webnovel

Adventure World

[Tolong Baca Pengumuman Terlebih Dahulu.] Arka hanyalah pria biasa yang berasa di usia dua puluh tahun. Tanpa keluarga, tanpa kekasih, beberapa memori yang hilang, dan dompet yang tipis. Sampai sebuah game yang menggemparkan dunia muncul. Sebuah game yang bahkan dapat mengubah tikus jalanan menduduki tahta di puncak. Adventure World, game VRMMORPG pertama di dunia yang memberikan kebebasan kepada pemain, lebih dari sekadar embel-embel game realistis yang hampir menyamai dunia nyata. Bagi Arka, game ini adalah kesempatan untuk dirinya bisa berdiri sendiri di dunia. Mulai hanya untuk menghasilkan uang, ia akan menjadi pemain yang paling mendominasi. Bahkan dia tidak menyangka, bahwa game ini akan mengungkap rahasia dibalik masa lalunya yang samar.

Al_kapa · Spiele
Zu wenig Bewertungen
185 Chs

Lv. 17 - Boss Lantai Pertama

Teriakan meminta tolong menggema di dalam lantai pertama, perbuatan siapa lagi kalau bukan Zen.

"Huh ... mereka membosankan. Setidaknya lakukan perlawanan kek. Bukannya terlihat menderita kalian malah terlihat seperti menikmati saat ditikam serigala."

Di dalam game ini memang rasa sakit saat terkena serangan hanyalah sekedar gigitan semut kecil.

Jadi player tidak perlu khawatir akan rasa sakit berlebihan saat bagian tubuh terpotong atau terkoyak. Yah cukup sadis untuk sebuah game, walaupun player tidak mengeluarkan darah.

"Ohh tunggu serigala-serigala kecil. Jika kalian membunuh mereka, aku hanya akan dapat barang tidak berguna."

Setelah mengatakan hal itu, Zen mengeluarkan sebuah dinamit. Yah, sebuah peledak.

"Siapa yang akan menyangka kalau saran dari pak tua Gordon itu akan berguna saat ini."

Saat Zen masih di kota Ashround, dia sering diajak berbicara dengan Gordon. Itu mungkin karena tingkat kedekatan mereka yang cukup tinggi.

Lalu Zen pernah diberitahu Gordon untuk membawa beberapa hal saat berpetualang, salah satunya dinamit. Zen awalnya tidak mengerti untuk apa membawa hal seperti itu.

Tapi tetap saja pak tua Gordon itu hanya bilang kalau barang-barang itu akan sangat membantu Zen dalam banyak hal. Dan sekarang contohnya.

Zen mengambil pemantik api lalu menyalakan 10 dinamit lebih sekaligus dan melemparnya ke arah perampok dan gerombolan serigala berada. Dan ....

BOOOOM!!!

Suara ledakan memenuhi lantai pertama, ada kemungkinan akan memancing perhatian player atau bahkan monster untuk mendekat.

[ Membunuh player untuk pertama kalinya, tittle First Blood didapatkan ]

•First Blood•

Efek: -

"Huh? Tittle yang tidak berguna. Tidak, lupakan itu, aku tidak menyangka kalau tidak ada yang bertahan. Baiklah saatnya mengambil barang jarahan."

Zen mendapatkan cukup banyak item dari para serigala yang terbunuh. Dan yang menjadi favoritnya adalah jumlah uang yang dijatuhkan para perampok itu, yaitu 7 gold 300 silver.

Bagi Zen itu lumayan untuk sekedar tambahan. Lalu item lain yang dijatuhkan perampok itu tidak ada yang membuat Zen tertarik kecuali ....

•Mana Ring•

Accessories|Common

Lv.15

_____

+1000 MP

•Feather Earrings•

Accessories|Common

Lv. 10

_____

+10% Speed

"Tidak buruk, setidaknya ada barang yang berguna diantara item yang mereka jatuhkan."

Setiap player bisa menggunakan aksesoris sebagai equipment pendukung. Di setiap bagian tubuh tertentu memiliki batas dari jumlah aksesoris yang bisa di pakai.

"Baiklah ... untuk saat ini mungkin aku akan menaikkan level lagi."

....

[ Anda telah naik level 19 » 20 ]

Baiklah, ini yang terakhir. Akhirnya aku berlevel 20, sudah kuduga semakin tinggi level semakin susah menaikkannya.

Bahkan selama 4 hari berturut-turut melakukan hunting secara intensif hanya meningkat 2 level, ini benar-benar bisa membunuhku.

"Eh ...?"

Tiba-tiba suara notifikasi sistem berdering terdengar di kepalaku. Mungkin ada hal lain yang kudapatkan.

[ Membunuh lebih dari 1000 monster bertipe serigala, tittle Wolf Slayer didapatkan ]

•Wolf Slayer•

Efek: +25% damage untuk monster bertipe serigala.

"Oho ... lumayan, perjuanganku tidak sia-sia."

Mungkin aku juga harus memeriksa stats avatarku yang sekarang.

Zen | Manusia

Lv. 20

Tittle: 5

Reputation: 650

Class: Revenant

___________________

HP: 4.700

MP: 940

Str: 57

Vit: 47

Int: 47

Dex: 52

Stats Point: 50

[Bonus class: +2 Str, +1 Vit, +1 Int, +2 Dex tiap kenaikan level]

____________________

Skill:

-Weapon Mastery [1-95%]

-Magic Mastery [1-60%]

-Retribution [2-25%]

-Armament [2-5%]

-Soul Aura [1-80%]

-Ghost Step [2-2%]

-Potion Creation [1-50%]

Ahh ... sudah lama aku tidak memperiksa stats ini, mungkin terakhir kali saat level 10 dan saat itu juga juga terakhir kalinya aku menambahkan stats point. Mungkin akan aku gunakan semuanya sekarang.

Str: 57 » 67

Vit: 47 » 62

Int: 47 » 62

Dex: 52 » 62

HP: 4.700 » 6.200

MP: 940 » 1240

Hmm ... apakah dengan stats seperti ini aku bisa menghadapi boss lantai ini sendirian? Kuharap bisa. Ngomong-ngomong soal stats, katana ini juga semakin ringan, mungkin statnya telah meningkat.

•Zetsubo•

Sword | Growth

Lv.15

_____

P. Atk: 300-350

Atk. Speed: 1/sec

+13 Str

+8 Dex

_____

Skill:

-Fukai: kecepatan dan kekuatan akan bertambah 0,5% untuk setiap serangan yang mengenai lawan.

"Tidak buruk, setidaknya ada perubahan."

AUUUUUUUWWWW!!!

Tiba-tiba suara lolongan terdengar. Dan bukan itu saja, disaat bersamaan sebuah hempasan angin cukup kuat datang. Bahkan hal itu membuat banyak mosnter berarian menjauh.

"Sial, ada apa ini? Serigala macam apa yang bisa menimbulkan hempasan angin sekuat ini saat melolong. "

Jangan-jangan boss lantai telah muncul? Aku harus memeriksanya segera. Tidak baik jika ada yang membunuhnya lebih dulu dan membuatku kehilangan hadiah eksklusifnya, hehe ....

[Ghost Step]

....

Sekarang tepat di hadapan Zen, sekitar 5 sampai 6 player yang terkapar di atas tanah. Penyebabnya siapa lagi kalau bukan seekor serigala dengan tinggi sekitar tiga meter lebih.

Memiliki bulu berwarna abu-abu dan sebuah tanduk hitam kecil tepat di dahinya. Seluruh cakar dan taringnya juga berwarna hitam gelap, serigala itu bernama ....

•Lone Wolf•

BOSS | ☆

Lv. 20

"Yah ... walaupun serigala itu cuma bintang satu, tetap saja yang namanya boss pasti berada di tingkatan yang berbeda."

Zen juga bisa melihat kalau HP milik serigala itu mulai pulih secara cepat. Ini secara tidak langsung memberitahu Zen kalau dia tidak bisa memanfaatkan kondisi dimana seekor boss telah melakukan pertarungan dengan player lain.

"Huh ... padahal aku ingin memanfaatkan kesempatan dimana serigala itu telah kehilangan beberapa point HP, sayang sekali."

Serigala itu sudah mulai pergi, Zen menggunakan kesempatan itu untuk memungut item yang dijatuhkan para player sebelumnya yang telah mati.

"Memang tidak sopan mengambil barang orang lain. Tapi ini sudah bisa dianggap barang tak bertuan kan? Ini lumayan jika dijual Hehe ...," ucapnya dengan santai dan nada tidak bersalah.

Setelah itu Zen memutuskan untuk mengikuti serigala yang sebelumnya. Dan sungguh mengejutkan serigala itu punya sarang.

"Sejak kapan ada goa di dalam sini, ternyata sinar matahari masih bisa menerangi bagian dalamnya. Pasti para player sebelumnya memancingnya keluar."

"Eh ... tunggu dulu, kalau dipikir-pikir bagaimana bisa ada sinar matahari di dalam menara? Ah sial, ingat Arka ini game, jangan sia-siakan logikamu di dalamnya," gumamnya.

Dalam sesaat Zen sempat berdebat dengan dirinya sendiri untuk hal yang tidak terlalu berguna.

Zen lalu memaksakan diri untuk memasuki goa itu. Dan disana ia melihat dibagian terdalam yang sangat jauh, seekor serigala tertidur di sebuah batu yang berbetuk seperti altar yang memiliki beberapa obor di sampingnya.

"Yang benar saja, baru saja dia masuk dan sekarang sudah tidur? Baiklah untuk sekarang aku akan menyiapkan beberapa hal."

Tentu saja Zen sudah penuh dengan persiapan untuk melawan boss lantai ini. Dia mencoba menanamkan beberapa peledak di lantai dan menutupinya dengan batu.

Bukan hanya sekedar itu, dia juga menggali beberapa lubang dengan sekop dan menanamkan beberapa besi lancip yang sudah dilapisi racun serta pelumpuh.

"Fyuhh, menggali memang menghabiskan waktu dan tenaga. Dan benar saja, kali ini barang yang disarankan pak tua Gordon lagi-lagi berguna," ucap Zen bersyukut atas saran Kapten Gordon.

Zen cukup menghabiskan banyak Zist untuk membeli barang seperti duri besi dan juga peledak, tapi itu tidak masalah selagi ia bisa menang.

Selang beberapa jam dan semua urusannya telah selesai, dan sekarang waktunya sudah datang.

"Waktunya bangun anjing besar." Zen mengakhiri perkataannya dengan senyuman khas miliknya.