Aura menundukkan kepala diantar lutut yang tertekuk, air matanya mengalir deras membasahi pipinya, setelah belasan jam dia ditahan, tak ada seorang kerabat atau sahabatnya yang mau menjenguknya terkecuali pengacara dan laki-laki bernama Andre sepupunya. Hanya Andre yang masih peduli dengan nasib Aura setelah masuk bui.
Sesekali Arka menjenguknya hanya sekedar memberikan cemilan yang memang Arka tahu makanan tersebut di sukai oleh Aura. Bagaimanapun Aura adalah cinta pertama Arka yang tak mudah baginya untuk melupakan nama itu, walau juga tak mungkin mereka kembali bersama karena hati Arka telah terpaut dengan hati perempuan mualaf yang juga rekan kerjanya, Arlita.
Seperti biasa sebelum berangkat kuliah, Andre akan mampir ke rumah tahanan dimana Aura ditahan untuk sekedar memberikan sarapan dan pakaian bersih untuk Aura.
"Selamat pagi kak Aura." Sapa Andre dengan tersenyum lebar.
"Pagi Andre." Jawab Aura yang baru saja duduk di kursi ruangan besuk tahanan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com