webnovel

Ketakutan Aya

Dengan tanpa ragu Ara berjalan mendekati Aya yang menutup bagian atas tubuhnya yang belum sempat ia pakaikan pakaian.

Aya pun mulai melangkahkan kakinya mundur kebelakang secara perlahan. Ada rasa gugup dan takut yang menyelimutinya. Entah kenapa, akhir-akhir ini Aya merasa Ara semakin berubah.

Sesampainya Ara di hadapan Aya, ia membelai lembut pipi Aya. Bulu-bulu halus di tubuh Aya meremang. Jantungnya berdegup kencang. Mungkin terdengar oleh Ara, pikirnya.

'Sialan' batin Aya. 'Kenapa jadi seperti ini!' imbuhnya dalam hati.

Padahal beberapa lama ini ia mampu menghindari Ara dalam hal tubuhnya dan keintiman. Ia selalu bisa memprediksi waktu agar tidak tertangkap seperti saat ini.

Ara menatap liar ke wajah Aya dan turun ke lehernya. Tangannya pun ikut menuruni leher Aya dan terus turun ke bahunya. Aya semakin bergidik karena khawatir. Ia takut kalau harus berhubungan badan dengan Ara. Namun ia juga tidak mempunyai alasan untuk menolak apabila itu terjadi.

Ara tersenyum melihat bahu Aya yang terbuka. Lalu dengan tiba-tiba ia menarik penutup yang menutupi dada Aya dan melemparnya ke lantai. Aya terkesiap dan menutup dadanya dengan kedua tangannya.

'Uhh sialan, sialan, sialan.... Sudah kuduga akan begini.' Aya membatin dalam hati.

"Aku ingin melihatmu." Pinta Ara. Aya mengerutkan dahinya, bingung. Ara memegang kedua bahu Aya dan perlahan menurunkan tangan Aya.

Awalnya Aya spontan berkeras menutupi dadanya. Namun entah apa yang merasukinya, perlahan ia mengikuti arahan tangan Ara dengan menurunkan kedua tangannya.

Ara tersenyum melihat pemandangan dihadapannya. Terlihat tatapan matanya yang liar dan meminta lebih kepada Aya.

Aya bernafas dengan cepat dan tak beraturan. Ia sungguh merasa malu. Karena selama ini belum pernah ia melakukan hal seperti ini.

'Apalagi ini?' Kata Aya dalam hati. Karena tangan kanan Ara bergerak menuju dada kiri Aya. Dan benar saja, Ara memegang payudara kiri Aya.

Aya memejamkan matanya sembari mengepalkan kedua tangannya. Ia takut akan menghindar dan berteriak. Ia sekuat tenaga untuk bisa mengikuti kemauan Ara.

Ara mulai membelai payudara Aya dan ia berhenti di bekas luka yang membekas tepat di bawah payudara kiri Aya.

Aya membuka mata dan dengan ragu-ragu serta malu melihat apa yang terjadi. Ara menundukkan kepalanya untuk melihat lebih dekat bekas luka tersebut. Ia semakin tersenyum dan mengecup bekas luka tersebut.

Seperti yang diduga Ara, Aya kembali terkesiap dan menahan nafasnya karena terkejut. Sempat ia memundurkan langkahnya karena spontan untuk menghindar. Namun dengan cepat tangan kiri Ara memeluk pinggang Aya.

Sengaja Ara berlama-lama menciumi bekas luka tersebut, dengan maksud agar Aya merasa tidak nyaman. Dan ia berharap Aya akan merespon kemauannya. Disadarinya ketegangan pada tubub Aya. Ara hanya mampu menahan senyum.

Setelah Ara merasa cukup mempermainkan Aya, ia menyudahi kecupannya dan kembali berdiri menghadap Aya. Ia menatap Aya dengan tajam. Aya merasa salah tingkah karena ditatap seperti itu oleh Ara.

"Aku menginginkan anak." Katanya tanpa mengalihkan pandangannya dari Aya. Aya semakin panik dibuatnya.

'Mimpi apa aku semalam.' Kata Aya dalam hati.

Ara sadar melihat kepanikan Aya. Ia tersenyum tipis. "Aku ingin kamu mengandung anakku. Aku sudah tidak mau menunda-nunda lagi. Dan aku tidak mau mendengar apapun alasanmu untuk menolakku!" Katanya tegas dan sekali lagi sukses membuat Aya tidak bisa memprotes bicara Ara.

👫💓👫💓👫

Apakah Aya yang mengalami hilang ingatan atau memang waktu berlalu begitu saja, karena saat ini ia sudah berada di atas ranjang dengan Ara yang sudah selesai menelanjanginya.

Aya tidak habis pikir, kenapa ia bisa terhipnotis seperti ini.

Tadi saat Ara berkata meminta anak kepadanya, Aya masih berusaha merespon maksud dari pembicaraan Ara tersebut.

Tanpa diduganya, Ara telah mengangkatnya dan membawanya ke tempat tidur besar mereka. Ia membaringkan Aya di tengah-tengah tempat tidur dan membuang semua bantal serta selimut yang ada di atas tempat tidur tersebut.

Ia pun dengan sedikit paksa membuka pakaian yang masih menutupi bagian bawah Aya.

Aya hanya terdiam saat Ara menurunkan semua pakaian bawahnya sampai habis. Saat itulah ia baru sadar kalau ia sudah tanpa busana dan seakan-akan siap untuk melakukan hubungan badan dengan Ara.

Dilihatnya Ara membuka bajunya sendiri. Dengan kesempatan itu, ia langsung bangun, turun dari tempat tidur dan mengambil selimut tipis yang ada di lantai dan melesat lari ke arah kamar mandi.

Namun seperti sudah bisa ditebak oleh Ara apa yang akan dilakukan Aya, ia pun dengan cekatan menangkap tubuh Aya saat berlari menuju kamar mandi.

Belum sempat Aya meraih pegangan pintu kamar mandi, ia sudah dibopong oleh Ara kembali menuju tempat tidur.

"Lepaskan aku mas! Kalau enggak..." Katanya sambil berontak untuk melepaskan diri dari Ara.

"Kalau enggak, kenapa??" Tanya Ara sambil menertawakan Aya dan menaruhnya di tempat tidur dengan melemparnya.

*

*

@@@#@@@#@@@

Maaf ya readers, saya baru bisa update cerita. Beberapa minggu ini saya tidak mendapatkan ide untuk menulis. Sehingga sulit untuk menuangkan cerita lagi. Jadi saya usahakan mulai saat ini, saya kembali bisa menulis dengan ide-ide cerita menarik.

Terima kasih bagi yang tetap setia membaca dan menunggu cerita saya. Terima kasih pula bagi readers baru.

Salam

SiRA.

SiRAcreators' thoughts