Aku berlari ke sana kemari sambil berteriak, memanggil namanya. Namun Alvan tak lagi muncul, hatiku gelisah. Mengapa Alvan datang dengan segudang informasi yang masih kelabu.
"Argh...." aku langsung duduk, nafasku terengah-engah, ternyata pertemuanku dengan Alvan, bukan dalam lingkaran dunia nyata. Melainkan sebatas mimpi, namun ku yakin, itu tidak sekedar bunga tidur. Pasti ada alasan di balik itu semua.
Rasa sakit sangat terasa di perutku, ah sial. Sepertinya lukaku bermasalah, mungkin ini disebabkan karena aku yang langsung duduk saat terbangun tadi. Bajuku basah, bahkan punggungku juga terasa sakit.
"Ada apa kang?" aku menoleh, retina di mata menangkap bayangan wajah istriku. Dia terlihat sangat khawatir
"Tidak apa-apa Lun, akang cuma bermimpi saja" aku masih mencoba menormalkan nafas. Berusaha tenang, sepertinya lukaku terbuka.
"Mimpi apa kang?, kenapa sampai membuat akang seperti ini?" Aluna masih dalam status khawatir dan penasaran.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com