"Lo bakal pulang telat kalo nunggu jemputan orangtua lo," lanjutnya setelah membuka kacamatanya saat aku berusaha menunduk untuk melihatnya.
"Tidak usah saya sendiri saja," jawab Embun singkat.
"Bagaimana dia tahu? Kalau aku sedang menunggu jemputan?" Gumamku.
"Orang tua lo telpon gue barusan, makanya gue tahu lo ada disini," jawab genta seolah tahu apa yang ada dalam hatiku. "Gue ga bakal macem-macem sama lo, gue cuma nganterin lo pulang aja," lanjutnya.
Perlahan aku membuka pintu mobil genta tanpa berbicara apapun.
"Lo darimana?" Tanya nya saat aku sudah masuk ke mobil.
"Tidak kemana-mana"
"Dari Cafe?" Ucapnya lagi membuatku sedikit terkejut. Bagaimana dia tahu segala sesuatu yang aku lakukan. "Gue liat lo di sana, sama cowok. Pacar lo?" Lanjutnya yang lagi-lagi membuatku tersentak karena pertanyaannya itu.
"Hah? Pacar? Saya tidak punya pacar, " jawabku dingin kepada Genta.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com