Ia melewatinya begitu saja tanpa menoleh lagi. Entah kesal atau kecewa beradu.
Dimas berjalan lebih dulu, ketika mobil Adi melaju kencang dan hilang dari pandangan.
"Dek tunggu, ucap Kania!"Melihat Dimas yang berjalan dengan langkah lebar.
Gadis itu sedikit berlari sampai akhirnya sejajar dengan Dimas, walau dengan deru nafas terburuk. "Kamu kenapa sih?" tanya Kania.
"Memang aku kenapa?" jawab Dimas datar.
"Kamu diemin Kakak, enggak ada niatan nanya atau apa kek?" lanjut Kania.
"Kalau aku nanya, habis Kakak nanti!" Dimas berkata dengan nada sedikit memperingatkan Kania.
Mendengar ucapan Adiknya itu, Kania memilih diam dan lanjut berjalan sampai rumah. Beberapa gadis remaja menyapa Kania dan Dimas, namun hanya Kania yang membalas mereka dengan senyuman sesekali.
"Hei ditanya tuh, jawab dong!" Ucap Kania.
"Enggak ah, gak kenal!" Celetuk Dimas.
Sampai dirumah Dimas langsung membersihkan diri dan masuk ke kamar Kania untuk tidur.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com