webnovel

Chapter 3: Pertemuan

Bipp... Bipp... Bipp...

Itu adalah suara alarmku yang artinya saat ini menunjukan pukul 05:00 pagi. Aku sudah bangun 5 menit sebelum alarm berbunyi karena aku memasang alarm hanya untuk jaga-jaga agar tidak bangun kesiangan.

Hari ini adalah seminggu sebelum semester kedua dimulai, yang artinya saat ini adalah liburan semester. Sepanjang liburan ini aku sama sekali tidak melakukan apa-apa selain streaming video di internet, membaca novel, menonton film, dan melakukan kebutuhan dasar sebagai manusia.

Aku berdiri lalu menuju ke dapur untuk pergi sarapan. Jarak dari kamar menuju dapur cukup dekat karena rumah ini termasuk ke rumah yang sangat sederhana dengan satu lantai. Setelah sarapan, aku berjalan menuju pintu depan berencana untuk pergi jogging. Aku menggunakan sepatu sekolah biasa, lalu pemanasan. Saat sudah siap, aku pergi berlari.

Rumah ku berada disamping jalan dengan sawah disebrang jalan. Karena masih pukul 05:15, jadi keadaan langit masih gelap, tidak banyak orang yang lalu lalang, dan udara terasa sejuk. Suasana seperti ini sangatlah tidak buruk, justru terkadang aku pergi jogging saat masih pukul empat.

tidak ada yang berbeda di hari ini.

Aku berlari melalui rute yang sama setiap hari, dengan jarak dari rumah menuju rumah kembali kurang lebih 4 KM. Dimulai dari mengambil jalan ke kiri, beberapa ratus meter didepan akan ada minimarket diantara pertigaan. Aku mengambil jalur kiri lalu beberapa ratus meter di depan, aku mengambil jalur kiri lagi. Hal ini terus berulang sampai aku sampai dijalan dimana rumahku berada.

Saat belokan terakhir sebelum aku sampai di jalan utama, aku melihat ada selembar kertas terbang. Saat aku mengambilnya, aku melihat lembaran kertas itu karena penasaran. Saat aku baca sekilas, tiba-tiba seseorang datang menghampiriku.

"Permisi, kamu tadi mengambil kertas kan?"

Nadanya terdengar sangat tegang. Setelah mendengarnya, aku menoleh kebelakang dan sosok yang menungguku adalah seorang gadis yang terlihat imut, dengan rambut panjang sepinggang yang diikat menjadi ponytail. Dia mengenakan pakaian rumahan dengan T-shirt dan celana pendek.

"Iya, ini milikmu?"

"Itu benar, jadi bisakah kau mengembalikannya?"

Suara gadis itu terdengar sangat dingin seolah dia ingin aku segera mengembalikan kertas itu lalu pergi. Karena aku merasakan aura intimidasi yang dipancarkan dia, aku langsung mengembalikannya tanpa pikir panjang.

"Terima kasih"

"Gak masalah"

Setelah mengembalikan lembaran kertas tersebut, aku hendak pergi melanjutkan jogging ku. Tetapi…

"Ah, bentar"

Gadis tersebut tiba-tiba tersadar sesuatu ketika aku hendak pergi

"Apa ada masalah?"

"Ehmm. Kalau kamu gak masalah, bisakah kamu menunggu dulu disini? Ini gak akan lama"

"Aku gak keberatan sih, tapi memangnya ada apa?"

"Aku hanya ingin berterima kasih"

Aku tidak tahu kenapa dia ingin berterima kasih hanya karena itu, tetapi aku juga tidak bisa menolak seseorang yang ingin berterima kasih kepada ku.

"Oke deh, aku akan menunggu dibangku situ"

"Baiklah"

Lalu aku pergi berjalan menuju bangku pinggir jalan yang aku maksud. Gadis itu lalu pergi dan memasuki suatu rumah.

apakah itu rumahnya?

Aku tidak tahu pastinya, jadi aku hanya menunggu sampai dia kembali.

"Saat aku ingin pergi, entah kenapa aura yang mengerikan itu hilang"

Aku bergumam pada diriku sendiri. Nyatanya saat awal tadi, dia bernada dan menatapku dengan sangat dingin, seolah dia ingin aku segera lenyap dari hadapannya. Tetapi beberapa saat kemudian dia tiba-tiba menjadi orang yang ramah.

Perempuan memang rumit, ya..