"Nomernya juga tidak aktif. Harusnya aku meminta detail alamat lengkapnya."
Tak jauh dari tempatnya berada, ada seorang anak kecil yang terduduk di trotoar. Lebih tepatnya seorang anak perempuan yang kini sedang menangis. Mata Agatha memicing untuk memastikannya, tapi ternyata anak perempuan tersebut benar benar nyata dan ada.
Agatha memberhentikan mobilnya dan ia pun keluar dari benda itu. Anak perempuan tadi masih belum menyadari kehadirannya ketika tinggal beberapa langkah lagi dan Agatha menjadi tidak tega melhat lelehan air mata terus mengalir di pipi anak tersebut.
Agatha berjongkok untuk mensejajarkan tingginya. "Kenapa menangis?" tanyanya.
Paula masih menangis sesenggukan. Ia melirik takut ke arah Agatha. Tangannya pun semakin mengerat memegang tas miliknya. Wajah Paula sudah merah dengan linangan air mata yang membasahi wajah kecilnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com