Aku segera kembali ke rumah sakit, setelah pergi ke pemakaman Rebecca. Rasa penasaran muncul di hati ini. Bagaimana kisah cinta antara suamiku dan Rebecca di masa lalu. Tak bisa ku bohongi, setiap berpikir tentang mantan kekasihnya bang Zaedan. Rasa cemburu pasti muncul. Namun aku tak mau terlalu menanggapi, biarkan saja. Toh bang Zaedan sudah menjadi suamiku.
Saat aku membuka pintu, aku terkejut dengan rasa tak percaya. Seorang pria tampan tengah duduk di atas kasur rumah sakit. Wajahnya tenang dengan tatapan hangat saat melihatku. Hal itu membuat hatiku juga ikut menghangat, pancaran matanya berhasil menembus hati ini.
Dia tersenyum, wajah pucat tidak membuat kadar ketampanannya berkurang. Hidung mancung, alis tebal, bulu mata lentik dengan tatapan tajam. Entah bagaimana, rasa serakah selalu ada, hati ini selalu ingin agar senyum bang Zaedan hanya ditujukan padaku. Bolehkah aku bersifat tamak mulai saat ini?.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com