webnovel

(17) : Kembalinya Arya

Suatu rumah sakit di Jakarta, seorang pria sedang tertidur dengan berbagai macam alat penunjang hidup yang melekat di tubuhnya, lalu seorang wanita paruhbaya datang,

"Kapan kau akan bangun putraku? Mama mohon bangunlah, kembalilah Arya," ujat wanita yang ternyata adalah Arin

Tiba tiba jari Arya bergerak,

"Rasti... Rasti... Rasti...," ujar Arya dengan mata masih terpenjam

Lalu mata Arya perlahan terbuka,

"Sayang kamu udah bangun," Arin

"Rasti, dimana Rasti Mah? Dan putra putraku, dimana dia?" Arya

"Kenapa kamu mencarinya, dia sudah tak memperdulikanmu, kamu tau kamu koma setahun saja dia tak perduli dan dia malah menganggapmu meninggal, dia mengambil semua hartamu, dia juga sudah menikah dengan musuh bebuyutanmu," Arin

"Rasti menikah dengan Raja," lirih Arya

"Kamu harus melupakannya, anggap saja dia udah mati," Arin

Arya terdiam.

><

1 bulan kemudian, Rasti memberikan suatu map ke Raja,

"Lihatlah ini," Rasti

Raja membaca isi map itu,

"Rasti ka-kau hamil," Raja

"Iya," Rasti

"Gugurkan bayi itu, jika kau hamil maka aku tak bisa menyentuhmu," Raja

"Apa yang kau katakan? Ini bayimu sendiri, kau mau menggugurkannya hanya untuk memuaskan nafsumu," Rasti

"Iya, sudah cukup ke-3 anakmu dan 1 anakku, aku gak mau mansion ini tambah berisik," Raja

"Kau jahat Raja, aku kira kau hanya buruk padaku, tapi kau juga buruk pada anak anak, aku menyesal menikah denganmu, Arya jauh lebih baik darimu, dia tak pernah jahat walau hanya pada anak anak aja, aku akui Arya memang yang terbaik," Rasti

Raja menampar Rasti hingga Rasti terjatuh namun beruntung Rasti masih bisa menahan tubuhnya, anak anak Rasti datang,

"Mama, Mama kenapa Ma?" Satya

"Papa apain Mama Rasti?" Yasha ke Raja

"Tanya aja sendiri pada Mama tirimu yang pembangkang. Rasti, ingat ini baik baik, sekali lagi kau membedakanku dengan orang itu, aku tak akan segan menyiksamu habis habisan," teriak Raja

Raja pergi, Devano lalu datang sambil membawa Wira,

"Mama kenapa Ma?" Devano

"Mama tak kenapa napa sayang, tenang ya, Satya-Yasha jangan nangis ya," Rasti

"Mama, maafin Yasha ya, Yasha seharusnya ngasih tau kalo itu tak baik, Mama kandung Yasha juga meninggal karena bertengkar dengan Papa saat kami sedang pergi jalan jalan, Mama sama Papa berantem gara gara Papa gak suka liat Mama ngobrol sama Om Arya waktu itu," Yasha

"Apa? Om Arya?" Rasti

"Iya, padahal saat itu Mama hanya menanyakan keadaan keluarga Om Arya yang juga kayak keluargaku, penuh keributan," Yasha

Rasti memeluk Yasha,

"Arya," bathin Rasti.

><

Malamnya, Raja baru saja memasuki kamar dan melihat Rasti sedang tiduran di ranjang,

"Kau sudah bersantay rupanya," Raja

Raja berdecak sebal karena Rasti mendiaminya, Raja pun masuk kamar mandi untuk membersihkan diri, saat Raja sudah selesai mandi lalu memakai baju tidur,

"Kau mengenal Arya sejak kapan?" Rasti

"SD," Raja

"Kalian teman atau musuh," Rasti

"Hanya teman bisnis, sisanya musuh, musuh bebuyutan," Raja

"Apa karena Vivi atau istrimu?" Rasti

"Tidak ada, kita dulu berteman baik tapi dia selalu mendapatkan pujian dan semua yang ia mau, ya bisa dikatakan aku iri, dia selalu menjadi pertama dan aku yang kedua," Raja

Rasti terdiam,

"Dan asal kau tau juga, pacarnya bukan hanya Vivi, tapi juga istriku dulu, dia juga yang telah merebut virginnya, dia dulu adalah maniak sex, kau pasti tidak tau hal itukan, tapi kau dengan beraninya mengatakan kalau dia memang yang terbaik, kau menyedihkan sekali sudah ditipu berulang kali tapi masih saja kau mencintainya," Raja

Rasti terdiam lagi, lalu Raja mendekat ke Rasti,

"Sudah kubilang aku tidak jahat, aku sebenarnya tidak mau menyakitimu, tapi setiap kau menyebut nama Arya dan Arya, aku menjadi kesal, maaf soal yang tadi ya, aku senang akan mendapatkan bayi darimu," Raja

Raja memeluk Rasti, Raja merasakan baju tidurnya masih terbasuh air mata Rasti.

><

Besok harinya, semua berkumpul untuk sarapan, Devano, Satya, maupun Yasha menunduk takut,

"Kenapa kalian gak makan?" Raja

Mereka menggeleng,

"Mereka masih takut denganmu," Rasti

Rasti mengelus kepala Wira, Raja pun tersenyum,

"Yasha, Devano, Wira, maafin Papa ya, Papa lagi stress sama pekerjaan makanya kemarin Papa marah marah. Hm sebagai tanda maaf bagaimana jika kita jalan jalan hari ini, kalian mau jalan jalan kemana?" Raja

Mereka kembali menggeleng,

"Aduh para Pangeran Mama kenapa diem aja sih, ayo jawab pertanyaan Papa kalian," Rasti

Mereka terdiam,

"Kok kesayangan Mama diem aja nih, ayo jawab, kapan lagi coba Papa punya waktu, kita bisa jalan jalan ke monas atau kemana gitu, kita nanti bisa beli banyak mainan," bujuk Rasti

"Aku mau lego," Devano

"Aku mau robot," Yasha

"Aku mau es krim," Wira

"Iya baiklah, kita akan beli semua yang kalian mau," Raja

"Tapi Papa gak akan marah lagi kan," Devano

"Tentu saja Dev, Papa janji tak akan marah marah didepan kalian," Raja

"Baiklah, kalau gitu kami akan bersiap," Yasha

"Habiskan sarapan kalian baru kalian bersiap," Rasti

"Baik Ma," jawab ke-3nya

Mereka melanjutkan sarapan mereka.

.

Siangnya mereka pergi ke sebuah mall untuk berbelanja,

"Wahhh Papa kita belanja banyak sekali," Satya

"Bagaimana kalian senang hm? Kalian sudah memaafkan Papa sepenuhnya?" Raja

"Hm iya," jawab ke-3nya

Tiba tiba Devano menarik natik kecil dress Rasti,

"Mama lihat ada Papa disana," rengek Devano

Devano menunjuk ke arah depan kanannya, saat yang bersamaan Rasti tak sengaja bertatap mata dengan Arya yang ternyata mengikuti mereka,

"Arya," bathin Rasti

"Papa? Papa kan ada disebelahmu sayang," Raja

"Ngak Pa, itu disana ada Papa Arya," Devano

"Arya?" Raja

Raja melihat ke arah yang ditunjuk Devano namun tak ada orang disana,

"Kamu salah lihat mungkin Dev," Raja

"Aku ngak mungkin salah mengenali Papa Arya," Devano

"Sudahlah Devano, kamu hanya salah lihat saja sayang," Rasti

"Tapi-" Devano

"Hah bagaimana sekarang kita makan pizza," ajak Rasti

"Ayo," Satya

Mereka pun pergi.

><

Malamnya saat sampai Mansion, anak anak langsung tidur karena kelelahan, setelah memberi susu dan menidurkan Wira, Rasti kembali kekamarnya, Rasti mengganti dressnya dengan dress tidur yang terbuat dari sutra,

"Rasti," Raja

"Hm?" Rasti

"Kau percaya jika Arya masih hidup," Raja

"Tidak, jika dia hidup maka dia pasti sudah menemuiku," Rasti

"Kau benar juga, oh ya aku besok ke swiss selama beberapa minggu, kau tak apa aku tinggal," Raja

"Iya," Rasti

Rasti tiduran, Raja lalu ikut tidur dan memeluk Rasti yang memunggunginya,

"Selamat tidur sayang," Raja

Raja mencium rambut belakang Rasti,

"Arya, apa kamu benar kembali? Kenapa kamu baru kembali setelah aku dimiliki oleh orang lain? Kembalinya Arya pasti akan membuat ini akan menyedihkan," bathin Rasti.