webnovel

AKSI CINTA

Dalam kehidupan pasti selalu ada pertanyaan atau teka-teki yang membutuhkan jawaban. Sama seperti dua orang asing yang bertemu tanpa sebuah kesengajaan, cinta? Ya tentu saja cinta, secara perlahan cinta itu hadir membuat perjalanan mereka semakin panjang, semua itu hanya membutuhkan waktu. Dengan menceritakan tentang seorang anak laki² dalam menjalani hidupnya dan cintanya, bagaimana dia membalas cinta dari orang yang hanya dia anggap sebagai teman, maksudnya orang yang selalu membuat dirinya kesal, orang yang mau bertanggung jawab saat dia mengalami kecelakaan. Dan perjuangan seorang Evans berjabat sebagai ketua OSIS di Sekolah SMA-Nya yang berkeinginan membuat seorang Saka menjadi miliknya. Lalu yang memiliki nama Saka Dhiyankara bukannya ingin menolak cinta dari seorang Evans, tapi dirinya tidak ingin tahu soal Cinta apalagi seperti hubungan dan perasaan. Di antara mereka berdua ternyata memiliki sebuah rahasia yang tidak orang-orang dapat ketahui, bagaimanakah kelanjutan cerita mereka?. Jawabannya ada di dalam Cerita, semuanya butuh waktu untuk menyelesaikan kisahnya. Warning LGBTQ+

Zoel_Young · LGBT+
Zu wenig Bewertungen
34 Chs

BAB 22 : Di bully di kantin

Di saat jam istirahat!

"Gimana Ron enak di hukum?."Ujar Gara, menahan tawanya yang begitu senang melihat Ronal yang di beri hukuman oleh guru untuk berdiri di lapangan sambil hormat pada bendera.

Benar Ronal tadi telat datang ke sekolah jadi dia di beri hukuman oleh pak wasa, ketahuan menyogok penjaga gerbang sekolah.

Ronal hanya menimpali dengan wajah datarnya, ia langsung meninggalkan gara dan saka di lapangan tanpa sepatah katapun.

"Ehh itu si Ronal kenapa ya sak?." Tanya Gara bingung, menatap kepergian Ronal barusan.

"Mungkin ada masalah." Jawab saka, dengan dua tangan berada di saku celana sekolahnya.

"Mungkin juga, saka lu kan baik tolong traktir gua dong boleh ya?." Gara memasang wajah memelasnya, membuat saka memutar bola mata malas.

"Ke kantin, ayo!." Saka berjalan mendahului gara, sedangkan gara langsung berlari kecil menyusul saka.

Selama berjalan menuju kantin mereka berdua terus di tatap oleh beberapa murid, jika gara merasa tidak nyaman dengan tatapan yang seperti ingin memakan hidup-hidup dirinya, sedangkan saka tidak peduli dengan tatapan di sekitarnya.

Tahulah kenapa mereka menatap kearah saka dan gara, bukan kepada dua orang tapi hanya pada saka, ia tahu bahwa beritanya tentang dia dengan Evans masih menjadi topik panas di sekolahan, belum lagi kedekatan antara dia dengan Raditya si murid pintar fisika yang di sayang para guru IPA.

"Sak orang natepin kita, apa ada sesuatu di muka gua gitu?." Bisik Gara

"Kitanya yang ganteng kelewatan." Balas saka, tidak peduli dengan perkataan temannya itu.

"Emang gua ganteng ya sak?."

"Gak, jelek kayak monyet!."

"Emang lu gak ada kata lain selain monyet gitu, ganteng gini di bilang monyet." Cibir gara, tidak terima dengan nama panggilan saka tadi.

Saka tidak membalas ucapan dari gara yang sedang mencibir dirinya, saka dan gara masuk ke dalam kantin, setelah mereka berdua masuk ke area kantin itu semua mata langsung tertuju kepada saka dan gara.

Dengan santainya saka memilih tempat untuk makan, gara hanya mengikuti saka ia merasa cukup canggung dengan suasana kantin yang tiba-tiba sunyi itu, gara tidak mengerti saat dia dan saka belum masuk ke dalam kantin terdengar suara bising dari orang-orang yang sedang makan di dalam kantin itu.

"Sak ini kenapa suasananya berubah drastis gini ya, horor gitu!." Bisik Gara, yang duduk berhadapan dengan saka.

"Udah gak usah di peduliin, nah mendingan lu beli dulu makanannya gua tunggu disini, nih duitnya." Saka memberi dua lembar uang berwarna merah pada gara, sedangkan gara hanya mengangguk tanda mengerti.

Sambil menunggu gara kembali, saka membuka handphonenya untuk menonton film yang bergenre slasher, filmnya hanya tentang seorang psikopat yang sedang menyiksa habis korbannya.

Ini pertama kalinya saka ke kantin lagi, ia ke kantin hanya pada waktu MOS dulu dan itu sudah cukup lama.

Berfokus pada tontonannya saka tiba-tiba di kejutkan oleh kehadiran seseorang yang sedang marah-marah, tidak jelas itu. Saka menutup tontonannya dan melihat siapa yang mengganggu waktu tenangnya.

"HEH LU NGAPAIN DISINI, AWES GUA MAU DUDUK!." Ucapnya lantang, membuat seisi kantin mengalihkan pandangannya.

"Ya cepet pergi sana!."

"Cih orang kayak lu ngapain disini segala sih, ganggu pemandangan aja!." Ketusnya

Tiga orang siswi itu lagi, yaitu Jessie, Mela dan Tasya. Yang pernah membully dirinya di toilet.

Saka menghela nafasnya, cukup melihat sebentar lalu kembali pada layar ponselnya, untuk menonton film lagi.

"Heh lu berani ama kita!." Ucap Jessie yang terlihat kesal itu.

Sedangkan saka masih mengabaikannya, tidak peduli dengan ocehan perempuan yang berada di hadapannya sekarang ini.

Brakk!

Mela memukul meja kantin dengan kuat, sampai menimbulkan bunyi yang juga lumayan keras, beberapa orang di kantin tahu bahwa tiga orang siswi itu memang sering mencari masalah.

"KITA NGOMONG AMA LU JING!." Kesal Mela, dengan tatapan marah.

"Heh kak ngapain ganggu temen saya, emang dia ada salah ama kakak, main bentak orang aja!." Gara langsung menghampiri saka dengan membawa makanannya.

"Lu gak usah ikut campur, gua ada urusan ama dia bukan lu!." Ucap Jessie

Gara menggeram kesal, ia menaruh makanannya di meja dan mendekat ke tiga siswi yang dimana itu kakak kelasnya, untuk apa gara takut pada kakak kelasnya yang modelnya seperti ini.

Tadi saat Gara yang sudah selesai memesan makanannya, mendengar keributan lalu menoleh kearah sumber keributan itu, ia melihat ternyata ada tiga siswi yang sedang terlihat kesal dan marah-marah pada saka, segera saja ia melangkah datang untuk menghampiri saka yang begitu terlihat santai tanpa peduli dengan tiga orang sedang marah-marah tidak jelas itu.

"Dia temen saya, terus ada masalah?."

"Ngelunjak lu ya!."

"Saya gak peduli, kakak itu anak kelas dua belas harusnya tahu sopan santun dikit kek, jangan suka cari masalah ama orang kalo gak pengen nanti dapet masalah balik!." Celoteh gara

Mela mendengar celotehan gara yang seakan merendahkan itu, mengangkat tangan kanannya untuk menampar gara, tapi di cegah oleh seseorang.

"Jangan main nampar!." Saka memegang kuat lengan Mela yang ingin menampar gara itu.

Ekspresi saka saat ini hanya seperti biasanya, mata menyipit seperti orang yang terlihat tidak bersahabat, dengan bibir yang tidak ada seulas senyuman.

Seisi kantin mulai menonton adegan yang terjadi itu, keributan memang selalu di anggap seru bagi beberapa orang, tapi ada yang tidak peduli, ada juga para fujo dengan fudan merasa berbeda adegannya bagi mereka itu sungguh berbeda di mata mereka, seperti drama romantis.

"Lepasin!." Sentak Mela, yang kesakitan karena cengkraman saka.

"Lu bertiga ada masalah ama gua, jadi jangan libatkan teman saya ini, anda paham?." Ujar saka, dengan penuturan kalimat yang berbeda-beda.

"Dasar orang gak guna lepasin temen gua!." Ucap Tasya, langsung memegang tangan saka untuk melepaskan cengkramannya.

"Kalo pengen cari ribut, mendingan jangan di kantin, ini tempat untuk makan bukan adu mulut!." Saka langsung melepaskan cengkraman tangannya dan menepis tangan Mela dengan kuat.

"HEH MISKIN, GAK USAH NGATUR ORANG, EMANG INI KANTIN PUNYA LU!."

Plak!

Tamparan keras itu mendarat di pipi Jessie, sedangkan sang empu yang mendapatkan tamparan itu langsung menyentuh pipinya yang terasa panas.

"INTROSPEKSI DIRI DULU JALANG!."

Kantin itu langsung berubah menjadi suasana yang mencekam, sedangkan orang yang berada di kantin berseru girang.

"Wih nambah seru ributnya!"

"Lanjutkan kawan!."

"Nambah lagi orangnya."

"Ribut terosss!"

Orang-orang di kantin tambah ricuh, dengan keributan yang terjadi.

Gara terkejut dengan kehadiran seorang murid siswi si kakak kelas, dan orang itu teman dari saka.

"SEHARUSNYA NGOMONG ITU MIKIR DULU, JANGAN ASAL MAIN NGEGAS!" Maki Jolie, dia yang sudah menampar Jessie tadi

Awalnya Jolie mencari keberadaan saka di kelas, di kelas saka tidak ada, lalu Jolie mencari saka di toilet ternyata tidak ada, karena iseng Jolie mencoba mencari saka di kantin, ya Jolie tahu saka memang tidak suka ke kantin, tapi malah menemukan orangnya di sana.

Tapi sepertinya saka sedang berada dalam masalah, pasalnya ada tiga siswi yang marah-marah pada saka, dengan cepat Jolie langsung menghampirinya dan menampar si pelaku.

"Berani bener lu pada gangguin temen gua!." Bentak Jolie dengan kemarahan yang tidak tertahan, ia tidak suka jika ada yang mencari masalah dengan saka di sekolah, maka ia akan langsung maju untuk melindungi saka.

Sedangkan tiga orang itu tidak langsung pergi, mereka malah adu mulut dengan Jolie membuat seisi kantin bertambah ricuh lagi.

Sampai saka...

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Zoel_Youngcreators' thoughts