webnovel

keempat

oke, dichapter ini saya akan bahas tentang kelakuan singkong yang suka memboroskan makanan.

serius,singkong kalau makan sudah gak berhenti berhenti, jeda nya paling cuman 10 menit setelah itu minta makan lagi. tapi saya rasa dia minta makan bukan karena beralaskan lapar tapi iri.

iya iri, setiap lihat saya makan sedikit dia minta digorengin telur,atau minta makanan lainnya. itu baru saya belum lagi kalau tokolan makan setelah saya makan,singkong ikutan makan lagi juga. itukan masih ada kak bombay, meskipun kak bombay makan gak sering sering amat nunjukin di depan singkong,tapi singkong selalu nyamain tuhh...

iya kalau yang dimakan makanan nya sendiri, yang dimakan telur punya kami sekeluarga yang harusnya dibagi rata tapi bisa habis sama dia sendiri. dasar zumo.

kok bisa ya dia makan segitu banyak dan segitu sering nya? saya sendiri sih setiap hari gak pernah makan siang,paling cuman ngemil dan kadang bikin minuman manis. itu aja kadang malam nya perut masih gak kuat makan, meskipun saya paginya makan gak banyak banyak banget. tapi kembali lagi pada prinsip setiap orang berbeda beda.

tapi berbeda beda yang wajar itu kan seharusnya yang lebih tua itu yang lebih banyak,iya kan? tapi disini kebalikannya. dia cuman menang nangis dan jirih. iya jirih, singkong itu orangnya jirihan banget. contoh contoh kejadian yang membuktikan singkong itu jirihan.

satu, waktu makan malam, ada burung gereja yang masuk ke rumah, dia dengan jerit jeritnya sembunyi di bawah meja makan, itu lebay, padahal burungnya cuman lewat diatas saya yang duduknya jauh dari singkong. lah saya yang dilewati burung dengan jarak kurang dari satu meter saja tetap masang muka datar,tanpa ekspresi dan gak berpindah tepat. menunduk saja tidak.

saya mau coba ngisengin dia. waktu dia lagi diem diemnya saya pura pura lari sambil masang muka panik dan bilang 'eh tikus tikus' dengan gaya ngomong saya yang nge-rap seperti biasa dan nada latah saya seperti biasa.

iya,saya latah, kalau ngomong bawaannya ngerap dan itu berlaku kapan saja,dimana saja, dan dengan siapa saja. itu bawaan dari lahir yang selalu menyulitkan saya. setiap saya presentasi di kelas pasti diprotes oleh guru dan teman teman saya karena saya ngomong terlalu cepat. belum lagi ditambah latah saya ketika spidol atau penghapus papan tulis yang sering jatuh karena tersenggol. itu memalukan sekali.

saya juga sering diberi bagian paling banyak kalau ada drama drama kecil. karena selain mulut saya yang cepat,otak saya kalau menghapal teks juga cepat,iya sayang satu atau dua kali baca sudah hapal bagian semua tokoh dalam cerita sekaligus gerakannya sekaligus lagi bagian narathor nya. saya bersyukur punya otak seperti ini. meskipun saya orangnya Tel me-an tapi itu kalau lagi ngobrol dan tidak berlaku dalam pelajaran.

saya sudah melenceng jauh dari topik. jadi mari kita langsung bahas ekspresi singkong. setelah saya bilang seperti itu, dia langsung keluar dari bawah meja dengan ekspresi ketakutan. itu seru loh pemirsa. saya seneng dengan cara ngisingen dia begitu,itung itung balas dendam ke singkong yang sering ngusulin saya dan buat saya dimarahin oleh Bu acar dan pak teratai karena marahin dia.

saya kalau sama anak kecil bawaannya nge gas mulu,kalau kata Bu acar saya iniendekati anti anak club ,tambahan kata club' itu cuman bercanda saya gak benar benar bikin club' untuk perkumpulan orang orang anti anak.

tolong bagi yang pecinta anak kecil dimohon jangan tersinggung karena ini hanya ada di pemikiran saya dan berdasarkan pengalaman saya pribadi. saya sendiri disini gak menyalahkan sepenuhnya semua anak kecil di dunia ini. dan ini hanya sudut pandang saya terhadap anak kecil. jadi jangan salahkan saya atau siapapun kalau ada sikap anti anak yang sedikit muncul di diri saya.

saya sendiri gak sampai pedophobia atau fobia anak kecil. karena saya terbiasa hidup berdampingan dengan anak kecil yang menyebalkan tingkat dewa. meskipun saya gak suka anak kecil terutama anak kecil berjenis kelamin laki laki,saya tidak pernah sampai sengaja mencelakakan adik saya satu satunya itu,meskipun rasa sayang saya kedua tipis setipis kertas dan rasa kesal saya setebal skripsi anak sastra saya masih menghargai dia sebagai anak kandung dari orang tua saya.

sekian dari saya,terimakasih