"Mbak? Apa mama dan papa di rumah?" Tanya Shena ketika Diah membukakan pintu mobil.
"Ibu sama Bapak... Mereka ke kantor ya?"
"Neng masuk dulu, nanti di rumah kita omongin ya?" jawab Diah terbata.
Shena di perbolehkan pulang karena lukanya tidak terlalu dalam, dan itu cukup membuat Diah bernapas lega.
Diah masih merasakan getaran hebat di dalam tubuhnya, mendapati Shena dengan cucuran darah di atas pergelangan tangan gadis itu.
Shena tertegun, mobil terus melaju dengan cepat, pastinya menuju rumah. Pikirannya melayang, di rumah sakit, dia bahkan tidak melihat mama dan papanya datang menjenguk.
"Mama dan papa ke kantor ya mbak?" tanya Shena sekali lagi dengan gusar.
Diah mengangguk.
"Apa mereka marah?"
"Shena gak salah! Yang salah tu tindakan neng, lain kali, jika neng gak suka bilang! Jangan hanya diam lalu melakukan hal menakutkan seperti ini!" celetuk Diah bergetar, dia merasakan sesak yang teramat di dalam dadanya. Entah kenapa.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com