webnovel

Bab 37. Berpisah.

Dengan makan, minum, dan mengobrol santai di tepi sungai secara terbuka seperti mereka, memang aneh jika tidak menarik perhatian para penguji. Bagaimana mungkin ada target yang sesombong mereka? Sementara para penembak berbaring di rerumputan dan mengunyah makanan kering sambil memberi makan nyamuk, target di sini malah memakan daging ayam pegar yang enak. Lihat saja apakah para penembak itu tidak akan menembak mati Qin Kexuan dan Geng Quqi, dua target yang sombong ini!

Mendengar pengingat Qin Kexuan, Geng Quqi segera melihat ke sekelilingnya yang gelap dengan waspada, tetapi dia tidak melihat perubahan yang mencurigakan sama sekali. Tangannya diam-diam meraih senapan sniper yang selalu tergantung di lehernya dan tersisih di pangkuannya.

Qin Kexuan mengangkat ranselnya dan berkata dengan lantang, "Ah, mengapa kita begitu bodoh, berlarian kesana kemari sambil membawa barang-barang berat di punggung kita? Bagaimana kalau kita keluarkan isinya dan sembunyikan diam-diam, lalu masukkan kembali saat sudah waktunya pulang?"

"Apa?" Geng Quqi tercengang, di saat seperti ini, dia bukannya buru-buru kabur, tetapi malah bermalas-malasan dan ingin tertangkap basah?

"Bawa ranselmu ke sini, keluarkan isinya dan taruh di belakang batu." Qin Kexuan lanjut berbicara dengan lantang, lalu berbisik: "Aku akan memadamkan apinya, ikuti aku dengan cermat."

Oh, ternyata begitu. Qin Kexuan sengaja berbicara dengan lantang untuk memancing orang-orang itu agar berpikir bahwa mereka ingin bermalas-malasan. Dengan begitu, mereka tidak akan menembak untuk sementara waktu. Setelah melihat bahwa mereka benar-benar mengeluarkan isi ransel, barulah orang-orang itu akan menyingkirkan mereka dengan alasan "mereka pemalas". Karena di Pasukan Khusus tidak boleh ada pemalas, dan yang malas tidak perlu tinggal di kelas persiapan lagi!

"Wah, ide bagus! Kenapa aku tidak kepikiran itu ya!" Geng Quqi berkata dengan keras sambil mengangkat ranselnya dan berjalan ke sisi Qin Kexuan.

Qin Kexuan optimis tentang pengaturan waktunya. Dia berjongkok di tepi sungai, melepas helmnya, menimba air, lalu menuangkannya ke api. Begitu tersiram air, api padam dan mengeluarkan kepulan asap. Satu-satunya sumber cahaya lenyap, kegelapan segera menyelimuti keduanya. Prajurit Pasukan Khusus yang membidik mereka berdua segera menyadari bahwa mereka telah dibodohi, dan segera menembak. Namun, sampai mereka mengenakan kacamata penglihatan malam inframerah dan melihat sekeliling, tidak ada apa-apa selain beberapa pasukan khusus yang menyergap di sini. Mereka berdua sudah tidak ada di tepi sungai.

Mereka datang ke tepi sungai untuk memeriksa dan bertanya kepada satu sama lain tentang berapa kali mereka telah menembak, lalu membandingkannya dengan bekas peluru yang tertinggal di bebatuan. Tidak satu pun peluru mengenai mereka berdua.

"Sepertinya kita benar-benar bertemu dengan pendatang baru yang sulit. Tidak buruk, tidak buruk. Mulai sekarang, tim kita akan mengawasi mereka!" kata pemimpin tim penyergap kepada anggota timnya dengan penuh minat.

"Bukankah ini tidak adil?" Tanya seorang anggota tim.

"Tidak adil? Omong kosong! Sumber daya harus dialokasikan secara adil, paham? Pendatang baru itu menyingkirkan satu tim sendirian, dan sekarang dia bahkan lolos dari pengepungan dua tim! Kamu tidak malu jika masalah ini tersebar? Kalau aku sih tidak punya wajah lagi untuk bertemu orang! Dengar baik-baik, untuk beberapa hari ke depan, temukan dan singkirkan mereka!" Domba-domba tentara cadangan lain tidak dapat membuatnya terhibur bahkan jika dia mengeliminasi delapan atau sepuluh dari mereka. Pendatang baru yang sekuat itu sangat jarang ada. Jadi bagaimana mungkin dia tidak menemani mereka bermain-main dengan baik?

Dia membawa anggota timnya mencari jejak Qin Kexuan dan Geng Quqi, sementara tim satunya melanjutkan perjalanan menyusuri hutan untuk menemukan pemula lain yang sendirian.

Di kegelapan hutan, dua sosok tengah berlari kencang. Sosok yang berlari di belakang tiba-tiba berhenti. Geng Quqi membungkuk dan bernapas dengan terengah-engah, "Hhh, hhh, Qin Kexuan, hhh, mari istirahat dulu. Hhh, aku, aku tidak bisa lari lagi."

Sosok di depan, yang adalah Qin Kexuan, juga berhenti. Dia menatap Geng Quqi yang ngos-ngosan dengan sangat tidak puas, baru lari sebentar sudah kehabisan tenaga? Lupakan saja, orang-orang di dunia ini pada umumnya sama lemahnya dengan gadis muda rapuh yang tidak pernah keluar rumah. Geng Quqi ini bisa dianggap sudah cukup baik.

"Istirahat sebentar." Katanya ringan, lalu mempercepat langkahnya menuju pohon di depannya, menginjak batang pohon beberapa kali sebelum melompat ke atas, meraih dahan berbentuk Y dengan kedua tangannya, membalikkan badan, lalu duduk di sana. Nyatanya, jika Geng Quqi tidak ada di sini, dia tidak perlu melalui begitu banyak masalah hanya untuk memanjat pohon. Dia bisa naik ke atasnya hanya dengan satu lompatan.

Tapi yang begini saja sudah mengejutkan Geng Quqi. Dia duduk di tanah dan mencubit pahanya, sial, sakit sekali! Dia tidak bermimpi! Dia dengan sangat hati-hati melihat ke sekeliling, kemudian bertanya kepada Qin Kexuan yang sedang duduk di atas pohon dengan suara rendah, "Hei! Qin Kexuan, apakah kamu Tarzan?" Meskipun Pasukan Khusus itu superb, tapi tidak se-superb itu juga sampai bisa memanjat pohon dengan menginjak batang pohon yang tegak lurus dengan tanah. Terlebih lagi, Qin Kexuan bukan prajurit khusus!

"Ssst." ​​​​Qin Kexuan menyipitkan satu matanya dan memiringkan kepalanya untuk memposisikan mata satunya di teropong senapan, dan melihat-lihat situasi di kejauhan. Cara menggunakan teropong ini baru saja diajarkan Geng Quqi kepadanya, katanya itu dapat memperbesar pemandangan yang jauh dengan sangat jelas. Sayangnya sekarang malam hari, dimana-mana gelap, teropongnya jadi tidak berguna.

"Kita bermalam di sini." Qin Kexuan menundukkan kepalanya dan mengumumkan kepada Geng Quqi di bawah.

"Hah? Di sini? Kamu yakin?! Kesampingkan soal kemungkinan ditemukan orang lain, bagaimana jika ada babi hutan atau serigala?"

"Mereka tidak bisa memanjat pohon."

"... Maksudmu kita tidur di atas pohon?"

"Mn."

Geng Quqi melihat ke hutan dan merasa memang tidak ada pilihan lain, jadi dengan napas cepat, dia memanjat pohon tempat Qin Kexuan duduk, dan duduk di dahan lain di sebelahnya, "Aku akan berjaga, kamu tidurlah. Kamu bisa tidur di situ, tidak perlu khawatir jatuh saat tertidur." Dia menunjuk ke cabang besar yang terdiri dari beberapa dahan, cukup bagi seseorang untuk tidur di sana tanpa jatuh.

"Tidak perlu." Qin Kexuan hanya bersandar di dahan tempatnya duduk sekarang dan menutup matanya untuk beristirahat.

Geng Quqi mengangkat bahunya. Dia memegang senapannya dan mengawasi pergerakan di sekitar. Awalnya dia masih terjaga, tetapi seiring berjalannya waktu, kelopak matanya perlahan menjadi terlalu berat untuk dibuka. Dia pikir prajurit khusus juga manusia. Tidak peduli betapa superb-nya mereka, mereka pasti butuh tidur. Kalau begitu, semuanya, mari kita tidur! Ketika dia berpikir demikian, kepalanya mulai tertunduk dan dia jatuh tertidur dengan bersandar di batang pohon.

Dalam gelapnya malam, Qin Kexuan membuka matanya. Dia melirik Geng Quqi yang terangguk-angguk berulang kali, dan kemudian menatap ke tempat di mana tanah bergemerisik tidak jauh dari mereka. Dia mengeluarkan peluru kosong dari sakunya, mencubitnya dengan jari-jarinya, dan tanpa suara, menembakkannya ke arah target. Suara gemerisik berhenti. Dia mengulurkan tangannya untuk meraih bagian dada pakaian Geng Quqi, tepat waktu untuk mencegahnya jatuh terjengkang.

"Sangat merepotkan," gumam Qin Kexuan.

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, kepala Geng Quqi dipukul oleh sesuatu. Dia langsung terbangun. Setelah menggerakkan tubuhnya, dia baru ingat bahwa dia berada di atas pohon. Dia kira dia pasti akan jatuh, tetapi ternyata dia diikat ke pohon dengan seutas tali. Terkejut, dia menoleh mencari Qin Kexuan, tetapi tidak menemukan sosoknya. Karena cemas, dia berteriak memanggilnya, "Qin Kexuan! Di mana kamu?!"

"Di atas kepalamu."

Suara tenang Qin Kexuan datang dari atas. Geng Quqi mengangkat kepalanya dan melihat bahwa Qin Kexuan sedang duduk di dahan pohon di atas dengan satu kaki ditekuk, memeluk lututnya. Mustahil untuk melihat ekspresinya di balik wajahnya yang dicat, tapi Geng Quqi bisa yakin bahwa dia mengalami kelumpuhan wajah seperti biasa.

"Hei, cepat lepaskan aku. Untuk apa kamu mengikatku?!"

"Lepaskan sendiri." Qin Kexuan terlalu malas untuk bergerak, dan meditasinya yang tenang terganggu olehnya.

"Hei! Bagaimana aku bisa melepas ikatanmu! Cepatlah! Jangan bercanda!" Teriak Geng Quqi tidak sabar.

"Seandainya kau ditangkap oleh musuh, apakah kau juga akan meneriaki mereka agar melepaskanmu?" Qin Kexuan berdiri, memanjat dahan dan melompat ringan ke dahan tempat dia duduk tadi malam, "Aku pergi mencari makanan. Jika kau masih tidak bisa membebaskan diri ketika aku kembali, aku akan memanggil orang-orang yang mencari kita semalam untuk datang dan membantumu melepaskan ikatan." Saat berbicara, dia melompat turun dari pohon dengan ringan dan tanpa suara, menyisakan Geng Quqi yang menggertakkan giginya karena marah di pohon.

Melihat Qin Kexuan pergi begitu saja, Geng Quqi berharap dia bisa membenturkan kepalanya ke pohon. Jika Qin Kexuan benar-benar meminta para prajurit khusus itu datang ke sini untuk melepaskannya, dia akan langsung dikirim kembali ke kamp. Dia buru-buru memikirkan cara untuk melepaskan tali, sial, kenapa ikatannya kencang sekali?! Dengan susah payah, dia menggerakkan tangannya untuk meraih belati yang ada di ikat pinggangnya, dan dengan canggung memotong tali yang terikat di tubuhnya dengan tangan terbalik.

"Masih belum lepas?" Qin Kexuan mendongak menatap Geng Quqi yang sedang berjuang dengan tali. Dia sudah memetik beberapa buah dan kembali. Gerakannya terlalu lambat.

"F*ck! Bagaimana kamu bisa begitu cepat?! Juga, kamu mengikatnya sangat erat, mana mungkin aku bisa lepas secepat itu?!" Belati yang mereka gunakan semuanya sangat tajam. Selagi mereka berbicara, talinya terpotong. Geng Quqi menarik tali dari tubuhnya dan melompat turun dari pohon, lalu bergegas menuju Qin Kexuan dengan kesal, "Kenapa kamu mengikatku?!"

Qin Kexuan melemparkan salah satu buah di tangannya kepadanya, dan berkata dengan santai, "Jika tidak diikat, kepalamu pasti sudah menancap di tanah. Belum pernah aku melihat penjaga malam yang terluka tanpa adanya insiden."

Geng Quqi menangkap buah itu dan baru akan memasukkannya ke mulutnya. Mendengar apa yang dikatakan Qin Kexuan, dia menarik sudut mulutnya karena malu, lalu menggigit buah itu, "Eh, di mana kamu memetiknya? Rasanya lumayan enak ..." Dia berpikir, karena tadi malam dia digigit ular dan menumpahkan begitu banyak darah, belum lagi dia telah berjalan di gunung seharian, dia mungkin tertidur karena terlalu lelah, sama sekali tidak sadar saat Qin Kexuan mengikatnya. Namun faktanya, Qin Kexuan mengikatnya setelah menekan titik akupunktur tidurnya.

Qin Kexuan memakan buah di tangannya dengan acuh tak acuh dan berjalan ke satu arah, ke tempat di mana suara gemerisik tadi malam berasal. Dia menyingkirkan rumput liar dan melihat seekor kelinci yang ditembak olehnya dengan peluru kosong tergeletak di sana. Dia mengangkat kelinci mati itu dan melemparkannya ke Geng Quqi yang mengikuti di belakang.

Geng Quqi menangkap kelinci mati itu dan berkata dengan kaget, "Wah! Ternyata menjaga tunggul, menunggu kelinci datang[1] itu benar-benar ada! Hebat, ada daging kelinci untuk dimakan!"

"Orang-orang yang tadi malam akan segera menyusul. Selesaikan mereka semua." Qin Kexuan menyatakan pendapatnya dengan tenang.

"Kamu ... kamu belum bangun? Bagaimana kita bisa menyelesaikan mereka?!" Geng Quqi memandang Qin Kexuan seolah dia melihat alien.

"Tidak mau? Tidak apa-apa. Aku memang tidak ingin bersamamu sejak awal. Pergilah." Akhirnya dia bisa menyingkirkan sumber masalah ini. Lebih nyaman baginya untuk bergerak sendiri, tidak banyak yang harus dikhawatirkan.

"Kamu, apa maksudmu bilang begitu?!" Geng Quqi sangat marah, seolah-olah dia sangat enggan bersamanya. Dia menarik napas dalam-dalam untuk mencegah dirinya mati lemas, dan mengguncang kelinci mati di tangannya, "Lalu bagaimana dengan ini?"

"Untukmu." Lagipula hewan buruan berlarian di seluruh gunung, bisa diburu di mana saja. Tidak mungkin juga dia membawa-bawa kelinci mati saat bertarung dengan orang.

"Tidak usah! Sekarang kita akan mengambil jalan yang berbeda!" Geng Quqi melempar kelinci mati itu ke tanah, berbalik dan pergi dengan marah.

Qin Kexuan melihatnya berjalan pergi tanpa ekspresi, membungkuk untuk mengambil kelinci mati, membidik sosok dengan punggung menghadapnya itu, kemudian melemparkannya ke arahnya.

"Aduh! Apaan itu? Kelinci? Qin Kexuan!" Geng Quqi menoleh dan hendak melampiaskan amarahnya pada Qin Kexuan, tetapi tidak disangka, Qin Kexuan sudah lama menghilang. Mau tidak mau, sudut mulutnya berkedut, "Bisakah kamu lebih sulit dipahami?"

<><><>

[1] 守株待兔: Idiom yang artinya menunggu peluang datang sendiri tanpa berusaha. Seperti pengen kaya tapi kerjanya cuma rebahan, nunggu uang jatuh dari langit. Tapi di sini dia mengatakannya secara harfiah.