"Maafkan aku," Nadir mengecup kening istrinya untuk yang terakhir kalinya.
Wanita itu terlelap dalam tidur panjangnya, ia tidak akan terbangun lagi. Dan semua rasa sakit juga penderitaan yang ia alami akan hilang.
Sebuah keputusan yang sangat berat telah dibuat oleh Nadir. Merelakan istrinya pergi untuk selamanya. Meski ia tak ingin berpisah dengan cara seperti itu, tetapi ia tak memiliki pilihan lain.
Akhir-akhir ini, istrinya selalu melakukan percobaan bunuh diri, mulai dari melukai pergelangan tangan, sampai hendak melompat dari lantai 3 rumahnya. Nadir tak sanggup melihat itu semua, sampai akhirnya ia mengambil nyawa istrinya sendiri.
"Bawa dia pergi," titah Nadir seraya membalikkan tubuhnya, ia tak sanggup melihat peti mayat itu lagi.
Ini adalah acara pemakaman yang kedua yang ia lakukan dalam waktu yang berdekatan.
Ia tak memiliki kekuatan untuk menemani istrinya sampai ke tempat peristirahatan terakhir.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com