webnovel

aku, kamu, and sex

bagaiman perasaanmu jika tau calon suami mu adalah seorang gay?? lanjut menikah dengannya?? atau mundur saja?? dan bagaimana perasaanmu jika kau sudah berusaha keras supaya perempuan yang tidak kau sukai pergi dari hidupmu tapi malah tetap bertahan walau segala cara sudah kau lakukan agar perempuan itu menyerah?? namun kamu malah jatuh cinta, bagaimana kamu akan menghadapinya? dan bagaimana perasaanmu jika kau jatuh cinta dengan istri dari pasangan gay mu dan juga sekaligus adik angkatmu sendiri? bahkan kau dulu pernah ingin membunuhnya karena dialah wanita penghancur hubunganmu dengan kekasih gay mu? bagaimana kisah ini akan berjalan? dijalan manakah mereka harus menentukan langkah?

Rindu_Ughi · LGBT+
Zu wenig Bewertungen
422 Chs

aku seorang gay

"aku tidak menyukaimu, maksudku.. aku.." Danil menjeda kata-katanya, rasa bingung dan takut menghampirinya saat ini. apa benar dia harus jujur pada jelita hal yang sebenarnya tentang dirinya, atau dia menyembunyikan kebenaran itu, tapi sungguh dia bukan tipe pria yang suka berbohong, tapi dia takut.. takut di tinggalkan, Karena menikahi jelita adalah harapan terakhir ibunya, sebelum ibunya meninggal. dengan mengumpulkan segenap keberaniannya maka kejujuran adalah pilihannya.

"jelita, aku.. aku..aku seorang gay." akhirnya kata-kata itu meluncur dengan mulusnya dari bibir indah seorang Danil mahendra. bagai disambar petir dan diterjang badai, ucapan dari Danil mahendra menguncang dan meluluhlantakkan hati seorang jelita, gadis mungil nan ayu yang menyandang status sebagai calon istrinya, wanita jebolan sebuah pesantren di Jawa timur itu terduduk dengan lesu, dia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. air matanya mengalir tanpa sanggup dia bendung.

"jelita, aku minta maaf, sungguh aku tak ingin membohongimu, tapi aku tidak bisa menolak keinginan terakhir ibuku, ku mohon mengertilah, tapi aku juga tidak mau egois jika kau ingin membatalkan pernikahan kita, aku siap, aku tidak apa-apa."

jelita menghapus air matanya kasar, lalu dia berdiri, kedua mata indahnya menatap Danil dengan tajam. kemudian menghirup napas dalam kemudian dia berkata "kita akan tetap menikah." Danil menatap jelita dengan tatapan tidak percaya, apakah gadis itu sudah gila,atau dia punya kelainan, bagaimana mungkin seorang wanita normal mau menghancurkan masa depannya sendiri dengan menikahi seorang gay. ini sungguh diluar perkiraan Danil. dengan posisi yang masih menatap jelita dengan tatapan tak percaya, sedang jelita membuang mukanya kesamping. kemudian Danil melanjutkan kata-katanya, "kamu yakin dengan keputusanmu?" dengan mantap jelita menjawab, "aku yakin"

"kamu tidak akan menyesal dengan keputusanmu?"

"tidak." jawaban jelita begitu mantap, membuat Danil kehilngan kata-kata. namun dia tak mau menyerah.

"kau tau konsekuensi menikahi seorang gay kan?"

"hm."

"kenapa?? kamu ragu??" tanya jelita

"tidak, hanya saja, apa alasanmu mau menikah denganku?"

"apa karena uang? atau.."

"mungkin." jawab jelita sengaja memotong kata-kata yang akan dikeluarkan oleh Danil. sungguh jelita merutuki kata-kata yang baru saja dia lontarkan, kata-kata yang seolah menunjukkan betapa dia seorang perempuan yang materialistik. tapi tidak ada yang bisa dia lakukan kecuali menjalani pernikahan ini.

"baiklah, kalau begitu mari kita buat kesepakatan."

"oke."

"berapa uang yang kamu inginkan untuk menjadi istri ku?"

"aku ingin kau menjadi donatur tetap di pesantren tempatku belajar dulu, dan menjadi imam sholatku ketika kau berada dirumah bersamaku, dan kita tidak saling mencampuri urusan pribadi masing-masing."

Danil memicingkan matanya ketika mendengar syarat yang diucapkan jelita. namun akhirnya dia menyetujui syarat tersebut.

"okey, aku setuju." kata Danil sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan sebagai persetujuan kesepakatan. sedangkan jelita hanya menangkupkan kedua tangannya didepan dada dan sedikit memberi anggukan sebagai jawabannya.

"pembicaraan kita sudah selesai, saya permisi, assalamualaikum." jelita membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya pergi dari tempat pertemuannya dengan Danil. sedangkan Danil hanya bisa memandang kepergian jelita dengan tatapan yang sulit untuk dimengerti. tapi bibirnya tanpa sadar berucap "waalaikumsalam."