"Bang, beli ciloknya. Pedas."
"Ya neng." Jawab abang cilok menyahutinya sembari melirik sekilas seorang wanita cantik berperut buncit dihadapannya.
Intan menunggu sambil berdiri dengan tatapan tak bisa lepas dari kepulan asap yang keluar dari panci berisi cilok. Lidah Intan terasa tergoda hampir meneteskan air liurnya. Ia tak sabar segera mendapatkannya dan langsung memakannya.
"Hmm." Intan meneguk salivanya kasar tidak sabar menyantap makanan itu hingga habis.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com