webnovel

9. Broken Heart - Two

Dhika sangat jarang melihat leonna menangis, dan saat ini leonna menangis dengan begitu memilukan. Thalita datang dan menyelimutkan handuk putih itu di punggung leonna.

Dhika melepas pelukannya dan menatap wajah princesnya yang terlihat tersedu-sedu.

"katakan sama papa, apa yang terjadi?" Tanya dhika lagi

"sakit pa,,hikzzzz" isak leonna

"kamu kenapa sayang? kamu terjatuh?" Tanya lita

"i-iya ma" isak leonna

"mana yang terluka? Biar mama obati" ujar lita khawatir.

"disini ma, pa" ujar leonna memegang dadanya. "disini rasanya sangat sesak dan sakit,, hikzz..hikzz.. leonna harus apa,, kenapa rasanya sakit sekali..hikzz" isak leonna membuat lita dan dhika paham apa yang terjadi.

Dhika langsung memeluk leonna kembali dan memberinya kehangatan dan kekuatan.

"papa,, cinta pertamaku bertepuk sebelah tangan, cintaku belum terucapkan tetapi aku sudah mendapat penolakan,,hikzz" isak leonna sejadi-jadinya membuat dhika dan lita saling pandang.

Lita mengusap kepala leonna dengan sayang memberikan kekuatan kepada putrinya.

"cinta tak bisa di paksakan sayang" ujar lita. "dan jangan berkecil hati, karena cinta sejatimu yang sebenarnya akan datang menjemputmu" tambah lita

"tapi leonna mencintainya, ma, pa. leonna sudah mencintainya sejak lama" ujar leonna

"siapa?" Tanya dhika

"dia sangat dekat dengan keluarga kita, pa" isak leonna membuat dhika dan lita kembali saling pandang tak tau siapa.

"siapa sayang? kalau memang dekat dengan kita, berarti papa sangat mengenalnya" ujar dhika dan di angguki leonna

"papa dan mama sangat mengenalnya" cicit leonna

"siapa?" Tanya dhika tak sabar

"leonna tidak bisa mengatakannya" ujar leonna, dhika hendak menanyakan lagi tetapi lita memegang lengannya dan menggelengkan kepalanya seakan memberi tanda ke dhika untuk tidak bertanya lagi.

"sebaiknya kita ke kamar yuk, kamu perlu berganti pakaian" ujar lita merangkul leonna hingga terlepas dari pelukan dhika.

Thalita membawa leonna ke kamarnya dan dhika masih berdiri di tempatnya menatap kepergian leonna dan lita.

'siapa laki-laki yang menyakiti leonna?' batin dhika tak terima melihat anaknya begitu terluka.

Di dalam kamar, leonna baru saja selesai mandi dan kembali duduk di atas ranjangnya dengan memeluk kedua lututnya. Thalita masuk ke dalam kamar mengantarkan susu hangat untuk leonna.

"minum susunya dulu, sayang" ujar lita menyodorkan susunya ke leonna

"makasih ma" gumam leonna dan meneguknya sedikit.

"apa kamu sudah merasa baikkan sekarang?" Tanya lita

"iya ma" jawab leonna lirih.

"sayang" lita yang duduk di hadapan leonna memegang tangan leonna yang tak memegang gelas susu. Di usapnya dengan lembut tangan leonna itu.

"saat kita menemukan cinta, kita harus memilih antara untuk jatuh atau untuk bangun. Tidak semua cinta akan membuat kita terus terbangun tanpa pernah terjatuh" jelas lita membuat leonna mendengarkannya dengan seksama.

"kita boleh jatuh cinta, asal jangan terlalu dalam. Jadi dimana saat kita terbangun, kebahagiaan itu akan datang secara perlahan, dan disaat kita jatuh, kita tak akan terjatuh semakin dalam" jelas lita

"apa mama dulu juga begitu sama cinta pertama mama" cicit leonna

"mama sama sepertimu, sayang. mama terlalu terpesona akan cinta papa kamu. Tanpa pikir panjang, mama menyerahkan seutuhnya cinta mama untuk papa kamu. Dan kamu tau, saat badai menerjang. Mama tak sanggup menahannya, mama terjatuh sangat dalam karena cinta" jelas lita. "mama ingin kamu tidak merasakan rasa sakit yang pernah mama rasakan" ujar lita tulus.

"tapi kan mama sama papa sekarang sudah bersatu" ujar leonna

"karena kami berjodoh, cinta dan jodoh itu berbeda sayang. Mama bersyukur karena tuhan menjodohkan mama dengan papa kamu yang begitu mama cintai. Tapi belum tentu laki-laki yang kamu cintai saat ini, dia jodohmu" ujar lita.

"lalu bagaimana leonna tau kalau laki-laki itu pantas untuk leonna berikan cinta tulus leonna?" Tanya leonna

"dengan orang yang tepat" ujar lita tersenyum penuh arti

"maksud mama?" Tanya leonna

"kamu akan memahaminya suatu saat nanti" ujar lita tersenyum.

"aku tidak mengerti maksud mama, cinta, jodoh, orang yang tepat, terbangun, jatuh. Leonna tak paham ma" ujar leonna lirih. "tapi rasanya disini sangat sakit ma" ujar leonna menyentuh dadanya.

"apa dia menolakmu secara terang-terangan?" Tanya lita dan leonna menggelengkan kepalanya.

"aku bahkan tak mengatakan apapun, tapi dia mengatakan mencintai gadis lain" ujar leonna

"maka ikhlaskanlah" ujar lita membuat leonna mengernyitkan dahinya tak paham.

"cinta tak harus selalu memiliki, hanya dengan melihatnya bahagia. Itu sudah cukup" ujar lita

"tidak bisa seperti itu ma,, bagaimanapun juga tidak ada yang akan bahagia melihat laki-lakinya bersama wanita lain" ujar leonna merengut

"kalau kamu memaksanya untuk bersamamu, apa dia akan bahagia? Apa dia bisa membahagiakan kamu? sedangkan dia mencintai wanita lain?" Tanya lita membuat leonna terdiam

"ya,, ya nggak. Leonna gak tau ma, leonna gak tau" ujar leonna kembali menangis.

"lita menarik kepala leonna ke pundaknya dan mengusap kepala leonna dengan lembut.

"jangan kamu pikirkan, kamu jalani saja kehidupanmu seperti biasa. Lambat laun semua ucapan mama akan kamu pahami suatu saat nanti. Kamu akan beranjak dewasa, dan akan banyak pelajaran yang akan kamu dapatkan." Ujar lita

"mama kamu benar sayang" ujar dhika yang dari tadi berdiri di ambang pintu memperhatikan kedua wanita yang paling berharga dalam hidupnya.

"papa" gumam leonna menatap ke arah papanya.

"kamu masih sangat muda, sayang. Hidupmu bukan hanya disini, hidupmu masih panjang. Dan kamu akan semakin memahami apa itu cinta, dan lelaki mana yang berhak mendapatkan cinta kamu"ujar dhika mengusap kepala leonna

"apa mungkin leonna bisa mencintai lelaki lain?" gumam leonna

"bisa sayang,," ujar leonna

"tapi mama sama papa gak pernah mencintai wanita atau lelaki lain" ujar leonna membuat dhika dan lita terkekeh mendapat pertanyaan anaknya yang bertubi-tubi.

"begini Leonna sayang, kalau kamu sudah bersama lelaki yang kamu cintai, apalagi yang kamu mau? Tidak ada keinginan untuk mencintai laki-laki lainnya lagi kan" ujar lita dan leonna mengangguk

"misalnya begini, kamu menginginkan sebuah pakaian yang sangat bagus dan mahal, tetapi pakaian itu milik orang lain. Dan kamu memiliki pakaian yang tak kalah bagusnya dan itu begitu cocok saat melekat di tubuh kamu. kamu mau memilih mana? Merebut milik orang lain, atau merasa cukup dengan pakaianmu?" Tanya dhika

"ya cukup dengan pakaianku, pa. aku gak mungkin merebut milik oranglain, tapi apa hubungannya?" Tanya leonna mengernyit.

"jawabnya kamu jawab sendiri,, kamu gadis yang pintar" ujar dhika tersenyum membuat leonna merengut lucu.

"mama dan papa malah membuatku semakin galau" rengek leonna

"sudah, habiskan susu kamu" ujar lita

Dan leonna meneguk susunya hingga tandas, dan memberikannya ke leonna.

"tapi leonna ingin memiliki pasangan seperti papa, leonna ingin laki-laki itu mencintai leonna setulus papa mencintai mama. Leonna ingin seperti mama yang selalu bahagia mendapatkan cinta dari papa" ujar leonna membuat lita tersenyum

"kamu akan mendapatkannya, mama yakin" ujar lita mencium kepala leonna dengan sayang.

"mama kamu benar, princes" ujar dhika "sekarang tidurlah, sudah malam dan jangan menangis lagi seperti tadi, kamu membuat papa ikut sedih" ujar dhika mengecup kening leonna

"iya pa" ujar leonna tersenyum

"selamat malam princesnya mama dan papa" ujar lita dan dhika lalu berlalu keluar kamar.

"leon bandel, dan leonna malah di sakiti laki-laki" gumam dhika

"kamu benar, aku kaget melihat leonna menangis seperti tadi" ujar lita berjalan berdampingan dengan dhika.

"aku penasaran siapa laki-laki yang melukai hati leonna" ujar dhika

"sudahlah, biarkan itu menjadi rahasianya leonna" ujar lita

***

Vino tengah duduk di teras rumah chella, tadi saat sampai elza bilang kalau chella tengah mandi.

Vino masih di landa kegugupan, bahkan teh yang di suguhkan elza sudah habis di teguk olehnya. Ini pertama kalinya vino mengungkapkan perasaannya kepada seorang gadis.

Vino belum pernah berpacaran, karena masa mudanya dia habiskan dengan fokus di akademi pilot. Berkali-kali vino mengusap tengkuknya rasanya sungguh gugup sekali.

'kenapa gugup sekali, bahkan lebih gugup saat aku pertama kali membawa pesawat' batin vino.

"abang, sudah lama nunggu?" ucapan seseorang menyadarkan vino. Vino menengok kearah chella dan tersenyum manis.

"lumayan chell" ujar vino, chella duduk di kursi yang ada di samping vino.

"ada apa bang? Tumben sekali malam-malam abang datang kesini?" Tanya chella

"itu-" vino terdiam sesaat karena mendadak demam panggung. Chella hanya mengernyitkan dahinya melihat vino yang terlihat tak nyaman.

"apa ada masalah, bang?" Tanya chella kembali, vino menatap mata chella yang menatapnya penuh Tanya.

"chell,, aku-" vino terdiam sesaat. "aku mencintaimu"

Deg

Chella mematung di tempatnya mendengar penuturan vino barusan. Apa dia salah dengar? Vino mengungkapkan perasaannya.

Leonna....

Michella langsung memalingkan wajahnya saat nama leonna begitu saja muncul di benaknya.

"aku tau kamu pasti akan sangat kaget, ini terlalu awal dan bahkan kita kenal mungkin belum satu bulan. Besok aku akan kembali ke spanyol dan kembali bekerja, aku takut aku akan lama kembali ke indonesia. Kamu tidak perlu menjawabnya kalau kamu merasa ini terlalu cepat. Aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku saja" ujar vino berkata jujur.

"kamu wanita pertama yang mampu membuat jantungku berdetak kencang saat bersamamu, aku tak tau kenapa seperti ini. Bahkan kita baru saja mengenal, mungkin ini yang di katakan love at first sight" tambah vino

"lupakan aku, abang" ujar chella tiba-tiba membuat vino menengok kearah chella dengan kernyitannya.

"apa ini karena leon?" Tanya vino

"bukan, ini bukan karena leon" ujar chella. Chella berpikir keras, bagaimana dia mengatakannya ke vino, tidak mungkin dia bilang kalau leonna menyukai vino.

"lalu kenapa chell?" Tanya vino memegang tangan chella tetapi chella langsung menarik kembali tangannya.

"maaf bang aku tidak bisa, aku mohon lupakan saja aku" ujar chella dan langsung beranjak memasuki rumahnya.

"chell" panggil vino mengejar chella tetapi chella langsung menutup pintu rumahnya meninggalkan vino yang berdiri di luar rumah.

'maafin chella bang, tapi chella gak bisa. Leonna mencintai abang, dan dia yang berhak memiliki abang bukan aku' batin chella bersandar di daun pintu.

Sebenarnya ada rasa bahagia yang terselip di hati chella, mendengar ungkapan dari vino tetapi chella tidak bisa menerima vino. Persahabatan orangtuanya juga persahabatannya dengan leonna lebih berharga daripada cintanya.

"aku akan menunggumu, chell. Aku memang bukan lelaki yang romantic, aku mungkin salah karena terlalu cepat mengatakan ini. tapi ketahuilah aku bukan lelaki yang mudah ingkar. Aku akan selalu menunggumu sampai kamu mau menerimaku" ujar vino dan berlalu pergi dengan perasaan kecewanya.

'maafkan aku abang' batin chella.

***

Verrel tengah menatap hamparan gedung dan rumah dari atas balkon hotel. Ini sudah satu minggu verrel berada di korea, tetapi selama seminggu ini verrel tak pernah melupakan leonna. Bayangan leonna terus saja muncul dalam pikirannya.

Seperti saat ini, verrel tengah memperhatikan foto leonna yang ceria di dalam handphonenya. Di usapnya wajah canti leonna dengan senyuman manis bertengker di bibir verrel.

"sebenarnya apa yang sudah kamu lakukan padaku, sampai aku tak bisa lepas dari bayanganmu. Kamu seakan candu bagiku. Tak melihatmu sebentar saja, rasanya membuat diriku tak bisa konsen melakukan apapun" gumam verrel membelai wajah leonna

Tiba-tiba saja sepasang tangan mungil memeluk verrel dari belakang membuat verrel terpekik kaget, verrel segera berbalik dan ternyata leonna berdiri disana dengan wajah cerianya. Leonna tersenyum manis ke verrel.

Tangan verrel terangkat untuk membelai wajah leonna tetapi bayangan itu lenyap. Verrel menutup matannya, ini sudah kesekian kalinya dia berhalusinasi tentang sosok leonna.

"ya tuhan" ujar verrel mengusap rambutnya kebelakang.

Bip bip

Suara bel hotel berbunyi, verrel segera beranjak membuka pintu dan ternyata sekretarisnya yang mengatakan kalau mereka sudah harus ke tempat proyek pembangunan.

'semoga aku bisa fokus kali ini' batin verrel menyambar jas hitamnya dan memakainya lalu beranjak pergi bersama sekretarisnya.

***

Semalaman vino tak kembali ke rumah lita, vino menghubungi keluarga lita dan mengatakan akan menginap di rumah temannya. Vino hanya membutuhkan waktu untuk menyendiri.

Pagi ini di kediaman dhika, ketiga anaknya tengah menikmati sarapan dalam diam. Adrian melirik kedua kakaknya yang terlihat merengut, leonna terlihat malas menikmati sarapannya begitu juga dengan leon yang terlihat enggan untuk makan.

Dhika dan lita juga melirik anak kembar mereka, yang terlihat kompak memasang wajah merengutnya di pagi hari.

"ona, ayo berangkat" ujar leon beranjak

"gak di habiskan sarapannya sayang?" Tanya lita

"nggak ma" ujar leon dan menyalami papa dan mamanya. Leon kembali melirik leonna yang melamun.

Pletak

"aduh" ringis leonna karena leon menyentil keningnya. "sakit es batu" ujar leonna dengan kesal

"makanya jangan melamun, ayo berangkat" ujar leon membuat leonna beranjak dan menyambar tas selempangnya.

"nana berangkat yah ma, pa" ujar leonna lesu

"iya sayang, hati-hati di jalan" ujar lita

"leon, kamu yang bawa mobilnya" ujar dhika

"iya pa" jawab leon

"dah rian" leonna mencium pipi Adrian.

"dah kakak twins" ujar Adrian dan mereka berduapun berlalu pergi.

"mama, papa, kakak twins kenapa?" Tanya Adrian bingung

"biasa penyakit remaja, Adrian kamu cepat makannya sayang. sudah mau kesiangan lho" ujar lita

"iya ma, ini selesai kok" ujar Adrian.

Di depan rumah leonna menyerahkan kunci mobil Porsche merahnya ke leon dan menaiki kursi penumpang tanpa berbicara apapun.

Leon menaiki mobilnya dan mulai menjalankan mobil, leonna terlihat enggan dan hanya menyandarkan kepalanya ke jok mobil sambil menatap keluar jendela.

"loe kenapa?" Tanya leon

"gak apa-apa" jawab leonna

"gw ngerasain ke gundahan loe, katakan aja ada apa" ujar leon

"broken heart" jawab leonna asal membuat leon terkikik

"kenapa malah ketawa?" Tanya leonna heran.

"laga loe broken heart, lagian laki-laki mana sih yang mau sama cewek model loe" ledek leon berniat menghibur tetapi leonna malah menangis.

"eh kenapa nangis?" Tanya leon kaget sambil meminggirkan mobilnya. Leonna menghapus air matanya yang tak mau berhenti menetes membasahi pipi.

Leon melepas seth beltnya dan memegang kedua pundak leonna agak melihat kearahnya.

"ada apa ona? Loe kenapa? Loe nangis karena ledekan gw?" Tanya leon, tetapi leonna hanya terdiam saja dan terus menangis.

"ya tuhan ona, kenapa loe jadi cengeng gini sih. Iya deh gw minta maaf, loe cantik banget kok pasti cowok manapun akan mau sama loe. buktinya di kampus banyak yang ngejar ngejar loe" ujar leon lembut

"gw nangis bukan karena ledekan loe" cicit leonna sesegukan

"lalu kenapa?" Tanya leon menghapus air mata leonna dengan sayang,

"hati gw merasa sangat sakit, gw kira rasanya akan hilang. Ini kenapa sakitnya terus terusan" isak leonna

"loe kenapa sih? Siapa yang buat loe patah hati, hmm?" Tanya leon

"gw mencintainya, leon. Tapi dia nolak gw, sebelum gw mengungkapkan perasaan gw" cicit leonna

Leon menarik leonna ke dalam pelukannya dan mengusap punggung kembarannya dengan lembut dan sayang.

"gw kan selalu ingetin loe, jangan mudah percaya sama sikap dan ucapan cowok. Cowok yang serius sama loe, dia akan datang langsung ke papa dan melamar loe, bukan seperti ini" ujar leon

"gimana mau lamar, orang dia gak cinta sama gw,,hikz..."isak leonna

"cup cup cup,, udah yah jangan nangis lagi ona sayang" ujar leon mengusap kepala leonna.

Dada dhika dan leon begitu mampu menenangkan leonna. Selain mereka berdua, leonna juga merasa nyaman bersandar di dada verrel. Tiga laki-laki yang membuat hatinya terasa hangat dan nyaman.

"udah jangan nangis lagi" ujar leon melepas pelukannya. "apus air mata loe, loe udah seperti nenek sihir kalau nangis" ledek leon membuat leonna terkekeh

"nah ini baru ona gw, kembaran gw" ujar leon mencubit hidung leonna gemas.

"gw gak mau liat loe nangis lagi, pokoknya kalau ada yang nyakitin loe lagi, loe lapor ke gw. Oke" ujar leon membuat leonna mengangguk

Leon kembali menjalankan mobilnya menuju kampus.

"loe juga kenapa merengut dari kemarin?" Tanya leonna

"gw Cuma sebel aja gagal ikut turnamen basket, padahal gw kapten teamnya. Tapi papa melarangnya" ujar leon merengut

"tar deh gw bantu ngomong ke papa, biar loe ikut turnamen. Bagaimanapun kan tanpa loe, kampus kita akan kalah" ujar leonna

"thanks princes ona sayang" ujar leon mencubit pipi leonna gemas

"sakit es batu" ujar leonna menepis tangan leon

"nah ini baru ona,," kekeh leon membuat leonna tersenyum.

Sesampainya di kampus, leonna langsung memasuki kelasnya. Chella dan datan sudah ada. datan terlihat sedang mengobrol dengan seorang gadis, sedang chella terlihat sedang merenung di kelasnya.

'apa chella menerima abang yah' batin leonna saat melirik chella

"pagi chell" sapa leonna riang membuat chella menengok

"pa-pagi ona" ujar chella sedikit tak enak

'kalau leonna tau abang vino nembak gw semalam, apa dia akan marah yah' batin chella

"ada apa? kok melamun?" Tanya leonna seakan tak terjadi apapun.

"nggak apa-apa na, gw hanya sedikit tak enak badan" ujar chella

"apa perlu gw anter ke ruang kesehatan?" Tanya leonna

"tidak perlu, ona" ujar chella dan keduanya kembali sibuk dengan kegiatan mereka.

***

Vino menderek koper kecilnya dan pamitan ke bunda dan ayahnya, juga Adrian.

"vino pamit yah bunda, ayah" ujar vino

"kamu jaga kesehatan, dan hati-hati saat bekerja" ujar lita

"iya siap bunda" ujar vino

"kamu hati-hati di jalan yah, vino. Salam buat papa dan mamamu" ujar dhika

"iya ayah" ujar vino

"assalamu'alaikum" teriak dua orang dan tak lama leon dan leonna datang.

Leonna mematung di tempat saat melihat abangnya, leonna berusaha bersikap seperti biasanya.

"abang mau pulang?" Tanya leonna

"iya princes,, abang harus kembali sekarang" ujar vino mengusap kepala leonna.

Entah kenapa leonna seakan menjadi canggung saat ingin memeluk vino. Vino menatap leon, dan ada perasaan tak suka saat mengingat kalau chella menyukai leon.

"abang berangkat yah nana" ujar vino memeluk tubuh leonna dan mencium keningnya.

"leon, abang berangkat yah" ujar vino memeluk leon. "jagain adik dan orangtua kamu" ujar vino

"siap bang" yah leon tersenyum.

"hati-hati di jalan bang" ujar leonna

"siap princess,, abang akan sangat merindukanmu" ujar vino tersenyum dan kembali mengusap kepala leonna.

"bunda, ayah, rian. Aku berangkat" ujar vino

"hati hati dijalan, sayang" ujar lita

Vino berlalu pergi dengan menderek koper kecilnya meninggalkan rumah.

***