Agh. Bara meringis pelan ketika semua tulangnya seakan patah. Meringkuk di tanah yang lembab, dengan darah yang mengucur deras dari hidungnya.
"Mama gak lihat semua ini kan?" tanya Bara di sela tangis.
"Ck. Kamu pikir dia akan bersikap menyedihkan seperti kamu, ketika dia yang berada di posisi ini!" tegur Brandon.
"Sadarlah nak. Dia bukan seorang ibu yang patut kamu banggakan!"
"Apa yang anda katakan?!"
Brandon bahkan masih tertawa di setiap langkah kakinya terayun, itu membuat Bara bergidik ngeri. Lelaki tua itu seperti sudah kehilangan akal. Dia sudah gila.
Lama Bara terdiam, mengusap pelan gundukan tanah yang bertuliskan nama mamanya di batu nisan.
Dia mengetatkan rahang marah, tangan yang terkepal kuat sudah siap meninju siapa pun yang ada di hadapannya sekarang.
***
Shena berdiri dari duduk panjangnya. "Boleh aku meminjam salah satu pistol yang berderet di sana?" tanya Shena menunjuk lemari yang penuh dengan pistol.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com