Untuk sejenak dia merenung lagi, apa yang sudah dilakukan sepanjang hari ini? Dia pergi tanpa pamitan dengan jelas dengan Bundanya, kemudian menggampangkan sholat hanya untuk bermain-main, bahkan lagi-lagi ikut minum minuman keras dan merokok. Tidak ada yang berfaedah dari apa yang dilakukannya di pantai, hanya melihat perempuan-perempuan dengan aurat terbuka, membicarakan hal-hal tidak penting, dan lainnya.
Wardoyo menggerutu kepada diri sendiri yang tak pandai dalam bertindak. Dia sadar kalau dirinya sudah melangkah terlalu jauh sekarang. Terlalu mudah di rayu, terlalu mudah ditawari, terlalu mudah menerima tawaran tanpa pertimbangan. Di iming-imingi kata gaul, tenar, keren, membuat Wardoyo menjadi lupa diri.
Sebulir air kembali menetes dari pelupuk matanya. "Pokoknya besok gue bakalan taubat, gue gak mau semakin jauh terjerumus," katanya dengan sangat serius.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com