BERKESEMPATAN BERAKTING DI SERIAL TERKENAL BERSAMA MARTINA ...
Manajerku menjelaskan semuanya apa yang terjadi dan memang aku sebenarnya mempunyai keturunan mafia,
"Apa anda merasa kami turut campur dalam segala keputusan di final nasional kematin ?" tanya Mba Rose.
"Tentu sajs tidak! kami sendiri baru tahu sekarang !" jawab ketua organisasi.
"Kalau begitu kenapa risau dengan pemberitaan itu? asal tahu saja ya Anjelina sudah mengikuti Miss Little sejak berumur 10 tahun dan langsung juara, setelah itu dia tidak ikut lagi sampai dia mendaftarkan diri di Miss Teen Las Vegas tanpa mencantumkan nama opanya yang seorang mafia! justru dia memakai nama keluarga papanya! walau itu ada sebenarnya, hanya terlalu panjang! dan apa selama ini keluarganya turut camput dalam kemenangannya? tidak, dia berusaha sendiri sampai ke tahap ini! dan kalian tahu sendiri kami selalu bekerja sama dengan anda dengan segala kegiatan! dan dia tak mengeluh serts selalu melaksanakan semuanya dengan baik !" jelas.mba Rosa. Ketua mengangguk.
"Ya, kami mengerti! hanya ingin mengetahui apa itu benar atau tidak saja kok! dan sejauh ini semua baik-baik saja !" jawab ketua organisasi Miss Teen.
Mba Rose mengatakan semua berita itu muncul dari sekolahku sekarang. Ketika pihak organisasi meminta aku pindah ke sekolah lainnya. Mba Rose menolak.
"Anda masih ingat insiden beberapa waktu lalu ?" mba Rose kemudian mengeluarkan ponsel memperlihatkan videoku menyiram air ke seseorang.
"Tentu saja !" jawab mereka.
"Jadi dimana pun dia bersekolah, insiden itu akan terus berlanjut! bukan karena salahnya, hanya banyak orang yang iri dan tidak suka! tidak semua orang suka kita kan? karena banyak alasan! padahal Anjelina sejauh ini tidak pernaj macam-macam! walau itu terjadi, hanys karena adalah pembelaan saja! sama seperti sekarang, dan mereka selalu mencari-cari alasan untuk menjatuhkannya! dan pasti dia tak akan membiarkannya !" jawab mba Rosa,
"Lalu insiden produk brand yang di gunakannya yang selalu exklusif ?" tanya ketua.
"Begini saja! kalau ini pelanggaran produk sponsor! berikan list barang yang boleh atau tidak digunakannya sehari-hari kepada kami dan biar nanti kami ubah !" ujar Mba Rose, tapi ketua membolehkan, hanya kenapa menjadi heboh ?
"Itu karena dia publik figure! semua kini tahu bahwa dia Miss Teen! apa pun outfitnya selalu menjadi pusat perhatian! dan aku dengar kontrak dengan produsen minuman akan di perpanjang ?" tanya mba Rose, mereka mengangguk.
"Betul !" jawab ketua. Akhirnya mba Rose menceritskan sedikit kenapa aku selalu memakai produk keluaran baru dan khusus. Ketua organisasi terkejut tak percaya.
"Anda boleh percaya atau tidak! omanya Anjelina yaitu Madame Ana bukan orang sembarangan dia penyihir hebat, dan juga tabib terkenal sehingga dia bisa bekerja sama dengan negara di sini atau pun di dunia sihir! salah satumya adalah Agrabah, dia negara terkaya di dunia sihir !" jelas mba Rose. Dia pun juga menjelaskan semuanya. Ketua organisasi pun tertegun dan menyangka dengan latar belakangku yang bukan sembarangan.
Masalahku akhir selesai. Lalu di sekolah? masih kayanya sih ... ha ...ha ...! tapi aku santai saja. Semua melirikku karena sekarang hari pakaian bebas. Mereka melirik ke arahku yang memang badanku agak sedikit tinggi dari mereka. Dan karena hari pakaian bebas maka aku merubah diriku tidak menggunakan kaca mata. Baru kali ini aku seperti ini, hanya ingin tahu reaksinya seperti apa.
Dan ... semua orang menatapku tak berkedip, aku terlihat cantik dan anggun. Para cowok pun tanpa sadar bersiul melihat perubahanku. Sedangkan para anggota Cheerleader berada tersaingi dengan keberadaanku. Rupanya aura Miss Teen ku terlihat jelas. Dan membuat yang lain iri.
"Anjelina !" seru Willam menyapaku.
"William !" kataku tersenyum.
"Lo, cantik sekali !" pujinya, aku tersenyum.
"Kamu juga semakin ganteng William !" aku menggodanya dengan memeluk lehernya, mukanya langsung memerah. Semua menatap kami semua.
"Ah lo, bisa saja !" katanya malu.
"Terima kasih ya !" kataku, kemudian mencium pipinya. Dan aku melepas pelukan kemudian pergi masuk ke kelas.
Tugas kemarin pun di bagikan, ibu guru pun juga memberitahu nilainya. Semua terkejut ketika dia mengatakan nilaiku yang paling bagus. Untuk menguji bahwa nilaiku bagus bukan karena aku Miss Teen atau gosip bahwa aku keluarga mafia yang bisa melakukan apa pun, dia memberikan soal untuk aku kerjakan di papan tulis. Aku tak keberatan dan maju ke depan untuk menyelesaikan tugas itu.
Dan ketika selesai aku di minta menjelaskannya. Bu guru menatap yang lainnya, apa jawabanku benar atau ada yang menganggapnya salah, maka di persilahkan untuk menulis jawabannya di samping jawabanku, nanti dinilai. Tapi semua diam artinya memang benar.
"Bagus Anjelina! silahkan duduk !" pintanya aku mengangguk.
Dan bukan hanya aku, tapi yang lain pun sama. Sampai murid yang nilainya paling rendah pun di minta ke depan agar mendapat tambahan. Yaitu ternyata salah satu anggota Cheerleader dan Football. Semua tersenyum ketika mereka berdua tidak bisa mengerjakan tugasnya dengan baik.
"Kalau begini caranya! aku akan rekomendasikan! siapa pun yang nilainya jelek tidak boleh ikut kegiatan apa pun! kalian ini yang utama, adalah belajar! sedang yang lain itu hanya extra kulikuler atau tambahan! kalian itu dan lainnya sudah sering seperti ini! bukan hanya aku, tapi guru yang lainnya juga! maka kami akan melakukan tindakan keras! bila ingin nilai bagus! belajarlah, kami tak mau tahu, bagaimana caranya agar nilai merah menjadi biru! dan kedua, kegiatan itu tidak menjamin kalian bisa lulus atau masuk universitas yang kalian inginkan !" ucap bu guru tegas. Semua terdiam.
Dan kemudian Gossip girl pun memposting pernyataan ibu guru ini dan menjadi heboh. Tapi tidak semua hanya mereka tertentu saja, siapa lagi kalau para pemain Football dan Cheerleader. Dan benar saja kepala sekolah pun mengeluarkan kebijakan, siapa pun itu yang ikut extra kulikuler harus punya nilai minimal 6 maksimal 7 atau lebih asal tidak merah. Bila yang nilainya rendah harus meminta izin kepada guru bersangkutan untuk apa pun, entah tugas PR atau membuat makalah.
Tapi lagi-lagi mereka menyalahkanku atas semuanya. Tapi entah yang lain, kelihatan mulai berubah tidak 100 persen lagi mendukung apa pun yang mereka katakan. Toh mereka tahu terutama di kelasku siapa aku. Bahwa aku pintar bukan karena statusku. Aku juga jarang bertemu Martina, karena selain beda sekolah. Kami pun mempunyai program yang berbeda pula. Katanya sih antara Miss Universe dan Miss World sudah beda manajemennya tapi tetap satu organisasi. Jadi kami harus berlatih agar memenuhi standar yang di inginkan oleh mereka, walau begitu kita berdua sering telponan dan saling mengobrol serta bercerita apa pun itu.
Tapi kami selalu mendapat proyek bersama, dari model, foto majalah atau juga bintang iklan. Kami selalu bertemu di studio iklan yang sama. Seperti saat ini, Martina sedang syuting iklan pakaian, sedang aku iklan makanan. Kami puni berpelukan dan bercerita di sela-sela syuting. Aku agak tertegun dengan perubahan Martina, aku selalu mengirimkan jus, yang aku berikan tempo hari. Dia semakin cantik.
------------------------------
"Kamu semakin cantik saja !" pujiku.
"Justru kamu, yang lebih cantik dari aku !" jawabnya.
"Bagaimana sekolahmu ?" tanyaku di sela-sela istirahat syuting iklan.
"Baik, semua menerimaku! dan kebetulan tahun ini akan lulus !" katanya. Ya aku dan dia beda setahun unurnya. Dia ingin mengambil kuliah jurusan bisnis atau hukum di sebuah universitas bila lulus nanti. Jadi ketika Miss Universe berlangsung dia mungkin sudah kuliah.
"Aku tak perlu lagi melakukan pertemanan! karena fokusku sekarang lebih ke karier saja dan juga Miss Universe !" katanya, aku mengangguk mengerti.
"Jangan terlalu di forsir Martina, di bawa santai saja! kenapa? karena bila terlalu berlebihan maka akan sakit hati bila tak mencapai tujuan yang kamu harapkan! memang usaha tak mengkhianati hasil, tapi tetap menerima bahwa kamu sudah berusaha bila gagal !" kataku, dia mengangguk.
"Maaf, aku menasehatimu !" kataku dia menggeleng kepala.
"Tidak, Anjelina! aku harus belajar banyak darimu !" katanya dan memelukku. Syuting pun di lanjutkan, tak lama aku sudah selesai dan pamitan kepada krunya. Tapi Martina kok belum selesai ?
Aku mengintip, aku tertegun. Ternyata ada beberapa adegan yang selalu di ulang. Martina pun sudah terlihat agak lelah.
"Ada apa ?" tanyaku, aku tahu pasti ada masalah.
"Nenekku masuk rumah sakit !" katanya dan menceritakan, dia jatuh dari kamar mandi, barusan.
"Biar aku urus, kamu fokus ke iklan saja ya ?" kataku, sambil memberikan minuman untuk menenangkannya dan dia menarik nafas panjang. Aku menelpon mamanya untuk di bawa ke rumah sakit omaku. Dia tertegun karena itu rumah sakit mahal. Aku jelaskan bahwa memang ada khusus seperti itu, ada juga yang tidak.
"Percayalah, pada saya tante !" kataku, aku pun menghubungi staf rumah sakit dan dia akan membawa ambulan ke rumah sakit sementara dan membawa ke rumah sakit milik omaku. Akhirnya syuting pun Martina selesai. Setelah itu, aku dan Martina pun menuju rumah sakit omaku.
Disana kami di tunggu staf rumah sakit, dia mengatakan nenek Martina sudah di tangani dengan baik. Keadaan sudah agak membaik dan sadar. Aku pun mengangguk dan bersyukur begitu pun Martina, yang menghapus air matanya. Dan kami di bawa ke VIP room yang seperti apartemen di dalamnya. Jadi bagi keluarga yang ingin menemani di sediakan kamar khusus. Lengkap dengan kamar mandi dan lainnya.
Ada juga perawat yang mengawasi 24 jam pasiennya. Martina memeluk mamanya, ada ke dua adiknya yang ikut juga. Untunglah walau kamarnya sebagus ini tak perlu membayar mahal. Walau Martina mengatakan berapa pun biayanya akan di tanggung olehnya. Ya, Martina memang sangat dekat dengan neneknya. Dia yang yang mengurus Martina serta adik-adiknya ketika mamanya bekerja.
Setelah itu barulah Martina memeluk neneknya, dia meminta maaf karena telah membuatnya khawatir. Martina menggeleng kepala dan mengatakan memang sempat khawatir. Dokter pun datang dan menjelaskan kondisi penyakitnya dan mereka akan berusaha mengobatinya.
"Apa perlu di operasi ?" tanya mamanya Martina khawatir.
"Tidak perlu! karena aliran darah ke otak sudah lancar !" jawab Dokter dan kemudian menunjukan hasil ronsen. Mama dan Martina bersyukur kemudian berpelukan, dan menyerahkan semuanya kepada Dokter, setelah itu pamitan. Neneknya sedang tidur, aku mengajak mereka makan, dan jangan khawatir ada suster yang berjaga 24 jam. Akhirnya semua setuju.
Aku membawa ke lantai 5 untuk makan. Disana ada pertemuan antara rumah sakit biasa dan VIP. Aku menjelaskan semuanya tentang fasilitas yang ada disini. Mereka sangat berterima kasih atas bantuan yang di berikan olehku.
"Terima kasih, kamu sudah banyak membantu kami semuanya !" ucap mamanya Martina kepadaku.
"Engga, apa-apa tante! aku dan Martina kan berteman! dan sudah selayaknya tolong menolong !" jawabku, sambil makan malam. Setelah itu aku dan Mamanya pulang dahulu ke apartemen untuk membawa ganti baju. Martina yang akan menemani neneknya.
Sesampainya di apartemen mamanya sibuk membereskan baju ke koper. Aku turut membantu juga. Setelah itu kembali ke rumah sakit. Martina mengatakan neneknya masih tidur pulas. Aku pun menunjukan fasilitas yang ada di kamar ini.
"Kalian tak perlu mencuci, cukup masukan baju kotor kalian di sini !" tunjukku ke arah sebuah kotak. Dan mencontohkannya, semua tertegun. Ada kulkas kecil lemari pakaian dan lainnya, di kamar mandi sudah ada sabun. Jadi di kamar ini satu tempat tidur cukup lebar bisa dua atau tiga orang.
Dan setelah itu aku pamitan pulang, dan aku kembali ke rumah. Neneknya di rawat hanya seminggu saja setelah itu boleh pulang, karena sudah sehat kembali. Aku senang sekali dan bersyukur. Beberapa waktu kemudian aku mendapat kesempatan bermain drama televisi atau opera sabun terkenal di Amerika. Dan bukan hanya aku tapi juga Martina. Dan kami setuju.
Maka kami pun terbang ke LA atau Los Angeles menuju Hollywood. Pusat perfilman dunia. Sebenarnya di sini juga ada Studio Film dan Musik milik pamanku. Dia seorang produser film dan juga musik. Aku dan Martina menuju studio besar yang memproduksi Film dan Televisi juga.
Kami bertemu sutradara, dan mereka akan memberika 5 episode untuk bermain di serial ini, tentu kami adalah bintang tamu dan figuran. Jadi tak akan lama. Kami akan menjadi teman dari pemeran utamanya. Ceritanya kami datang ke acara pernikahan dan tentu saja akan ada dramanya. Aku dan Martina menerima skenario ternyata hanya tiga lembar saja dan itu untuk 5 episode !
Aku dan Martina bersungguh-sungguh untuk membacanya dan memahami karakternya, walau tidak penting tetap harus di pelajari dengan baik. Sang Sutradara tak bisa melatih kami, hanya memberikan clue bahwa kami teman pemeran utama saja.
Keesokan paginya kami datang pagi, tapi ternyata baru syuting sore harinya. Dan itu pun tanpa dialog kami baru berangkat naik pesawat yang ternyata bersama musuh si pemeran utama, hanya itu. Setelah itu ya sudah selesai. Kami saling pandang. Oke ...
Ketika kami hendak pergi, aku melihat pamanku. Tapi aku putuskan tak menyapanya, ya takut terjadi apa-apa. Lain halnya bila pamanku yang menyapa. Dan ...
"Anjelina !" serunya dia sedang iseng melihat syuting serial ini.
"Paman Geovani apa kabar !" kataku kami berpelukan, dia bertubuh gemuk. Sebenarnya ada dua orang dan mereka adik kakak dan satunya paman Gergori.
"Sedang apa kamu disini ?" tanyanya dan semua menatapku.
"Syuting paman! aku dan Martina ada proyek mencoba berakting dan ini kesempatan dari Miss Teen !" jawabku.
"Oh benarkah? kok engga bilang kalau mau datang ?" katanya heran.
"Anu, paman !" kataku, tapi tak lama aku di perkenalkan kepada semuanya.
---------------------
"Dia ini adalah keponakanku Anjelina dia seorang Miss Teen loh !" katanya.
"Paman aku ini hanya juara satu! sedang yang Miss Teennya adalah Martina !" sambil menunjuk ke arah temanku.
"Oh ... ha ... ha ! yang penting kan Miss Teen juga! ayo ikut paman! ladies ...!" ajaknya dan aku serta Martina tidak keberatan dengan itu. Karena sudah sore kami di ajak ke rumahnya di kawasan elit hollywood. Dan itu sangat besar dan luas. Di rumahnya aku bertemu bibiku yang tampak cantik dan juga saudara sepupuku yang paling bungsu. Sementara dua lainnya sudah menikah satu dengan seorang aktor terkenal dan lainnya dengan produser musik.
"Anjelina, sayang! apa kabar !" kami pun berpelukan.
"Baik bibi !" jawabku. Dan dia bertanya sedang apa di Hollywood. Aku menceritakannya.
"Lalu kenapa engga menghubungi kami ?" tanya bibiku, aku pun mengatakan alasannya. Martina hanya diam saja.
"Dasar ya kamu! padahal, cuek aja lagi! toh kamu kan punya keluarga berbeda! tentu saja itu kesempatan yang tak mungkin datang dua kali! padahal dulu kamu di tawari mau main film engga mau !" ujar bibiku.
"Itu karena belum siap saja! he .. he ..!" kataku tertawa.
Bersambung ....