Di Puncak Kedua, Song Jia bersandar di pohon pinus, menatap kosong ke arah Puncak Keempat. Pada suatu titik, kebingungan telah memenuhi matanya, dan air mata mulai mengalir di wajahnya.
Lagu pil obat bergema di dalam telinganya, menimbulkan lapisan demi lapisan riak di dalam hatinya. Satu demi satu adegan bangkit dari ingatannya.
Dia melihat bayangan ayahnya, dan bayangan dirinya….
Beberapa orang menyebut anak perempuan sebagai 'mutiara di telapak tangan.' Dari apa yang diingat Song Jia, dia… adalah mutiara di telapak tangan ayahnya.
Lagu pil obat bergema, berayun, mengalir di seluruh Langit Pertama. Satu juta orang mendengarnya dan tersentuh, bahkan Fang Yu. Dia duduk di sana dalam diam, emosi yang kompleks memenuhi dirinya. Dia merasa gelisah dan terkenang. Dia mengenang ayahnya, terpelajar, tampak lembut tetapi juga sangat ketat. Dia juga mengenang masa kecilnya, bersama dengan semua hal yang lembut dan manis yang telah terjadi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com