"Kan gue emang bukan atlit, maklum lah kalo nggak kotak-kotak. Tapi, bisa sih di buat kotak-kotak, dalam semenit saja"
"Kok bisa, gimana caranya?"
"Gampang, ntar aja habis mandi gue buktikan kalo perut gue kotak-kota. Jangan kaget yak"
Bunga masih malu-malu membuka bajunya, sampai sekarang ia masih belum membukanya, "Nad"
"Iya, kenapa?"
"Lu aja yang mandi duluan, gue liatin" tukas Bunga.
"Nggak ah, tadi katanya gimana. Bersama? Jadi harus sama-sama dong, gue udah buka baju. Gantian, nanti habis itu gue lagi" aku menawarkan sebuah ide bagus, agar bisa adil.
"Yaudahlah, gue buka nih ya" dengan terpaksa, Bunga mencoba menahan malunya. Ia membuka bajunya perlahan-lahan, hingga akhirnya terbuka. Bunga masih menutupi tubuhnya dengan baju itu, "Ini bajunya di taruh mana? Biar nggak basah?"
"Itu ada cantolan untuk baju, mana gue yang cantolin" karena memang aku yang lebih dekat dengan cantolan itu, cantolannya berada di balik pintu kamar mandi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com