webnovel

AKU TERGODA (21+)

Indah yang terus terusan menggodaku, membuatku mencapai batasku menahan hasratku padanya, jika Indah tidak menahan dan mencegahku saat ini...apakah aku benar benar harus berhianat pada istriku?!!! Bahkan Lita istriku lebih cantik dari Indah tapi kenapa aku sampai hati, bermain dibelakangnya bersama Indah. Lita salah satu karyawan ku, dia adalah istri orang namun tak membuatku menyerah untuk mendapatkannya, awalnya aku hanya iseng, tapi lama kelamaan aku mencintainya, apa alsannya?! aku juga masih bertanya tanya, apakah karena aku tahu rahasia suaminya, atau karena aku tahu rasa sakit yang juga dialaminya!?

cesput · Urban
Zu wenig Bewertungen
62 Chs

Merindukanmu

"Pah, hari ini aku berangkat kerja bareng Lita yah, jadi aku enggak ke office, kebetulan aku udah lama enggak ke toko Plaza Indonesia" Anggel memecah kecanggungan yang saat ini dirasakan, ucapan Alex tentu membuat Maria dan Jefry menjadi salah tingkah sendiri, apa lagi sedang ada Lita yang bertamu.

"iya tentu aja kamu harus antar Lita ketempat kerjanya, masa Lita harus berangkat sendirian dari sini" balas Jefry pada Putri semata wayangnya, sambil menatap ke arah Lita yang masih terlihat malu di hadapannya.

Alex mengernyit menatap Angel yang kini tersenyum puas setelah mendapat persetujuan ayahnya, tentunya saat ini Alex sedang kesal setelah mendengar perbincangan mereka.

Alex berencana untuk berangkat kerja bersama Lita dan stay di toko agar bisa menghabiskan waktu berdua dengannya, malah jadi gagal total karena ucapan sang kakak.

Mata Alex menatap kesal kearah Angel saat mata Angel juga berpapasan dengannya, seolah membuat kode kalau ia saja yang akan mengantar Lita, bibir Alex hanya bergerak tanpa bersuara.

Angel menggeleng samar dan membalas dengan gerakan mulut yang tak bersuara. "aku yang antar" begitulah yang akan terdengar jika ia membuat suara.

Alex mendengus pelan dan menyerah, hatinya kesal namun ia tak bisa memaksakan ego nya, pasti Lita pun akan lebih memilih bersama Angel hari ini untuk mencurahkan kesedihan yang tengah dialaminya.

***

"apa?! wah luar biasa banget ya si Leo itu, dia bawa wanita selingkuhannya kerumah!" seru Angel syok mendengar cerita yang baru saja dijabarkan Lita. "kamu kebangetan polos Lita, memangnya kamu enggak curiga sedikit pun saat Leo bawa tuh perempuan tiba-tiba hah?!" sambung Angel yang saat ini hatinya ikut panas dan kesal pada Leo.

Lita menarik nafas dalam dan menggeleng samar. "enggak sedikitpun" ucapnya menyesali hal yang sudah terlanjur terjadi.

Angel menepikan mobilnya dan berhenti dipinggir jalan. "sabar ya cantik, kamu enggak sendirian oke! ada aku disini, kalau memang malam ini Leo masih belum pulang juga, kamu bilang ke aku aja yah, nanti aku langsung kerumah kamu" ucap Angel sambil menggenggam erat tangan Lita, berharap ucapannya bisa membuat Lita sedikit lebih tenang.

Lita mengangguk samar. "terima kasih kak" balasnya pelan sambil berusaha tersenyum tegar.

Angel kembali melajukan mobilnya, seperti yang ia rencanakan, seharian ini ia berada di toko tempat Lita, ia berusaha semaksimal mungkin menghibur sahabatnya saat ini.

"Lit, aku penasaran dikit sih, tapi terserah juga kamu mau jawab atau enggak, cuma aku mau denger sendiri dari kamu dari pada aku harus nanya hal ini ke orang nyebelin itu" ucap Angel yang tengah duduk disamping Lita yang baru saja menyelesaikan laporannya di komputer.

"penasaran tentang apa?" tanya Lita seolah ia tidak tahu apa yang mau ditanya Angel meskipun sejujurnya, seharin ini ia berharap kalau Angel tidak akan bertanya tentang dirinya dan Alex.

"kamu dan Alex kemarin" jawab Angel lugas melepas rasa yang telah mengganjal hatinya dari semalam.

Lita diam, ia bingung harus menjelaskannya, berharap kalau Angel tidak berfikir lebih jauh tentang hubungannya dengan Alex.

Angel menatap lembut ke arah Lita, sebenarnya ia tak ingin membuat sahabatnya murung atau terbebani dengan ucapannya, tapi apa daya hatinya juga penasaran karena adik lelaki yang ia tahu begitu dingin dengan perempuan lain selain ibu sambungnya, tiba-tiba menjadi begitu perhatian pada sahabatnya.

karena ia ingat betul kesan pertama pertemuan mereka yang dilengkapi dengan perselisihan.

Lita semakin canggung bahkan matanya tak sanggup melihat Angel yang tengah menatapnya fokus dihadapannya. "em.. itu.. anu.. kita.." jawab Lita terbata ia benar-benar tak bisa menjelaskannya lebih jauh.

Angel tertawa renyah "hahaha.. kamu gugup gitu cantik, aku kan udah bilang, kalau kamu enggak mau jawab juga enggak apa-apa, apapun itu, aku senang karena meskipun kemarin enggak ada aku tapi ada Alex yang nemenin kamu" terang Angel.

Lita mengangguk samar "hem.. aku sangat berterima kasih pada Alex, kalau kemarin dia enggak datang kerumah... entahlah.. apa aku masih bisa tersenyum hari ini" ucap Lita sambil mengingat hal yang terjadi kemarin.

"hei... jangan ngomong begitu, cowok itu enggak cuma satu Lit, jangan bertindak konyol cuma karena Leo, sekalipun enggak ada aku atau Alex, kamu tetap harus tegar cantik" sambung Angel sambil menggenggam kedua tangan Lita.

***

Alex gelisah sendirian, ia terpaksa mengalah dengan kakaknya pagi ini, meskipun hatinya tak rela berpisah dari wanita pujaannya.

Mungkin terdengar kekanakan, tapi saat ini hatinya sungguh gelisah karena merindukan Lita, ia menyerah keinginan hatinya lebih gigih menagih apa yang dibutuhkannya.

Alex pamit dari toko yang baru tiga jam ia kunjungi, kakinya lugas berjalan menjauh dari sana, ia mantapkan hati untuk segera menemui Lita, tak perduli jika kakak bar-barnya marah dan mengomel nanti, saat ini ia hanya ingin bisa melihat wajah Lita.

Tangannya cekatan mengendarai mobil ketempat tujuannya, hati Alex berdebar walau hanya membayangkan wajah Lita yang masih jelas terekam dimemorinya.

Alex berjalan tak sabaran, langkahnya lebih lebar dari biasanya, tanpa melihat toko kanan kirinya seperti yang biasa ia lakukan dengan langkah pelan, saat ini pandangannya tetap lurus kedepan.

"selamat siang Pak Alex!" sapa dua staff yang kebetulan sedang tidak melayani customer.

"siang!" jawab Alex melepas senyumnya, namun tak menghentikan langkahnya, ia berjalan lugas dan kemudian membuka pintu ber cat hitam yang ada dihadapannya.

Tubuh Alex sukses masuk kedalam back office setelah pintu besar itu tertutup.

Lita dan Angel yang sedang tertawa langsung diam menatap sosok yang sekarang berdiri di ambang pintu.

"kamu ngapain kesini?" tanya Angel tidak senang melihat kehadiran adiknya.

"emang ada larangan aku datang kesini!" ketus Alex sambil berjalan mendekat ke arah mereka berdua.

"eggak akan ada habisnya deh kalau adu argumen sama kamu" kesal Angel.

"nanti pulang bareng aku aja" ucap Alex to the point berdiri dihadapan Lita setelah mendorong bangku yang diduduki Angel, karena bangku nya beroda, secara tidak langsung bangku itu menjauh dari Lita dan Alex.

"ya! adik kurang ajar, main dorong aja!" omel Angel bangkit dari duduknya dan melemparkan pukulan kepundak Alex "kenapa juga Lita harus pulang sama kamu hah?!" sambung Angel dengan tangan bersidekap.

"tadi kan kakak udah berangkat bareng, mending kakak temuin aja si Robby tuh, tadi dia neleponin aku terus, nanyain kenapa Handphone kakak enggak aktif, bikin khawatir aja" bela Alex beralasan.

"Robby nelpon kamu?! iya sih handphone kakak sengaja enggak diaktifkan, hehe" ucap Angel sambil meraih ponselnya dan mengaktifkannya.

Lita yang sudah familiar melihat pemandangan dua saudara yang tidak akur itu hanya menggeleng samar melihat tingkah laku mereka.

"waaw! dua puluh panggilan tak terjawab! aku harus kasih kabar dulu ke Robby, Lit aku kedepan sebentar ya!" ucap Angel menatap latar ponselnya sambil berjalan keluar.

"iya kak" balas Lita, sambil memandang punggung yang perlahan hilang setelah pintu kembali tertutup.

"kelihatannya suasana hatimu sudah membaik" ucap Alex sambil menjatuhkan bokongnya dikursi bekas Angel duduki tadi.

Lita mengangguk samar sambil melukis senyum lembut didepan Alex "hem, berkat kak Angel dan kamu, terima kasih".

Alex puas dengan jawaban Lita, seperti yang dia harapkan, ia ingin jika wanitanya bisa tersenyum dan merasa lebih baik.

"kau tahu... seharian ini aku hanya memikirkanmu, aku merindukanmu" terang Alex dengan suara lembut.

Hati Lita menghangat mendengar ucapan Alex, seolah perasaan yang ia rasakan kembali seperti pertama kali ia jatuh cinta, ucapan sederhana yang sejujurnya ia harapkan dari suaminya yang tidak ada kabar sejak kemarin terucap seringan itu dari lelaki yang belum lama hadir dalam hidupnya.