webnovel

AKU INGIN MENJADI CANTIK

Kehidupan Philia Isabella berubah ketika menginjak remaja, gadis muda itu tidak menyukai dirinya karena merasa jauh dari kata "CANTIK". Bella terus berusaha merubah dirinya agar diakui sebagai gadis cantik,semakin hari obsesinya akan kecantikan fisik dan rupa semakin besar,rasa haus akan pujian membuat Bella terus berupaya mempercantik wajah dan fisiknya,hingga suatu hari ia diperhadapkan dengan berbagai hal karena kecantikan, beberapa cerita dari masa lalu yang penuh kejutan juga hadir ditengah kehidupan gadis tersebut serta tulusnya perasaan cinta tanpa memandang fisik namun akankah hal tersebut membuat Bella menyadari akan makna kecantikan yang sesungguhnya, Bagaimana Philia Isabella melewati semua itu ?

stesystevany · Teenager
Zu wenig Bewertungen
6 Chs

Tuan Putri dan Upik Abu

Setelah meninggalkan mall,kami memutuskan untuk singgah dirumah Ciara dan mencoba pakaian dan sepatu yang kami beli tadi.

Tiba-Tiba

"Aduhh aku lupa " Kata Ciara sambil menepok jidadnya dengan telapak tangan.

"Ada apa Ci?" Tanya Lucy yang sedang menyetir.

"Bisakah kita putar balik aku sampe lupa bahwa hari ini ada jawal untuk nge-Gym"

"What,putar balik?" tanya Irene dengan nada yang sedikit histeris sambil menghentikan kegiatan mengutak-atik ponselnya.

"Iya soalnya aku harus ke tempat Gym,sudah 2 Pekan semenjak kita sibuk mengurus tugas UAS aku tidak pernah kesana... atau bagaimana kalau kalian juga ikut denganku ?" Tawar Ciara

"Why not?" Jawabku menyetujui tawaran Ciara

"Kalau aku kemanapun kalian pergi, aku ikut" Ucap Jihan bernada Pasrah.

"Okelah kalau begitu,let's go guyss" Ucap Lucy sambil memerhatikan spion lalu memutar kembali menuju tempat Gym sesuai arahan Ciara.

"Emmm .. Ap aku boleh ikut Ci?" Tanya Irene tiba-tiba.

"Sudah Pastilah,mana mungkin kami mau menurunkan kamu ditengah jalan seperti ini Ireneeee"

"Maksudku.. emmm ..maksudku .."

"Maksudnya apa Irene?" Potong Jihan yang sedang menatap Irene dengan wajah penuh tanda tanya.

"Maksudku begini… kan kalian tahu sendiri kalau berat badanku ini …  yah seperti ni .. jadi apakah boleh aku juga ikutan Gym?" Ucap Irene terbata-bata.

"Ya ampun Irene .... pasti bolehlah kalau kamu mau, kamu juga bisa jadi membership di sana"  Tawar Ciara yang menatap Irene dengan wajah berseri-seri.

"Iya … Iya Aku mau" Dengan cepat tanpa berpikir panjang Irene langsung menyetujui tawaran Ciara sambil mengangguk kegirangan.

"Tetapi mana mungkin kita ke tempat Gym dengan pakaian seperti ini ?" Kata Irene.

"Tenang saja,kamu tidak perlu khawatir ditempat Gym-ku juga menjual pakaian buat fitness yang nyaman dikulit kita" Jawab Ciara sambil mengacungkan jempol menyetujui pernyataannya sendiri.

----------------

Irene terus menanyakan tentang tempat Gym yang sebentar lagi akan dia pijaki,sedangkan Jihan sedang sibuk bermain game di ponselnya dan aku sibuk memerhatikan wajah teman-temanku.

Tibalah kami di tempat fitness yang biasa Ciara kunjungi untuk terus mengolah kebugaran tubuhnya.

"Ciara " Sapa seorang Pria tampan dipintu masuk GYM.

"Ciara siapa pria itu? ayo kenalkan pada kita" Irene yang terkesima pada pandangan pertama saat melihat pria itu mulai bekomentar.

Pria  tampan itu mendekati kami lalu menatap kami sambil tersenyum manis.

"Perkenalkan Ric ini teman-temanku,yang ini namanya Lucy, Ini Irene ,Jihan dan Bella" Ucap Ciara sambil menunjuk kami satu persatu.

"Salam kenal yah namaku Ricahard Sebastian,kita sekampus bedanya aku di Jurusan Hukum..  aku adalah sahabat Ciara sejak kecil,aku juga tahu kalau kalian teman kelasnya Ciara karena Ciara sering menceritakan kalian padaku dan kita seangkatan" Pria berkulit putih dengan postur tubuh yang tinggi dan wajah bag aktor Korea Nam Joo Hyuk itu memperkenalkan dirinya sambil tersenyum manis memamerkan lesung pipinya.

Kami berempat hanya mengangguk tanda mengerti sedangkan Irene terus tersenyum terkagum-kagum bag melihat malaikat tak bersayap jatuh dihadapannya.

"Dia ini kan salah satu idola kampus kita" Bisik Lucy namun terdengar oleh Richard

"Saingannya sibrengsek Allan" sambung Jihan pelan.

"Ciara kamu tega sekali,selama ini bersahabat sama idola kampus namun tak mau memperkenal kami padanya" Bisik Irene pada Ciara yang membuat kami tertawa pelan.

Richard yang mendengar bisik-bisik dari kami berempat hanya tersenyum manis.

"Kalian bertiga tunggu di sini ya aku dan Irene ganti harus berganti pakaian terlebih dahulu,sekalian aku akan mendaftarkan Irene untuk jadi member di sini" Pamit Ciara sambil menarik tangan Irene.

" Iya siap Ci " &awab kami bertiga serentak

"Byeeee K'Richard" Kata Irene sambil melambaikan tangannya dengan penuh kemayu kearah Richard.

Richard hanya tersenyum melihat tingkah Irene.

"Ric aku titip teman-temanku yah" Kata Ciara sambil menepuk pundak pria tampan itu.

"Oke siap" Jawab Richard sambil mengedipkan matanya

Ciara dan Irene pun berlalu menuju sebuah ruangan di sebelah kanan kami.

"Kalian bertiga mengapa tidak ikut fitness?kan bagus untuk kesehatan" Tanya Richard.

"Ah aku tidak tertarik " Jawab Jihan dengan Polosnya.

"Kalau aku sering begadang dan kurang banyak waktu untuk beristirahat ,jadi takutnya kalau aku paksakan diri untuk fitness nanti bisa drop" Sambung Lucy, Richard hanya mengangguk.

Aku hanya terdiam tanpa merespon,mataku terus memandang setiap sudut tempat ini yang terbuat dari kaca dengan dilengakapi dua pintu yang satunya disebelah kanan kami yaitu ruangan administrasi dan perlengkapan tubuh sepeti pakian,sepatu dan peralatan lainnya yang dibutuhkan sedangakan ruang sebelah kiri adalah ruangan untuk melakukan kegiatan fitness.

Aku terus memandang dua pintu tersebut dengan penuh rasa penasaran walaupun terbuat dari kaca namun kedua ruangan itu tidak transparan sehingga kami tidak bisa melihat keadaan didalam ruangan tersebut.

"Daripada merasa bosan karena hanya menunggu mereka,bagaimana kalau aku antar kalian berkeliling?" Tawar Richard

"Boleh.. Boleh.. " Jawabku yang mengiyakan,berhubung selama ini aku hanya melihat kegiatan fitness melalui TV dan Youtube.

"Aku juga ikut.. aku juga mau berkeliling " Sambung Lucy.

"Aku menunggu di sini  saja sambil bermain game karena kakiku sudah terasa capai" Kata Jihan sambil menunjukan Hp-nya yang sedang loading ke arena Mobile Legends Game.

"Kalau begitu mari kalian berdua ikut denganku, kita ke ruangan sebelah " Ucap Richard Sambil menunjukan sebuah ruangan di sebelah kiri kami.

Kamipun mengikuti Richard menuju sebuah ruangan yang terbuat dari kaca,ternyata dari dalam ruangan itu kami dapat melihat pemandangan diluar dan semuanya terlihat dengan jelas,mataku tertuju pada Jihan yang mulai membalikan Posisi Hp-nya menjadi Landscape dan menikmati Game-nya.

Peserta Gym di tempat itu cukup ramai dengan berbagaijenis bentuk tubuh,ada yang berotot ada yang tidak,ada yang kurus ada juga yang gemuk.

"Kalian berdua mungkin sudah sering  melihat atau mungkin benda ini sudah tidak asing dimata kalian,ini namanya barbell kegunaanya-nya sih untuk melatih otot dada,kaki,bahu dan punggung " Kata Richard sambil menunjuk pada sebuah  besi panjang yang memiliki ukuran antara 4 sampai 7 kaki atau 1,2 meter hingga 2.1 meter yang pada ujungnya dipasang piringan beban.

Kami berdua hanya mengangguk-angguk tanda mengerti.

"Kalau yang ini namanya Dumbbell atau Barbell yang pendek" sambung Richard menjelaskan setiap alat fitness yang ada diruangan tersebut.

"Richard " Seorang Pria yang tingginya hampir setara dengan Richard menghampiri kami,diikuti oleh 4 orang lainnya serta Ciara dan Irene yang sudah mengenakan perlengkapan fitness.

"Ci kamu keren sekali mengenakan pakian fitness ini" Pujiku yang langsung terpana dengan lekuk tubuh Ciara dalam balutan pakian yang terlihat sporty namun seksi.

"Iyalah Ciara itukan ibaratnya seorang putri bangsawan kalau kamu itu seperti upik abu" Sambung seorang Pria yang muncul dari belakang Ciara ternyata Pria berengsek Itu "ALLAN CIELS"

"Oh Tuhan mengapa harus ditempat ini juga aku bertemu dengannya?" Batinku kesal.

Aku hanya terdiam mendengarnya mengoceh dan terus menggodaku dengan ejekannya,wajahnya memang tampan bak actor Lee seung Gi namun sayang sikap dan tingkah laku serta ucapannya selalu membuatku kesal,rasanya aku ingin merobek mulutnya.

"Berhenti Allan,ocehan kamu sudah berlebihan,kenapa kamu selalu mengganggu Bella? " Ucap Ciara dengan nada kesal,namun Allan seolah tak menggubris perkataan Ciara dan terus mengoceh.

"Sudah tidak usah dihiraukan Bell, ayoo Irene kita lansung kesana untuk pemanasan sebelum menggunakan treadmill" Ajak Ciara dengan mengambil langkah panjang,Lucy pun mengikuti mereka berdua menuju alat treadmill tersebut berada.

Aku yang masih berdiri terdiam karena merasa kesal kemudian segera membalikkan badan untuk menyusul ketiga temanku.

"Mau ke mana kamu Upik Abu?" Ucap Allan sambil menarik ardiganku.

"Aku mau menyusul mereka " Jawabku dengan nada lembut walaupun aku merasa sangat kesal.

"Kamu di sini saja, pantau mereka dari jauh saja kamu gabung sama Ciara juga tidak akan mengubah keadaan, tetap saja kamu itu Upik Abu"

Aku semakin geram dengan bacotan dari bibir Allan,namun kutahan diri untuk tidak meresponnya.

"Jangan terlalu kasar dengan perempuanlah Allan" Ucap Richard sambil menarik tangan Allan dari cardiganku seketika mereka saling melemparkan tatapan seperti hendak ingin membunuh satu sama lain, Allanpun melepas tangan Richard dengan kasar.

Aku ingin sekali mengucapkan kata terima kasih untuk Richard yang sudah membelaku dari pria berengsek ini namum mulutku tetap terkatup rapat.

Mencoba pergi aku segera bergegas mengambil langkah untuk menemui teman-temanku namun kali ini bukan cardiganku yang dia tarik namun pergelanganku yang dia tarik dengan keras sehingga tubuhku terhempas menghampirinya.

"Kan sudah kukatakan kamu di sini saja Upik Abu " Perintah Allan yang mendekatkan wajahnya sambil menatapku dengan sebuah senyuman kecil yang mengejek.

Dug Dag Dug Dag..

"Aduh mengapa jantungku berdegub keras".Batinku

Aku mendorong pelan tubuh Alan lau mencoba melepas genggaman tanganny yang begitu keras namun tak berhasil,alhasil dia menarikku menempatkanku di sampingnya.

"Kamu di sini saja sampai mereka selesai kalau kamu kesana merusak pemandangan,aku tak ingin mataku sampai sakit karena melihat sosok Upik Abu seperti kamu" Ucapnya sambil memalingkan wajah kedepan menatap Ciara,Irene dan Jihan.

Tangannya masih menggengam erat pergelanganku yang kecil "sudah aku biarkan saja .. kuikuti apa maunya daripada ka semakin menjadi-jadi" Batinku pasrah.

Aku juga menyadari mungkin benar apa yang dikatakan Allan kalau aku dan Ciara Ibaratnya seperti Tuan putri dan Si Upik Abu.

"Bella" Panggil Richard yang sedari tadi memerhatikan aku dan Allan dari belakang.

"Iya " Aku berbalik menjawab Richard dengan tetap berusaha untuk tersenyum.

"Kamu .. kamu itu cantik .." Kata Richard sambil mengedipkan matanya.

Terkejut dengan pujian Richard yang begitu tiba-tiba, rona wajahku berubah .aku merasa seperti canggung ketika di puji oleh pria tampan seperti Richard, sepertinya pipiku memerah.

Awww" Jeritku pelan.

Tanganku merasa sakit diremas Allan secara tiba-tiba namun dia tak memperdulikan jeritanku dan terus asyik bercerita dengan teman-teman disampingnya.

Aku berusaha melepaskan tanganku namun masih saja aku tak sanggup melakukannya justru dia semakin mencengkram tanganku lebih erat hingga Ciara ,Irene dan Jihan kembali.

"Allan mengapa tangan Bella kamu cengkeram begitu?" Tanya Lucy kepada Allan.

"Biar dia tidak ke mana-mana ,sakit mataku kalau melihat sosok Upik Abu yang terus berkeliaran entah itu dikampus ,saat mengerjakan tugas Uas,bahkan saat Gym selalu saja bertemu dengannya" Ucap Allan yang mulai melepaskan cengkramannya.

"Kalian tunggu sebentar yah,aku dan Irene mau mengganti pakaian dahulu" Pamit Ciara memotong pembicaraan dan akhirnya meredakan suasana yang tidak mengenakan tadi.

"Kita tunggu mereka didepan saja Bell,kasihan Jihan seorang diri di sana " Ajak Lucy

Aku menganguk-angguk tanda setuju,aku dan Lucy berjalan meninggalkan Richard,Allan dan ruangan fitness tadi.

"Woii "Lucy mencoba mengagetkan Jihan yang masih sibuk dengan gamen-nya.

"Aduhh Lucyy" Jihan menjerit.

"Irene sama Ciara ke mana ? mereka belum selesai fitness yah ?" Tanya Jihan dengan jidad yang mulai mengerut.

"Sudah selesai kok,mereka sedang mengganti pakaian sedikit lagi mereka kemari" Jawabku meyakinkan Jihan.

Pintu terbuka namun bukan dan Irene dan Ciara yang tampak keluar tetapi Richard dan teman-temananya yang tadi kecuali Allan.

Teman-temannya tadi segera berpamitan pulang dan menuju pintu keluar sedangkan Richard masih berdiri rapi didepan kami.

"Bella.. namamu Philia Isabella kan?tanya padaku yang sontak membuatku sedikit terkejut darimana dia tau namaku.

Aku mengganguk dengan penasaran namun tak ingin bertanya banyak.

"Kamu tidak mengenaliku? apa kau tidak ingat denganku ?" Tanya Richard sambil menyodorkan wajahnya ke depanku.

"Wajahmu seperti tidak asing mungkin karena aku sempat melihatmu bersama Ciara dikampus" Jawabku.

"Ya sudahlah nanti coba kamu pikir-pikir lagi mungkin saja kamu akan mengingat sesuatu tentang dirikh" Ucapan Richard membuatku kebingungan.

"Aku minta nomor handphone kamu bolehkan?" Richard menyodorkan handphonenya padaku,tanpa berpikir panjang aku mengiyakan permintaan Richard sambil mengetik nomorku di ponselnya.

"Oke makasih yah Bell, see you next time" Kata richard sebelum meninggalkan kami.

"Ehem  .... Ehem" Lucy mulai menggodaku.

" Cieee .. Ciee "

"Kenapa sih kan dia hanya meminta nomor handphonekh, hal biasa kan?" Aku menangkis godaan Lucy.

"Mugkin dia memang suka sama kamu Bella,kalau tidak mengapa dia hanya meminta nomormu saja? " Kata Jihan dengan senyum lebar dan terus mengedipkan matanya .

"Tidak mungkinlah dia menyukaiku,kalian lihat sendirikandia itu tampan kalau aku .. aku biasa-biasa saja " Ucapku sambil menunjukkan jari pada rambutku sampai kakiku.

"Kamu saja yang tidak sadar diri kalau wajah kamu itu juga Cantik " Potong Lucy.

"UPIK ABU TETAP SAJA UPIK ABU"

Sebuah suara yang langsung mengalihkan perhatian kami bertiga , "Allan lagi" yang baru saja keluar dari dalam ruangan diikuti oleh  Ciara dan Irene.

"UPIK ABU Jadi Cinderella hanya ada di dunia dongeng jadi kamu jangan terlalu banyak menghayal nanti jatuhnya sakit" Sambungnya lagi.

Karena sudah bosan mendengar ejekan dari Allan terus aku memutuskan untuk keluar dari ruangan GYM terlebih dahulu tanpa berpamitan.

Dua Menit kemudian keempat temanku menyusul keluar.

"Are you okay?" Tanya Ciara sambil memegang pundakku.

Aku tak sanggup berbohong lagi bahwa aku baik-baik saja. aku menggeleng menyetujui.

Ciara memelukku " Kamu hanya perlu mengabaikannya tanpa perlu kamu simpan kata-katanya" Sambung Ciara lagi,aku menganguk dengan lemas.

----------------

Lucy membuka Pintu mobilnya mengisyaratkan agar kami semua lekas naik dan pergi meninggalkan tempat GYM ini.

Didalam mobil mereka tak ingin membahas perseteruanku dengan Allan karena tak ingin aku terus memikirkanya,

kami tidak sempat mampir kerumah Ciara untuk mencoba pakaian tadi.

Lucy langsung mengantar kami Pulang kerumah masing-masing dikarenakan kami semua sudah sangat kelelahan.

Aku tiba dirumah Pukul 17:42.

Rumah begitu sepi,kamar adalah tujuan utamaku.

Setelah mengganti pakaian aku langsung mandi,merasa sudah sangat kenyang aku membaringkan diriku dikasur.

Dering nada pesan dari WhatsApp terus menghantam ponselku namun aku sedang tidak berniat untuk membacanya ,mataku terus tertutup dan akhirnya aku tertidur lelap.