webnovel

CERITA 4

Kegiatan Perkemahan yang bertujuan untuk menjalin keakraban para mahasiswa baru telah selesai dengan cukup menyenangkan walaupun sempat terganggu dengan hilangnya reza dan gilby tapi pada akhirnya semua tetap bergembira dan melupakan kejadian itu.

"syukur ya byx.. walaupun kamu sempat hilang dihutan tapi akhirnya kamu ditemukan dan dalam keadaan selamat yang sehat, jadi ibumu nggak perlu kwatir.." kata reza ketika mereka telah duduk dibus yang mengantar mereka pulang, gilby tersenyum kecut mendengar itu, dia memang selamat dan sehat, tapi

sekarang.. gilby melihat kearah mahluk aneh itu, mahluk itu sekarang sedang menempel dilangit-langit bus, sedang mengawasi sekitar gilby dengan mata merahnya yang menakutkan. Sial.. benar-benar sial.. entah apa yang akan terjadi dengan hidupku dengan adanya mahluk aneh itu.. pikir gilby.

"za.. kho....tolong kejadian aku hilang dihutan jangan sampai mamaku tau ya.." kata gilby suaranya terdengar lelah tapi serius.

"tenang aja byx.. temanmu ini orang yang paling jago menjaga rahasia.." kata reza sedangkan endrico hanya menjawab  "hmm.." sambil menganggukkan kepalanya. Sepanjang perjalanan pulang, gilby lebih banyak diam, dia hanya memandangi pemandangan dari kaca jendela bus pikirannya berkecamuk dengan bermacam pertanyaan yang tak ingin dia bahas dengan teman-temannya.

"Ma.. aku pulang.." sapaan yang biasa gilby katakan saat dia pulang rumah. Mendengar suara anaknya itu bella setengah berlari keluar dari kamarnya untuk melihat keadaan anaknya.

"kamu nggak apa-apa sayang?" tanya bella, dia langsung memeluk anaknya, dan kemudian melihat keadaan anaknya tangannya yang satu memegang tangan anaknya dan yang satunya lagi mengusap lembut pipi anaknya.

"gilby nggak apa-apa ma.." Gilby yang sekarang jauh lebih tinggi dari ibunya berusaha tersenyum meyakinkan ibunya, dan untuk menghindari tatapan ibunya dia memeluk ibunya sekali lagi. dalam hati kecilnya gilby ingin mengeluh tentang mahluk aneh yang sekarang mengikutinya, tapi dia tau itu hanya akan membuat ibu sedih dan kwatir, memang penyesalan pada akhirnya tak ada gunanya.

"aku hanya capek ma.." katanya lagi dan melepaskan pelukannya pada ibunya dia berjalan kedapur untuk mengambil minum, tidak menceritakan apa yang terjadi adalah lebih baik dari pada dia melihat airmata ibunya karena takut dan kwatir. Akhirnya gilby memutuskan bertingkah seperti biasa.

"kamu nggak kehutankan gil.."

 "nggak ma.. ma.. gilby mandi dulu ya.." kata yang bagus untuk mengakhiri pembicaraan dengan ibunya, gilbypun beranjak meninggalkan ibunya dan menuju ke kamar mandi dikamarnya, dari ekor matanya gilby melihat mahluk itu tetap mengikutinya masuk kekamarnya.

"aku mau mandi, kau tetap akan mengikutiku.." gilby melirik kesal pada mahluk aneh itu.

"hihihi.. jarakku dari bos tidak boleh lebih jauh dari 1 meter bos.." kata mahluk itu seperti mengejek gilby.

"eh jin gila.. jangan becanda ya.." kali ini gilby bukan hanya melirik tapi langsung menatap kesal pada mahluk aneh itu.

"hihihi.. menurut bos aku orang yang suka bercanda ya.." gilby tak bisa berkata-kata lagi, dia meninggalkan mahluk itu masuk kekamar mandi dengan membanting pintu kamar mandi.

Pulang kuliah sore itu,

"guys.., jadi kita dari sini langsung kestudio.." tanya gilby pada teman-temannya saat mereka selesai kuliah, ada tugas yang harus mereka kerjakan distudio gambar.

"iya, kita cari makannya nanti dekat studio aja.." kata endrico,

"kita jalan kaki aja ya ke studio cuma dekat kok, kalau lewat jalan potong..kira-kira Cuma 500 meter jaraknya" kata reza.

"tapi katanya jalan itu berbahaya.."tanya endrico, tapi walaupun dia berkata seperti itu mereka tetap mengikuti yang dikatakan reza, dengan santai mereka menuju kestudio itu.

"nggak lah...itu hanya rumor kho..lagi pula kan ada kamu kho yang jago karate.. ayo.." jawab reza percaya diri memimpin mereka.

"kamu jangan gila za.. kalau mereka banyak walaupun aku jago karate kita pasti kalah.." protes endrico.

"jangan dulu berpikiran yang negatif lah kho.. eh ngomong-ngomong byx.. hari ini sepertinya aku lebih  populer dari kamu..coba lihat sejak tadi banyak cewek-cewek yang melihati aku sambil tertawa-tawa kecil gitu.." kata reza sedikit kege-eran.

"kamu tadi ke toilet ya za.." tanya gilby

"kok kamu tau byx.."

"ya iyalah cewek-cewek itu menertawakan kamu tau.. resleting celana kamu nggak dikunci.." kata endrico dengan gaya bicaranya yang cuek, mendengar yang dikatakan endrico secara refleks reza langsung memeriksa celananya dan byx tertawa tapi menutupi mulutnya tidak enak menertawakan sahabatnya.

Jalan potong yang dikatakan reza itu ternyata melewati pasar yang ramai, karena terlalu padatnya jalan tanpa mereka sadari reza telah terpisah dari mereka, gilby dan endrico baru menyadari reza hilang dari mereka setelah mereka telah melewati pasar yang ramai itu. Tiba-tiba hp gilby berbunyi, reza menelpon.

"byx kalian duluan aja. sialan, leptopku dijamret orang, tapi jangan kwatir aku berhasil mengajar jamret itu sekarang aku didepan rumahnya dia nggak bisa lari lagi.." kata reza ditelpon dia  terdengar ngos-ngosan

"zaaa... sialan.. jangan kesitu, itu markas mereka, lari za.." kata gilby kwatir

"tapi byx.. itu leptop kerja papaku, dia bakalan marah kalau tau leptopnya hilang.."

"dimana kamu.. share lokasi kamu za kita kesitu..kamu sembunyi dulu.."

"ok.." reza mematikan hpnya. Saat reza telah mengirimkan lokasinya gilby dan endrico langsung berlari menuju lokasi reza.

Ketika mereka telah tiba dilokasi.

"oh sial byx.. reza pasti yang sedang mereka pukuli itu.." lari endrico terhenti, dia menghentikan gilby yang berlari dibelakangnya.

"telpon polisi kho.." kata gilby, dia masih ngos-ngosan.

"berapa nomornya byx.."

"aku juga nggak tau kho..911 tapi itu panggilan darurat diluar negeri, oh sial kho..apa yang harus kita lakukan.."