webnovel

Aku Cinta Ayahku

Dari dulu kau memang tak pernah berubah selalu saja memberikanku yang terbaik hingga rasa ini tumbuh. Jangan salahkan aku jika suatu saat nanti kau kan kurebut dari ibuku. Ini adalah Aku, Kiel Rama Jordan. Seorang pebisnis sukses yang usahanya telah meluluhlantahkan dunia. Disinilah aku hidup tanpa keluarga ataupun memiliki kasih sayang tapi KAU tidak akan pernah kubiarkan bebas, tidak peduli jika itu harus membuatku menghancurkan hidupMu.

Miwase · Andere
Zu wenig Bewertungen
4 Chs

Ayahku Cemburu

Kini aku tak lagi memanggilnya sayang semenjak beliau selalu mengungkit-ungkit ibuku, tapi beberapa jam setelah itu kutemukan dia dalam keadaan berdarah yang disembunyikannya.

'Hey, apa dia takut aku marah, makanya dia sembunyi di kamar mandi? Tapi kelihatannya tidak melihatnya masih menatapku tanpa emosi ketakutan yang biasa di tampilkan untukku',pikirku melihat tingkahnya yang tenang-tenang saja sejak kugendong keluar dari kamar mandi.

Aku tersenyum puas ketika luka yang ada di kaki ayahku sudah ku olesi dengan obat dan kututup dengan perban. Setelah itu ku kecup bibirnya singkat, dan dia menengok ke arahku dengan tatapan anehnya.

"Jangan melihatku seperti itu sayang, itu menyakitiku",godaku yang sebenarnya tahu arti tatapan anehnya tapi rasanya lucu saja ketika aku menggodanya dan dia menanggapinya kelewat serius padaku.

"Tinggalkan saja aku sendiri",ucapnya kelewat acuh dan mengusirku dari kamarnya.

Dengan sukarela aku keluar dari kamarnya,'aku penasaran dengan apa yang akan terjadi, jika dia memiliki anggapan yang salah tentangku. Mengujinya adalah hal yang tepat untuk saat ini',pikirku gemas sendiri dengan tingkahnya yang mengusirku keluar dari kamarnya.

Sementara ayahku yang kutinggalkan di kamarnya seorang diri nampak menunduk lesu.

'Sebenarnya apa yang terjadi padaku?',pikirnya lesu.

'Dia anakku, sadarlah',lanjutnya dalam hati mencoba menghilangkan perasaan yang mengusiknya itu.

lelaki itu menutup matanya sejenak, mengingat apa yang baru saja dilihatnya tadi.

'deg deg deg',terdengar sebuah suara bergemuruh dan lelaki itu menyentuh bagian yang berdebar-debar itu dengan perasaan yang menyesakkan.

'Sebelumnya dia memangsaku hingga aku lelah dan berakhir pingsan, tapi tubuhku yang kelelahan pun tetap dijamahnya. Sebenarnya apa yang telah terjadi padamu Rama, dulu kau tak seperti ini. Ayah merasa sudah melepasmu dengan baik beberapa tahun lalu, apa ada sesuatu disini yang membuatmu berubah begitu banyak?',pikir lelaki itu gelisah hingga jatuh tertidur di kasurnya dengan tubuh yang dibalut perban.

Sekitar tiga puluh menit setelah aku keluar dari kamar ayahku, aku membuka lagi pintu yang di dalamnya ada seseorang yang mengusirku paksa tadi dan dapat kulihat ayahku sudah tertidur dengan lelap di kasurnya.

Aku pun berjalan mendekat untuk menyelimuti seseorang yang sangat berharga bagiku itu dan menciumnya lembut, berharap ayahku bermimpi indah,'sayang, semoga mimpimu indah' harapku kemudian keluar lagi dari kamar milik ayahku itu.

"Tuan, saya telah menyiapkan mobil",ucap supirku ketika aku baru saja keluar dari kamar ayahku dan aku pun mengangguk.

"Apa Rael sudah sampai sini, seperti yang sudah kusuruh?", tanyaku memastikan sebelum berangkat untuk perjalanan bisnis selama seminggu.

"Ya, Tuan. Saat ini dia ada di kamarnya",balas supirku.

"Sebelum berangkat, beritahu Rael untuk menjaga ayahku selama disini dengan aman tanpa ada luka sedikitpun di tubuhnya",perintahku dan berjalan lebih dulu ke arah mobilku.

'Bagaimana mungkin, aku menyampaikannya seperti itu, Tuan. Anak itu, Rael memendam perasaan pada anda yang sama sekali tidak peka terhadap perasaannya. Dia pasti akan sangat marah dan cemburuan jika anda memintanya memperlakukan ayah anda seperti itu padahal dia tahu jika anda mencintai ayah anda bukan sebagai ayah', pikir supir itu, tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi setelahnya, tapi jelas jika dirinya harus menyampaikan perintah Tuannya itu.

Aku yang sudah memasuki mobil pun memeriksa berkas yang ada disebelahku.

Sementara itu disisi lain nampak seorang pria yang cenderung cantik tengah mengepalkan tangannya kesal,"mengapa harus dia? Mengapa bukan aku?" ucapnya getir.

Tiba-tiba terdengar bunyi ketukan pintu dan aku pun melihat supirku yang panik lalu membuka jendela mobilku.

"Ada apa?",tanyaku heran.

"Mati? Tuan, aku mendengar suara berisik jadi aku kembali untuk melihat apa yang terjadi tapi dia sudah tak bernyawa",ucap supirku ketakutan.

"Siapa yang mati?",tanyaku.

"Dia..Rael, Tuan",ucap supirku dan aku pun keluar dari mobilku menuju tempat yang diarahkan supirku.

Begitu sampai di tempat, aku mengenali ayahku yang ada di pojok sana dengan wajah yang ketakutan dan Rael yang sudah bersimbah darah.

"Tuan, apa yang harus kami lakukan dengan jasadnya?",tanya salah satu pengawalku berniat memindahkan Rael.

'Rael?',pikirku mengingat seperti apa dia dan tanpa sadar menatap para pengawalku dengan tatapan tajam dan menakutkan.

"K-kami mengerti Tuan",ucap para pengawalku keluar begitu melihat tatapan mataku.

"Apa yang terjadi padanya?", tanyaku pada supir yang tepat berada di sebelahku sementara tangan kananku yang ada di dalam saku celana panjangku menekan tombol merah dan biru secara bersamaan.

Beberapa detik kemudian seluruh para pengawal yang bertugas khusus datang di tempatku berada saat ini.

"Tangkap dia",perintahku begitu mereka semua datang dan langsung melaksanakan perintahku tanpa adanya keraguan.

"Tuan, ada apa dengan supir itu?",tanya ketua keamanan para pengawalku bingung.

"bukankah sudah terlihat jelas, dia telah dibunuh. Dia mungkin tidak sadar tapi jejak pada pakaiannya tak pernah berbohong",ucapku menunjuk ayahku kemudian menatap orang kepercayanku.

"Dimengerti, saya akan membawanya ke lantai enam",ucapnya kemudian pergi dari hadapanku.

Aku pun mendekati ayahku melihat tubuhnya gemetar,"apa kau tahu sesuatu?" tanyaku pelan.

"Tadi, dia datang lalu bilang akan menjagaku. Tapi tiba-tiba dia membawa pistol dan menodongnya dengan pisau tapi dia langsung melakukannya",ucap ayahku tak karuan, tapi jelas aku mengerti dengan maksud dari penjelasan ayahku.

"Jadi Rael melindungimu sampai akhir dengan nyawanya ya?",gumamku.

'Rael adalah sahabat yang paling memahamiku',pikirku dan beranjak pergi meninggalkan ayahku.

"Len, bersihkan ayahku dan bawa dia ke ruang makan setelahnya", perintahku. Len adalah orang tersadis dalam pembunuhan tanpa jejak, tapi dia adalah tangan kiriku yang sebenarnya dalam melaksanakan tugas.

"Baik, Tuan. Bagaimana dengan perjalanan bisnismu?",tanyanya menunggu perintah.

"Ren, dia akan menggantikanku dengan baik",ucapku santai dan berlalu pergi.

Aku saat ini ada di kamarku. Aku akhirnya memutuskan berbagai hal setelah berjam-jam di kamar dan membiarkan ayahku makan disana tanpa kutemani.

"Len?",panggilku begitu melihatnya.

"Bisakah kau bereskan semua musuhku sekaligus tanpa tersisa satupun?",tanyaku dan dia menyeringai sadis.

"Tuan, itu sungguh sesuatu yang tak terduga dan menyenangkan. Akan kulaksanakan perintah-Mu dengan ba-ik",ucapnya terlihat bersenang-senangnya.

'Akhirnya aku bisa membantai seluruh musuh Tuanku, dan beliau memerintahku secara langsung. Kupastikan ini akan jadi pembantaian terkejam yang kulakukan sampai ke akar-akarnya, tidak mungkin aku menghianati kepercayaan Tuan',pikir Len saat itu sebelum meminta izin untuk mulai melaksanakan tugas dari Tuannya.

Aku melihat Len berjalan pergi,'entah mengapa aku jadi kasihan para Ren yang bersusah payah agar cintanya diterima sementara orang yang ditaksir hanya memikirkan sesuatu yang sadis dan menyeramkan dengan sangat rapi dengan kemampuannya. Ren terlalu polos, apa nanti dia akan jadi sadis demi mendapatkan Len?' pikirku melihat kepergian Len melaksanakan perintahku.