webnovel

ANDROMEDA [JJK]

Soora tidak bisa menahan tangisnya, hatinya terlanjur sangat sesak dirasakan. Ditambah dinginnya air hujan yang mengguyur tubuh Soora. "Berhenti! Ku bilang berhenti!" teriak Soora pada Jungkook yang berada didepannya beberapa meter darinya, "tolong biarkan aku bahagia, Jungkook!" lirihnya ditengah isak tangisnya. Jungkook terdiam melihat Soora yang terlihat begitu tersiksa menahan tangisnya. Jungkook menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak. Kau tidak boleh bahagia bersama pria lain, Noona. Kau hanya boleh bahagia bersamaku." ucap Jungkook. Hingga tubuhnya berusaha mendekat dengan Soora, kemudian memeluknya erat. "Aku sadar, aku tidak bisa melihatmu bahagia dengan pria lain" bisik Jungkook ditelinga Soora ditengah deras hujannya malam.

afsekartiaraaa · sci-fi
Zu wenig Bewertungen
5 Chs

두근두근 - Thump Thump

Seorang wanita yang sedang duduk diam di sebuah kedai kopi yang menjadi tempat kesukaannya dengan seorang pria. Sesekali pandangan matanya menatap keluar kaca, busan sedang diguyur hujan yang lumayan deras. Senyuman di bibirnya tidak hilang sedaritadi, sesekali bibirnya mengulum senyum mengingat pria yang sangat ia sukai. Walau waktu sudah berlalu hampir dua jam, wanita itu masih setia menunggu. Mantel tebal dan baju dalam berlapis dua tidak menutupi bahwa cuaca sekarang benar-benar sangat dingin walau di dalam kedai terdapat mesin penghangat.

"Shh," ringis Kang Soora menahan dingin. Kedua kakinya ia ketukkan beberapa kali ke lantai untuk menghilangkan bosan yang hampir melandanya. Tangan kanannya mengambil ponsel miliknya yang sedaritadi tidak ada kabar dari Jungkook. Ia tidak lupakan? batinnya bertanya.

Soora kembali melirik kado berukuran sedang yang berada di samping kursinya, ia tersenyum. Dua hari yang lalu Jeon Jungkook resmi berulang tahun yang ke duapuluh satu. Soora sangat ingin merayakan ulang tahun Jungkook, kekasihnya. Ia berencana ingin menyusulnya ke Seoul, tapi Jungkook melarangnya. Jungkook mengatakan bahwa ia yang akan datang ke Busan dua hari mendatang. Soora hanya mendengus pasrah bahwa ekspetasinya tidak berjalan dengan lancar.

Sekarang Jungkook sudah disibukkan dengan kegiatannya di Seoul. Semenjak umur tujuh belas tahun ia resmi menjadi traine salah satu agensi. Akan tetapi sampai saat ini, Soora belum mengetahui nama agensi yang menjadikan Jungkook traine.

"Kenapa kau tidak memberitahu?" tanya Soora merengut kesal. Jungkook yang melihat wajah kekasihnya yang terlihat kesal langsung tertawa karena terlihat sangat manis. Jungkook menangkup kedua pipi Soora agar menghadap kearahnya. Setelah kedua mata mereka bertemu, masih dengan wajah kesal Soora, Jungkook mengatakan, "Kau akan tahu setelah aku debut, Noona." Jawab Jungkook dengan senyumnya. Ya, Soora memang memiliki umur yang lebih tua dengan Jungkook. Tapi tidak berkemungkinan, Jungkook terlihat lebih dewasa secara fisik. Bagaimana tidak, tinggi badan Soora hanya sebatas leher Jungkook lalu dengan ukuran tubuh sangat kecil di banding tubuh Jungkook. Sehingga Jungkook dengan seenaknya memeluk, memangku, dan terkadang menggendong tubuh Soora dengan mudahnya.

Keduanya diam, hanyut dalam pikiran mereka sendiri. Pandangan mata mereka masih terus menelisik kedalam bola mata satu sama lain, mencoba saling mencintai keindahan mereka.

"Kumohon jangan kesal seperti itu padaku," keluh Jungkook sambil terus menekan kedua pipi Soora, hingga membuat bibir Soora maju. Soora memukul lengan Jungkook dengan keras membuat Jungkook mengadu kesakitan. "Noona, mengapa kau sangat jahat pada adikmu sendiri!" seru Jungkook asal sambil tangan satunya mengelus tangan kirinya yang dipukul keras oleh Soora.

"Ya! Apa? kau bilang adik?" tanya skartistik Soora sambil berkacak pinggang. Tubuh yang Soora tegakkan siap melawan Jungkook.

Jungkook melihat wajah kesal Soora, walaupun itu sama sekali tidak menakutkan untuk Jungkook. Jungkook tahu, Soora melakukan itu hanya sebatas candaan, begitupun dengan dirinya. "Jelas aku adikmu, kau sudah tua." Ledek Jungkook pada Soora. Bola mata Soora langsung membulat mendengar penuturan Jungkook. Ia memang sadar bahwa Soora lebih berumur dibanding Jungkook, tapi bisakah bocah itu tidak mengucapkan kata tua? Mengapa tidak Soora lebih dewasa dibandingkan Jungkook. Mungkin itu lebih baik untuk didengar.

"Wuah jebal! Padahal perbedaan umur kita hanya dua tahun." Ujar Soora sambil memutar kedua matanya, "dan kau bilang aku sudah tua?" lanjut Soora kembali menatap Jungkook yang sedang menatapnya dalam. Rasanya Jungkook benar-benar ingin tertawa melihat wajah kesal Soora. Tetapi wanita yang berada didepannya sangat terlihat menggemaskan saat Soora marah.

Jungkook mengangguk, bibirnya terkatup rapat, "Yah aku tahu," kata Jungkook tanpa menatap Soora. "Tapi kau tetap saja wanita tua dimataku." Lanjut Jungkook sambil menyenderkan tubuhnya dikursi taman. Dengan cepat Soora langsung memukul tubuh Jungkook dengan keras. Jungkook langsung terkejut dengan serangan tiba-tiba walau dia tahu hal itu akan terjadi. Jungkook akan mendapatakan pukulan telak dari Soora.

"Coba katakan sekali lagi?!" tantang Soora sambil terus memukuli tubuh Jungkook. Jungkook berusaha menghindari pukulan Soora, tetapi jaketnya terus-menerus ditarik Soora agar tidak bisa kemana-mana. Demi tuhan, bagaimana kekasihnya mempunyai kekuatan seperti badak, batin Jungkook.

Seorang wanita yang sedang duduk diam di sebuah kedai kopi yang menjadi tempat kesukaannya dengan seorang pria. Sesekali pandangan matanya menatap keluar kaca, busan sedang diguyur hujan yang lumayan deras. Senyuman di bibirnya tidak hilang sedaritadi, sesekali bibirnya mengulum senyum mengingat pria yang sangat ia sukai. Walau waktu sudah berlalu hampir dua jam, wanita itu masih setia menunggu. Mantel tebal dan baju dalam berlapis dua tidak menutupi bahwa cuaca sekarang benar-benar sangat dingin walau di dalam kedai terdapat mesin penghangat.

"Shh," ringis Kang Soora menahan dingin. Kedua kakinya ia ketukkan beberapa kali ke lantai untuk menghilangkan bosan yang hampir melandanya. Tangan kanannya mengambil ponsel miliknya yang sedaritadi tidak ada kabar dari Jungkook. Ia tidak lupakan? batinnya bertanya.

Soora kembali melirik kado berukuran sedang yang berada di samping kursinya, ia tersenyum. Dua hari yang lalu Jeon Jungkook resmi berulang tahun yang ke duapuluh satu. Soora sangat ingin merayakan ulang tahun Jungkook, kekasihnya. Ia berencana ingin menyusulnya ke Seoul, tapi Jungkook melarangnya. Jungkook mengatakan bahwa ia yang akan datang ke Busan dua hari mendatang. Soora hanya mendengus pasrah bahwa ekspetasinya tidak berjalan dengan lancar.

Sekarang Jungkook sudah disibukkan dengan kegiatannya di Seoul. Semenjak umur tujuh belas tahun ia resmi menjadi traine salah satu agensi. Akan tetapi sampai saat ini, Soora belum mengetahui nama agensi yang menjadikan Jungkook traine.

"Kenapa kau tidak memberitahu?" tanya Soora merengut kesal. Jungkook yang melihat wajah kekasihnya yang terlihat kesal langsung tertawa karena terlihat sangat manis. Jungkook menangkup kedua pipi Soora agar menghadap kearahnya. Setelah kedua mata mereka bertemu, masih dengan wajah kesal Soora, Jungkook mengatakan, "Kau akan tahu setelah aku debut, Noona." Jawab Jungkook dengan senyumnya. Ya, Soora memang memiliki umur yang lebih tua dengan Jungkook. Tapi tidak berkemungkinan, Jungkook terlihat lebih dewasa secara fisik. Bagaimana tidak, tinggi badan Soora hanya sebatas leher Jungkook lalu dengan ukuran tubuh sangat kecil di banding tubuh Jungkook. Sehingga Jungkook dengan seenaknya memeluk, memangku, dan terkadang menggendong tubuh Soora dengan mudahnya.

Keduanya diam, hanyut dalam pikiran mereka sendiri. Pandangan mata mereka masih terus menelisik kedalam bola mata satu sama lain, mencoba saling mencintai keindahan mereka.

"Kumohon jangan kesal seperti itu padaku," keluh Jungkook sambil terus menekan kedua pipi Soora, hingga membuat bibir Soora maju. Soora memukul lengan Jungkook dengan keras membuat Jungkook mengadu kesakitan. "Noona, mengapa kau sangat jahat pada adikmu sendiri!" seru Jungkook asal sambil tangan satunya mengelus tangan kirinya yang dipukul keras oleh Soora.

"Ya! Apa? kau bilang adik?" tanya skartistik Soora sambil berkacak pinggang. Tubuh yang Soora tegakkan siap melawan Jungkook.

Jungkook melihat wajah kesal Soora, walaupun itu sama sekali tidak menakutkan untuk Jungkook. Jungkook tahu, Soora melakukan itu hanya sebatas candaan, begitupun dengan dirinya. "Jelas aku adikmu, kau sudah tua." Ledek Jungkook pada Soora. Bola mata Soora langsung membulat mendengar penuturan Jungkook. Ia memang sadar bahwa Soora lebih berumur dibanding Jungkook, tapi bisakah bocah itu tidak mengucapkan kata tua? Mengapa tidak Soora lebih dewasa dibandingkan Jungkook. Mungkin itu lebih baik untuk didengar.

"Wuah jebal! Padahal perbedaan umur kita hanya dua tahun." Ujar Soora sambil memutar kedua matanya, "dan kau bilang aku sudah tua?" lanjut Soora kembali menatap Jungkook yang sedang menatapnya dalam. Rasanya Jungkook benar-benar ingin tertawa melihat wajah kesal Soora. Tetapi wanita yang berada didepannya sangat terlihat menggemaskan saat Soora marah.

Jungkook mengangguk, bibirnya terkatup rapat, "Yah aku tahu," kata Jungkook tanpa menatap Soora. "Tapi kau tetap saja wanita tua dimataku." Lanjut Jungkook sambil menyenderkan tubuhnya dikursi taman. Dengan cepat Soora langsung memukul tubuh Jungkook dengan keras. Jungkook langsung terkejut dengan serangan tiba-tiba walau dia tahu hal itu akan terjadi. Jungkook akan mendapatakan pukulan telak dari Soora.

"Coba katakan sekali lagi?!" tantang Soora sambil terus memukuli tubuh Jungkook. Jungkook berusaha menghindari pukulan Soora, tetapi jaketnya terus-menerus ditarik Soora agar tidak bisa kemana-mana. Demi tuhan, bagaimana kekasihnya mempunyai kekuatan seperti badak, batin Jungkook.

Setelah meredahkan tawanya, "Noona, walau kau lebih tua dariku, tetap saja kita seorang pria dan wanita" ujar Jungkook dengan kata-katanya yang tidak masuk akal. Tetapi dengan senyum miring Jungkook membuat semuanya terlihat jelas.

"YA! Jeon Jung-" baru saja Soora ingin melayangkan pukulan, dengan cepat Jungkook menahannya dan menyatukan bibirnya pada bibir Soora. Soora yang merasa terkejut dengan tindakan Jungkook, kedua bola matanya langsung membulat dengan sempurna. Tangannya langsung melemah yang berada pada genggaman Jungkook. Jungkook langsung menangkup kedua pipi Soora. Kedua mata Sooea mulai tertutup saat belaian bibir Jungkook mulai terasa di bibirnya.

Mungkin ini bukan pertama kalinya Jungkook menciumnya, tapi entah mengapa, ciuman Jungkook selalu berhasil membuat jantungnya terus berdebar. Jungkook selalu berhasil membuatnya merasa istimewa. "Kuharap Jungkook masih membuat debaran yang sama, walau hari sudah terhenti." Ucap Soora dalam hati.