di pinggir jalan perlahan terseret, benda-benda yang lebih ringan sudah berputar di udara membentuk topan sampah yang semakin lama membesar.

Kejadian ini membuat para pasukan yang seblumnya hanya datang untuk mengungsikan warga menajdi panik.

"Di sini Alpha Team, Abyssals Creatures mendarat di tengah jalan, segera kirim bantuan, akhhh!!!" suara radio terputus begitu saja, para personel sangat familiar dengan suara rekan mereka yang tercekik diradio menandakan rekan mereka sudah mati.

"Sialan!" umpat komandan operasi mengenakan topi beret dengan 2 bintang. Satu monster level D dengan perlengkapan seadanya tentu sebuah bunuh diri jika mengirim bantuan.

Perlahan Abyssal Creatures menampakan diri dari balik asap, matanya merah menyala dengan hembusan dari hidungnya dapat terlihat dengan jelas, ia meloncat ke udara, membumbung tinggi seperti terbang dengan bebas, dentuman keras kembali terdengar ketika ia mendarat tidak jauh di depan Ryo.

Bammm!!

Para tentara yang mencoba menghalau monster itu terpental dengan mudah dengan sekali pukulan. Bahkan monster itu ikut mementalkan sekelompok kelua anak kecil hingga menabrak tembok dan jatuh tidak sadarkan diri

Melihat kondisi yang menyeramkan ini dan kondisi ornag ornag disekitar, Ryo yang juga ikut terjatuh karena gelombang itu kembali berdiri, sebuah emosi yang sepertinya sudah lama terpendam menerobos keluar membawa kemarahan

"Thats enough!!"

Ryo berteriak ke arah monster di depannya, rasa marah, kesal, takut, bercampur menjadi satu. Ia mengacungkan pedangnya, ke arah makhluk bengis bertubuh tinggi besar dan bersisik tebal itu.

Pada saat ini sebuah suara tiba-tiba terdengar di dalam benaknya.

[The Heir is in danger, release the Seal]

Seketika ia menyadari bahwa suara itu berasal dari pedang yang dia pegang..

[Release the Seal! Right Now!]

Suara pedang itu menggema keras di pikiran Ryo saat itu hingga kepalanya pusing

Lakukan atau mati, hanya itu yang ada di pikiran Ryo. Ia tak bergeming sedikitpun memegang erat gagang pedangnya, namun kata kata dari pedang itu seperti bergema di kepalanya dan anehnya ia bisa merasakan aliran energi asing dari pedang itu.

Seakan menjawab keinginan dirinya, pedang itu mengeluarkan aura hitam pekat menyelubungi seluruh tubuh Ryo.

"Release!"

Tangan dan pikiran Ryo seperti dituntun oleh energi hitam pedangnya, ia mengayunkan pedangnya sekuat tenaga secara horizontal dan gelombang hitam itu menerjang monster yang berada di depannya

Bammm!!

Monter itu terkena serangan telak dan tumbang seketika dengan perut yang berceceran cairan hijau menjijikkan.

Bukan hanya itu, gelombang hitam yang Ryo keluarkan juga berhasil menetralkan Anomali Dimensi yang sudah merebak ke area sekitar

Hal ini pun juga membuat Ryo bisa merasakan hal di sekitarnya, bahkan ia bisa merasakan energi kuat sedang melintas di udara dengan kecepatan tinggi.

Namun belum ia dapat mengidentifikasi energi tersebut, tubuh Ryo terasa sangat lemas dan ia pun tersungkur, berusaha untuk tetap sadar.

"Kebangkitan seorang Rifter!"

Teriak seseorang ketika melihat kekuatan Ryo yang terbangkitkan.

Tidak disadarkan ornag ronag disekitar ikut cheering keberhasilan Ryo menjatuhkan mosnter itu. Para tentara pun ikut tertegun melihat keberanian Ryo.

Namun mereka kemudian terhentak mendengarkan teriakan

"Jangan cuma bengong saja! Serang monster itu! CEPAT!" pekik sang komandan pasukan.

Para tentara segera berlari mendekat dan emnembaki monster yng sudah jatuh itu, bahkan dua buah Tank telah datang dan dengan amunisi berhulu ledak tinggi menembak sang monster,

"TEMBAK TEMBAK!!!" teriak para serdadu.

BOOM!

Tembakan meriam tank mengenai monster itu dan kembali melukai sang monster. Tanpa membuang waktu, para tentara ikut maju dan menyerbu monster itu tanpa ampun.

Dengan pandangan yang kabur Ryo melihat monster itu terpojok. Darah berwarna hijau kental berhamburan dari tubuhnya, setiap peluru menembus tubuh monster itu hingga terluka sangat parah. Monster itu berhasil ditaklukan, para tentara bersorak sorai atas kemenangan mereka.

Tetapi itu semua belum berakhir, portal belum tertutup.

Tiba tiba raungan memekakan telinga kembali terdengar dari dalam portal, semua orang tidak bisa bergerak karena tekanan energi yang sangat kuat.

Satu objek melesat bagai meteor dari dalam portal Dan menghujam sebuah Tank hingga remuk.

Tubuh monster itu tidak lebih besar tetapi berjalan lebih tegap dan mengeluarkan aura hitam mengerikan. Dengan membawa tombak trisula berwarna perak di tangan kanannya, ia menebas apapun yang ada di depannya.

"Manusia! Kau harus ikut denganku, hidup atau mati," ucapnya dengan suara menggema di udara dan menunjuk ke arah Ryo.

Para tentara segera melepaskan tembakan dari atas kendaraan tempur, namun monster itu bahkan tidak tergores. Kulit bersisiknya bagai baju zirah yang keras.

"Kalian membuang waktuku," dia segera melompat ke tengah konvoi kendaraan tempur itu dan mendobrak garis pertahaan pasukan dalam sekejap.

Mereka semua paham, tanpa bantuan Rifter tingkat tinggi, mahluk ini tak bisa dihentikan. Semuanya kehilangan harapan mereka.

Ryo memegang pedangnya erat-erat bersiap untuk kembali bertarung, walau ia tahu tenaganya tidak tersisa banyak. Wajah putus asa para tentara biasa membuatnya sedikit iba dan memilih berdiri kokoh.

BOOM BOOM BOOM!!!!!

Di tengah keputusasaan itu, suara pesawat jet berdengung keras di langit, menembakan lusinan roket yang melesat dengan kecepatan melebihi suara dan menghantam punggung Abyssals Creatures hingga terluka cukup parah.

Namun, monster itu justru semakin ganas dan mengeluarkan tekanan energi hingga membuat aspaal yang ia pijak remuk.