webnovel

29

Di MASJID PESANTREN DARUSSALAM.

"Frensky, jangan lupa ya nanti habis makan siang kamu ke rumah bapak, ajak istrimu sekalian." kata pak kyai Abdullah memperingati Frensky sekali lagi.

"Inggih pak kyai Abdullah, mangke kula badhe datheng griya pak kyai Abdullah bersama kaliyan semah kula." sambung Frensky.

"Nggih sampun, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." pak kyai Abdullah memberikan salam pada Frensky.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh pak kyai Abdullah." Frensky menjawab salam dari pak kyai Abdullah.

Prancis

Di RUMAH KAMIL.

"Loh anak-anak kok kalian tidak main?" tanya pak Galih.

"Tumben, biasanya kalian keluar rumah, kenapa?" tanya bu Prameswari juga.

"We both miss mommy and daddy, grandma, grandpa." jawab Kamil Junior.

"Haa.., kalian ngomong apa sih, nenek dan kakek tidak mengerti?"

"Assalamu'alaikum." Fitroh memberikan salam pada pak Galih, bu Prameswari, Kamil Junior dan Citra.

"Wa'alaikumussalam." pak Galih, bu Prameswari, Kamil Junior dan Citra menjawab salam dari Fitroh.

"Tanya Fitroh saja pah." kata bu Prameswari.

"Oh iya benar, troh.." sambung pak Galih.

"Muhun pah, aya naon ?" tanya Fitroh.

"Aya nu hoyong papa tanyakan dina anjeun." jawab pak Galih.

"Soal naon nya pah?"

"Ieu loh tadi pan ayah jeung mama bertanya dina alo anjeun, kunaon mereka teu ulin, mereka menjawab menggunakan basa Inggris, anjeun tiasa basa Inggris jeung ngarti harti na oge pan?"

"Iya papa, tunggu sebentar saya berbicara dulu dengan keponakan-keponakan ku." jawab Fitroh.

"Ya troh.." seru pak Galih.

"Excuse me uncle nephews." kata Fitroh.

"Yes uncle, what's wrong?" tanya Kamil Junior.

"There's something uncle wants to ask the two of you, may I?" tanya Fitroh juga.

"Of course you can uncle, what do you want to ask about?" tanya Citra juga.

"Earlier, your grandmother and grandfather both asked why you two, about why the two of you didn't play outside, then what did you two answer?"

"Uncle.." seru Kamil Junior dan Citra.

"Yes, what is up ?"

"We miss mommy and daddy." jawab Citra.

"When are mommy and daddy coming back to France, uncle?"

"Don't know, oh yeah why don't you two just make a video call if you both miss your mom and dad both."

"Oh yes uncle right." kata Kamil Junior.

"Thank you uncle." kata Citra juga.

"You are welcome my nephews." sambung Fitroh.

"Kumaha troh jeung naon saur maranehna?" tanya pak Galih.

"Maranehna sono Kamil jeung oge Titah, papa.." jawab Fitroh.

"Oh.." seru pak Galih dan bu Prameswari.

"Kaliwat maranehna hayang kamana troh?" tanya bu Prameswari.

"Maranehna hayang ka kamar mah, hayang video call sareng Kamil jeung oge Titah, margi tadi Fitroh mikeun bongbolongan dina maranehanana lamun sono Kamil jeung Titah video call wae."

"Oh.." seru pak Galih dan bu Prameswari lagi.

Jakarta

Di RUMAH PAK GALIH.

"Silahkan den, makan malamnya sudah siap." kata bi Inah.

"Iya, terimakasih ya bi Inah." kata Titah.

"Iya sama-sama den." sambung bi Inah.

"Mas Kamil mana ya?" tanya Titah.

"Cah ayu.." seru Paijo.

"Nggih jo." jawab Titah.

"Pados sinten?" tanya Paijo.

"Kula mencari suamiku jo, sampeyan ningal mboten?"

"Punika den mas, cah ayu." jawab Paijo.

"Kenapa?" tanya Kamil.

"Ini loh cah ayu mencari den mas." jawab Paijo lagi.

"Oh.., eh jo mau kemana?"

"Mau makan malam bersama Inah dan Jaja di dapur den mas."

"Oh.., eh tapi sebelum kamu makan malam ada yang ingin saya bicarakan denganmu."

"Apa itu den mas?"

"Saya ingin memberitahu kalau dua hari lagi kita berangkat pagi-pagi sekali, jadi jam empat pagi kita sudah ada di stasiun ya, kamu bangun jam tiga pagi ya." jawab Kamil.

"Laksanakan den mas." kata Paijo patuh.

Dua hari kemudian..

Kediri

PESANTREN DARUSSALAM

Di AULA PESANTREN DARUSSALAM.

"Bagaimana Frensky, sudah siap untuk menyambut Titah dan juga Kamil?" tanya pak kyai Abdullah.

"Sampun jagi pak kyai." jawab Frensky.

"Alhamdulillah." pak kyai Abdullah mengucap syukur.

"Troh, Fitroh.."

"Inggih abi, enten menapa?" tanya pak ustaz Fitroh.

"Cobi panjenengan hubungi Titah atau Kamil, ugi tanya sampun ngantos teng pundi mereka nggih." jawab pak kyai Abdullah.

"Laksanakan abi." kata pak ustaz Fitroh patuh.

"Ya sudah cepat bapak tunggu kabarnya ya nak." kata pak kyai Abdullah.

"Inggih abi." sambung Fitroh.

Akhirnya setelah tiga belas jam sudah kami duduk di kereta, akhirnya sampai juga di Kediri, kampung istriku.

Ketika ingin turun dari kereta tiba-tiba saja hpku bergetar, ternyata yang meneleponku adalah kakak sepupu istriku, pak ustaz Fitroh untuk menanyakan kami sudah sampai atau belum di stasiun kediri, karena ada yang akan menjemput kami di stasiun kediri.

Setelah kami menunggu selama satu jam akhirnya jemputan kami datang juga, yang menjemput kami adalah kakak sepupu dari istriku pak ustaz Fitri dan juga Rivan.

Lalu kami pun pulang ke pesantren darussalam di sambut oleh para santri, keluarga istriku, dan juga oleh ustaz & ustazah.

PESANTREN DARUSSALAM

Di HALAMAN DEPAN PESANTREN DARUSSALAM.

"Assalamu'alaikum pak dhe." Kamil dan Titah memberikan salam pada pak kyai Abdullah.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." pak kyai Abdullah menjawab salam dari Titah dan Kamil.

"Alhamdulillah nak, pak dhe masih di berikan umur panjang untuk melihat kalian berdua kembali ke pesantren lagi, bagaimana keadaan kalian berempat, jujur pak dhe rindu pada kalian, cucu pak dhe kenapa tidak di ajak ke pesantren juga nak?" tanya pak kyai Abdullah.

"Alhamdulillah kami semua sehat pak dhe, anak-anak masih sekolah pak dhe, jadi tidak kami ajak ke Indonesia" jawab Kamil.

"Inggih pak dhe, insyaallah liburan sekolah mangke putra-putra tumut dhateng Indonesia bersama kaliyan batih ingkang ugi badhe liburan dhateng Indonesia." jawab Titah juga.

"Oh mekaten, nggih sampun sakmenika kita dhateng aula pesantren nggih, bude panjenengan ugi karep menyambut kalian, ugi ugi syukuran kagem kelulusan kuliah kalian berdua." kata pak kyai Abdullah.

"Oh inggih pak kyai." sambung Kamil, Titah, Paijo dan Purnomo.

Setelah acara sambutan, aku dan Titah pun bergegas menuju ke rumah kami di pesantren darussalam.

Sesampainya di rumah, seperti biasa Titah langsung bersih-bersih rumah dibantu oleh Paijo dan Purnomo, aku tidak membantunya, karena aku sedang menghadap pak kyai Abdullah untuk membicarakan tentang jadwal aku mengajar di pesantren darussalam.

DI RUMAH KAMIL.

"Alhamdulillah akhirnya sampai di rumah juga, jo tolong bukakan pintu dulu ya, saya mau duduk dulu, sayang." pinta Kamil.

"Laksanakan den mas." kata Paijo patuh.

"Iya mas.." jawab Titah.

"Nanti siapkan handuk dan baju ya untuk aku." pinta Kamil lagi.

"Iya mas.." kata Titah patuh.

"Maaf pak Kamil, bu Titah, tasnya, mau saya taruh di kamar langsung." kata Purnomo.

"Oh iya ini Purnomo, hati-hati ya berat soalnya." sambung Titah.

"Iya bu Titah, permisi."

"Iya.."

Tiga jam kemudian..

Di Kamar Kamil Dan Titah.

"Sudah rapih saja sayang kamar kita." kata Kamil yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Iya dong mas, biar mas Kamil juga enak istirahatnya." sambung Titah.

Di Dapur.

"Alhamdulillah selesai juga ya jo." kata Purnomo yang baru saja selesai membersihkan rumah.

"Iya Purnomo." sambung Paijo.

Di Kamar Titah Dan Kamil.

"Sayang kayanya enak nih nonton tv sambil nyemil gorengan dan es sirup, hehe." kata Kamil yang memberikan kode pada Titah.

"Siap ima ku, mas Kamil duduk saja di ruang tv, nanti Titah bikinin." sambung Titah.