webnovel

AKHIRNYA CINTA

Alice namanya....Ketidakmampuannya untuk menolak keinginan orangtuanya yang ingin sekali dirinya menikah dengan temannya saat kecil yang bernama Rama yang ternyata tidak lain adalah pemilik perusahaan tempat ia bekerja. Sudah jelas-jelas keluarga dan Rama tahu kalau sudah ada Panji, kekasih Alice. Orangtuanya yang sangat menghendakinya untuk langsung menikah saja katimbang pacaran Akhirnya Alice mau menikah dengan Rama, laki-laki yang belum dicintainya namun selalu sayang dan perhatian dengannya. Sebelum menikah dan setelah menikah bayang-bayang sosok Panji tak bisa hilang begitu saja. Bagaimana hubungan Alice dan Rama disaat hati dan pikiran istrinya masih terikat pada Panji?

clarasix · Teenager
Zu wenig Bewertungen
376 Chs

Part 20

Saat dia menggerakkan kedua kakinya turun ke lantai tiba-tiba terasa perih sekaligus sakit sekali pada kakinya. Dia baru ingat kalau tadi malam dia jatuh di parkiran dan meninggalkan luka pada kedua lututnya. Benar saja ketika Alice menyingkap selimut yang menutupi kakinya, terlihatlah luka yang masih merah dan masih ada bekas obat yang diteteskan Rama tadi malam.

"Kamu duduk disana aja."perintah Rama yang tiba-tiba muncul dari balik pintu sambil membawa nampan.

"Mas."Alice mkaget tiba-tiba masuk dengan membawa nampan yang berisi makanan.

"Ini aku bawain roti sama teh hangat."Rama berjalan mendekati Alice.

"Mas udah sarapan?"tanya Alice.

"Gampang. Nanti di kantin kantor bisa."Rama menjawab dengan santai sambil memandang Alice.

"Maaf ya aku bangun kesiangan dan tidak bisa membuatkanmu sarapan."Alice memasang wajah sedih.

"Udah ini makan."Rama mengambilkan selembar roti kemudian dikasih selai strowbery diatasnya lalu diberikan ke Alice. Tapi Alice tidak langsung mengambilnya karena dia merasa kagum dengan Rama yang begitu perhatian padanya. Tanpa dimintanya Rama sudah meyiapkannya.

Karena Alice tidak segera memakannya, akhirnya Rama langsung memasukkan roti tersebut dengan pelan ke mulut Alice. Alice langsung membukakan mulutnya dengan terpaksa sambil membelalakkan kedua matanya lantaran terkejut. Alice mengunyah roti dengan begitu pelan sambil memandang Rama. kedua nya beradu pandang begitu lama. Entah kenapa hati Alice saat itu begitu senang sekali ketika Rama menyuapinya. Baru kali ini dia disuapi Rama. Perasaannya kini terasa aneh.

"Mas nggak berangkat kerja?"ucap Alice setelah sadar kalau Rama sudah lama menyuapinya.

"Ya."Rama langsung menatap jam tangannya ternyata sudah menunjukkan pukul 6.30 waktunya berangkat kerja.

"Hati-hati di jalan."pesan Alice sambil tersenyum saat Rama beranjak berdiri dan mengulurkan tangan kanannya pertanda ingin pamit dengan Alice dulu sebelum pergi. Kemudian Alice mencium punggung tangan kanan Rama.

"Hmmm. Kamu nggak usah kemana-mana. Berbaringlah di kasur aja sampai aku nanti pulang kerja. Kalau lapar sementara makanlah roti ini dulu. Nanti sepulang kerja aku akan belikan makanan di jalan."Rama berbicara sambil berdiri memandang Alice sambil menahan rasa tidak tega meninggalkannya sendirian di rumah dengan kondisinya yang masih sakit dan susah berjalan.

"Ya mas."Alice mengangguk.

"Mmmmuah."Rama mendekatkan bibirnya ke dahi Alice lalu menciumnya. Tiba-tiba Alice merasa kayak jantungnya kena sengatan listrik. Dia diam seribu bahasa menerna apa yang barusan dilakukan Rama padanya.

Dia merasa jenuh di kamar sendirian. Dia mengahabiskan waktunya dengan menonton televise, makan dan membaca buku saja. Alice merasa bosan sekali dengan aktivitas monoton itu-itu saja di rumah. Untuk mengusir rasa bosannya terlintas dipikirannya untuk chat Rama. Tapi diurungkannya lantaran dia takut nanti kalau mengganggunya.

"Rotinya dimakan. Nanti aku pulang jam 1 siang."pesan masuk dari Rama.

"Kenapa pulangnya lebih awal dari biasanya? Rotinya udah aku makan."Alice heran suaminya itu pulang lebih awal, walau dia juga merasa sedikit senang karena dia tidak akan sendirian di rumah, ditemani Rama. Meski hatinya belum menerima sepenuhnya kehadiran Rama untuk menjadi bagian dalam hidupnya, namun setidaknya laki-laki itu bisa memberikan kenyamanan untuknya.

Dia menengok ke arah jam dinding ternyata sudah menunjukkan pukul 12 siang dan sebentar lagi suaminuya akan pulang. Kemudian dia mengalihkan pandangannya ke arah jendela kamar yang terbuka. Jendela kamar itu sebagai pembatas anatara kamarnya dengan taman samping kamarnya. Jendela tersebut pasti sengaja dibuka Rama tadi pagi sebelum dia berangkat kerja supaya bisa menjadi hiburannya saat duduk manis saja di kasur.

Alice melihat kencangnya hembusan angin yang membuat pohon-pohon di halaman bergoyang-goyang. Entah kenapa saat melihat pemandangan disana tiba-tiba Alice teringat dengan kedua orangtuanya di Bandung. Mengenang kembali saat dia asyik membantu mamahnya di rumah membersihkan halaman rumah orangtuanya.

Ternyata Rama sudah pulang sambil membawa sepiring gado-gado. Alice melihat jam dinding menunjukkan pukul 1.15 siang. Rama menepati janjinya untuk pulang jam 1 siang. Kini Rama sudah tiba di kamarnya sambil membawa gado-gado, makanan kesukaan Alice.

"Udah pulang mas?"Alice melongo melihat Rama yang tiba-tiba muncul sambil membawa makanan lagi.

"Hmmm."Rama menjawab sambil berjalan mendekati Alice dan duduk di kasur. Kedua mata Alice terus melihat Rama yang sudah duduk di kasur dengannya.

"Ini dimakan."Rama menyodorkan sepiring gado-gado khusus untuk Alice. Melihat makanan kesukaannya muncul di depannya Alice langsung tersenyum sambil menahan rasa senangnya.

"Makasih."tangan Alice menerima gado-gado dari Rama.

Karena keadaan Alice masih susah berdiri jadi makan gado-gadonya di atas kasur saja sambil ditemani Rama. Alice makan begitu lahapnya sampai-sampai dia tidak tahu kalau Rama terus melihatnya saat makan.

Dret dret

"Hai sayang."pesan masuk dari Intan. Rama kaget setengah mati setelah melihat pesan tersebut, baru tadi malam dia telponan dengan Intan kini dia menghubunginya lagi. Mau Intan sebenarnya apa.

"Kok nggak dijawab. Kamu lagi apa yang?"karena pesannya tidak segera dibalas, Intan langsung mengirim pesan lagi.

"Mas mau kemana?"Alice menahan Rama yang baru bangkit dari kasur.

"Aku mau keluar sebentar. Tunggu disini dulu dan segera habiskan makananmu."perintah Rama sambil berdiri dan memandang ke arah Alice.

Setelah keluar dari kamar, Rama langsung menelpon Intan. Berharap dia ingin segera menyelesaikan urusan dengan mantan pacarnya itu. Akhir-akhir ini Intan selalu mengajaknya berkomunikasi lewat pesan. Jujur dia sangat terganggu karena ulahnya itu.

"Mau kamu itu apa."Rama tanpa basa basi.

"Sayang santailah jangan ngegas kayak gitu."Intan berusaha menenangkan Rama.

"Nggak usah banyak bicara. Mau kamu itu apa?"Rama langsung bicara pada point pentingnya saja dan terlihat tidak mau meladeni Intan lama-lama.

"Aku hanya kangen sama kamu."Intan terdengar manja.

"Bungkam mulutmu itu. Aku udah punya istri, jadi jangan ganggu aku."Rama terlihat sudah kesal.

"Pasti istrimu sedang merintih kesakitan. Ooops."Intan mulai membahas Alice.

"Jangan kau berani sebut nama istriku lagi. Apalagi setelah tadi malam kamu ganggu istriku sampai terluka. "suara Rama terdengar berteriak.

"Santai sayang. Ini belum seberapa. Aku belum puas menggangu istrimu itu. AKu akan terus mengganggu istrimu lain waktu."Intan menyulut emosi Rama.

"Wanita apaan kamu itu. Cowok diluaran sana masih banyak. Jadikau bisa cari sesukamu yang lebih baik daripada aku."Rama masih kesal.

"Tapi sayangku cuma sama kamu. "Intan berterus terang pada Rama walaupun sudah tahu Rama telah memiliki istri.

"Dengarkan aku baik-baik. Sampai kapanpun aku tidak akan kembali padamu. Karena aku sudah memiliki istri. Aku sangat mencintai Alice."Rama menasehati Intan biar tidak berharap lagi dengan Rama.

"Rama..."Intan terdengar mulai sedih.

"Ingat itu baik-baik"tegas Rama dan langsung menutup teleponnya.