Dor!
Serangan balasan dilepaskan. Storm tidak tahu siapa orang yang menyerangnya, bisa jadi mereka dari kelompok Nadir atau mungkin bisa dari kelompok orang lain.
"Sialan!" Storm terus mengumpat. Ia tidak bisa fokus, ada dua hal yang mengusiknya. Pertama, ia harus memerhatikan keselamatan Vanessa. Dan kedua, ia harus fokus dengan jalanan di depannya, atau jika tidak, bisa jadi nyawanya dan Vanessa yang menghilang.
"Vanessa!" panggil Storm.
Jalan satu-satunya yang ia miliki adalah membuat wanita itu segera sadar. Tetapi bagaimana bisa?
Netra Vanessa memejam rapat-rapat, tubuhnya sangat lemas seolah dia adalah mahluk tak bertulang belakang.
"Oh shit! Apa kau serius Vanessa?!" Storm menggigit bibirnya.
Vanessa yang tak sadar itu tampak lelap dalam dunianya sendiri, tak paham dengan situasi saat ini.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com