Astaga, Melody terlonjak kaget. Entah ada masalah apa, dengan Lauren. Dengan cepat, Melody mengambil beberapa lembar uang, berwarna hijau yang berada di atas meja belajarnya. Setelah itu, dia cepat-cepat melangkahkan kedua kaki jenjangnya, menuju pintu utama rumahnya.
Sudah pukul sepuluh malam, Melody menghembuskan nafasnya kasar. Saat dia tidak mendapati angkot yang lewat, satupun. Bagaimana caranya, agar dia bisa sampai di apotek dengan cepat? Ah, bingung sekali rasanya.
"Aduh, gimana nih? Gak ada angkot." Tidak henti-hentinya, Melody menengok ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan angkutan umum.
Nihil, hasilnya tetap tidak ada. Dengan terpaksa, Melody berjalan kaki untuk sampai di depan apotek, yang ada di ujung jalan, dekat tempat tinggalnya. Suasana jalan raya, sudah sepi. Hanya ada beberapa mobil, motor, dan tukang dagang yang lewat di sana.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com