webnovel

Hasil Yang Bikin Cengengesan

Jadi ketika pak Galih datang untuk meminta keringanan, semuanya jelas sia-sia. Pak Satya jelas-jelas banget berharap supaya pak Galih wanprestasi agar impian memiliki sebuah minimarket bisa diwujudkan. Akibatnya pak Galih jadi pulang dengan tangan hampa. Wajahnya ketekuk, sedih, dan hampir aja nangis.

Waktu orang itu pergi, Panji datang. Mereka sempat papasan walaupun nggak keluarin sepatah katapun.

“Kenapa dia pak? Mukanya ditekuk gitu.”

“Biasa lah, orang mau minjem duit.” Pak Satya mulai kembali menghitung lembaran uang.

“Bapak kasih?”

“Nggak lah. Dia mau pinjem tapi kan dia belum nelunasin pinjaman sebelumnyah.”

“Ohhh. Jadi itu yang bikin bapak belum mau pinjemin?” Panji membaringkan tubuh di kursi.

Pak Satya tidak menjawab karena asyik menghitung lembaran uang yang masuk.

“Pak, saldo di ATM tinggal dikit. Isiin lagi dong.”

Jidat pak Satya mengkerut. “Masa’ sih seminggu udah abis? Satu juta lebih kan yang bapak kirim.”

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com