Yang salah bukanlah dirinya.
Kemarahan yang samar muncul bersamaan dengan kekecewaan dan rasa jijik di wajah Nian Lie.
"Kamu masih merasa benar bahkan setelah kamu melakukan kesalahan. Ning Qing, kamu benar-benar tidak tahu bagaimana caranya menyesal." Ning Qing gemetar, sorot matanya seakan-akan kehilangan seluruh warna.
Begitu kata-kata itu terdengar di telinganya, Ning Qing menangkap seakan-akan maksud dari ucapan Nian Lie adalah, 'Kamu telah menyebabkan Ning Su meninggal dan kamu masih bisa hidup di dunia ini dengan tenang. Ning Qing, apa kamu tidak punya rasa bersalah atau penyesalan? Bagaimana bisa hatimu sanggup untuk menanggungnya?'
Ning Qing hanya merasakan pisau tajam menembus tubuhnya, dan rasa sakitnya menyebar ke seluruh anggota tubuh dan tulangnya.
Dia seperti orang mati, seluruh tubuhnya dingin dan tidak bisa bergerak.
Air mata mengaburkan pandangannya, Ning Qing pun tidak bisa melihat kedua orang di depannya. Bibirnya gemetar tanpa sadar dia berkata, "Maaf."
Permintaan maaf yang tiba-tiba itu mengejutkan Su Yinuo.
Dia menatap Ning Qing yang berwajah pucat, lalu melirik Nian Lie. Dengan ragu-ragu dia berbisik Ning Qing "Tidak apa-apa, kak. Aku tidak memasukkannya dalam hati."
Namun, Ning Qing tidak bisa mendengarnya sama sekali.
Su Yinuo tiba-tiba berteriak sambil menunjuk ke lututnya, "Kak, lututmu berdarah!"
Ning Qing kembali sadar kemudian melihat ke arah lukanya.
Kedua lututnya tergores, tapi yang sebelah kanan terluka lebih parah. Dagingnya sampai terlihat darahnya pun mengalir ke betisnya yang ramping.
"Kak Lie, kaki kakak terluka, pasti sangat sakit. Bagaimana jika kamu mengantarkannya kembali lebih dulu? Kita bisa bertemu nanti saja." Su Yinuo mengusulkan.
"..."
Ning Qing mengerutkan bibirnya, wajah putihnya yang polos menunjukkan perlawanan dalam diam.
Su Yinuo mengguncang lengan Nian Lie sambil memohon dengan manja, "Kak Lie, antar kakak kembali dulu, aku mohon~"
Suara manja wanita itu memekakkan telinga. Ada lapisan dingin yang melapisi wajah Ning Qing.
"Tidak perlu." Suara rengekkan manja itu berhenti.
Tak ada ekspresi di wajah Ning Qing, "Kalian bersenang-senanglah. Tidak perlu memperdulikan aku."
"..."
Tangan Nian Lie perlahan mengepal. Kemarahannya memudar, hanya menyisakan aura dingin yang tak tersentuh.
Dia menatap wanita yang keadaannya kacau di depannya. Punggungnya dengan sengaja dia tegakkan itu menunjukkan betapa keras kepala dan pantang menyerahnya dia.
Nian Lie menarik bibirnya yang tipis ke atas, kemudian dengan sinis berkata, "Ning Qing, aku harus berterima kasih atas kebaikan hatimu." Ekspresi Ning Qing, yang tadinya berpura-pura santai, tiba-tiba membeku.
Pria itu menurunkan tatapannya kemudian berhenti menatapnya. Dia berkata dengan hangat kepada wanita di sampingnya, "Ayo pergi."
"Tapi kakak, dia…"
Langkah kaki Nian Lie berhenti, dan sudut bibirnya terangkat menunjukkan dia sedang mengejek Ning Qing, "Nyonya Nian penuh perhatian dan bijaksana. Dia tidak akan peduli dengan hal-hal sepele seperti itu."
Dia menekankan ucapannya pada kalimat terakhirnya.
Su Yinuo sudah mencapai tujuannya. Wajahnya penuh dengan penyesalan, tetapi suaranya dipenuhi dengan sukacita dan kebanggaan yang tidak bisa disembunyikan.
"Maaf kak. Aku tidak bisa berbuat apa-apa pada kak Lie yang seperti ini. Kami akan pergi dulu."
Kedua orang itu berjalan melaluinya, memasuki mobil, kemudian pergi.
Ning Qing menyentuh dadanya. Kosong dan dingin, seakan ada hembusan angin dingin yang bertiup. Tidak sakit, tapi penuh dengan perasaan tertekan.
Air mata jatuh tanpa peringatan, dengan panik dia menyeka wajahnya dengan asal, kemudian tertatih-tatih ke sisi jalan, ingin menghentikan taksi.
Namun, sudah lama dia menunggu, tidak ada taksi yang kosong. Ning Qing tersenyum pahit. Rasa kekecewaan dan ketidakberdayaan perlahan-lahan seakan menelan hatinya. Seakan-akan seluruh dunia sudah menelantarkannya.
Dia berdiri di persimpangan untuk waktu yang lama, hingga akhirnya dia menyerah kemudian berjalan menuju rumahnya dengan kaki terpincang-pincang.
Namun, tidak lama kemudian, sebuah mobil berhenti di sebelahnya. Ning Qing bingung lalu menghentikan langkahnya.
Begitu jendela mobil diturunkan, wajah tampan pria bagai dewa itu perlahan terlihat.
Nada Nian Lie masih dingin, kata-katanya pun seperti perintah. "Masuk."
Ning Qing tidak tahu kenapa dia kembali, dia juga tidak dalam suasana hati yang baik untuk peduli kepada dirinya. Lagipula, lebih dari sepuluh menit lalu, dia dengan tega menyaksikan wanita lain menindasnya.
Dia menahan napas, "Pergi dan temani Nona Su-mu, aku tidak membutuhkan rasa kasihanmu."