webnovel

22. Cemburu menguras hati

Tap Tap Tap

"Aku ingin kamu jadi pacarku !!!"

Mata Leonna melotot sempurna saat berbalik dan bertatapan dengan mata tajam milik seseorang di hadapannya. Dan itu semua berhasil di rekam Zara dan teman-temannya.

"Ka....Kamu,,, Pak Martin" cicit Leonna

Martin adalah Dosen terkejam dan terdingin di area kampus. Bahkan Leonna saja bersama Datan dan Chella selalu mendapat hukuman saat tidak menyelesaikan tugas atau datang terlambat.

"Pak,, a-aku tadi hanya-" cicit Leonna.

Zara terkikik bersama teman-temannya melihat Leonna yang mati kutu, seraya mematikan rekamannya. Martin mengangkat sebelah alisnya menatap Leonna yang masih berdiri kaku.

"aku hanya-"

"saya terima"

Deg

"hah????" pekik Leonna

"kenapa? Apa sesenang itu kamu mendengar saya menerima tawaran kamu" ucap Martin dengan senyumannya yang menawan.

"tapi pak saya tadi hanya bercanda, ini semua hanya –"

"wahhhh selamat yah pak Martin, Leonna kalian jadiann" ucap Zara memotong ucapan Leonna membuat Leonna menyipirkan matanya kesal

"PJnya ditunggu yah pak" goda salah satu teman Zara dengan tertawa dan berlalu pergi meninggalkan Leonna dan Martin berdua.

Leonna yang kesal karena di jebak oleh Zara langsung beranjak untuk pergi tetapi Martin menahan lengan Leonna dan menyudutkan Leonna ke dinding dan mengungkung tubuh Leonna.

"maaf pak, saya ada jadwal sekarang" ucap Leonna dengan sinis

"pak? Bukankah sekarang saya ini kekasih kamu. Kenapa tidak panggil saya dengan panggilan yang lebih romantic" ucapnya tersenyum manis membuat Leonna muak sendiri.

"maaf pak Martin yang terhormat, saya tadi hanya sedang taruhan dan kebetulan bapak yang lewat. Jadi jangan menganggap ini serius" ucap Leonna menyingkirkan lengan Martin untuk berlalu pergi tetapi kembali ditahan oleh Martin.

"kamu pikir saya akan menerimanya, saya tidak akan melepaskanmu Leonna. Sekarang kau adalah kekasihku" ucap Martin

"maaf pak Martin, saya sudah memiliki suami" ucap Leonna dengan sinis

"memang apa masalahnya? Verrel Alexander Orlando suamimu kan" ucapnya dengan seringai dibibirnya

"anda mengenalnya?" pekik Leonna

"kebetulan sekali, kami teman sekola. Senang sekali rasanya bisa menjadi kekasih dari pria sombong seperti Verrel" seringai Martin membuat Leonna ngeri melihatnya.

"maaf, saya harus pergi" Leonna mendorong Martin sedikit keras dan berlalu pergi.

"Verrel Alexander Orlando" gumam Martin dengan seringainya.

***

Saat ini Leonna bersama Chella dan Datan tengah jalan ke sebuah mall. Mereka hendak menuju ke toko buku dan tempat makan.

"heh Ona, si es balok sibuk apaan sih. Susah bener di ajakin ketemu" ucap Datan

"sibuk pacaran" jawab Leonna

"emang Leon udah punya pacar?" pekik Chella

"loe masih ngarepin si es balok?" Tanya Datan

"jangan lagi ngarepin dia, Chell. Yang ada loe makin sakit hati" ucap Leonna

'gue ngarepin abang Vino, tapi itu gak mungkin' batin Chella

"si Jen gimana keadaannya?" Tanya Datan

"kemarin kata abang sih, sedikit ada perubahan" jawab Chella membuat Leonna mengernyit. "kemarin mama yang telpon ke rumah aunty Claudya, kebetulan abang yang angkat" jawab Chella secepat kilat.

Datan menangkap kecanggungan Chella saat mengatakan itu, Leonna berjalan terlebih dulu meninggalkan Chella dan Datan. Chella melirik Datan dengan tatapan gak enaknya, tetapi Datan hanya bisa merangkul Chella dan tersenyum.

"santai saja" bisik Datan

Leonna tengah asyik menatap setiap tenan yang menyediakan beberapa barang yang di pajang, hingga tatapannya terhenti pada sosok Verrel yang tengah berbincang dengan seorang pria di salah satu tenan yang menyediakan pernak pernik rumah.

Leonna segera memalingkan wajahnya ke arah lain, dan langsung berbelok ke arah lain.

"Verrel"

Panggilan seorang wanita menghentikan langkah Leonna begitupun Datan dan Chella. Ketiganya menengok ke arah Verrel, terlihat seorang wanita cantik dengan tubuh yang proporsionalnya. Wajahnya terlihat cantik dan putih, dan terlihat dewasa dan anggun. Wanita itu seketika memeluk tubuh jangkung Verrel.

Deg

Leonna mematung melihat situasi itu. 'Siapa wanita itu, kenapa memeluk kak Verrel segitunya dan kak Verrel kenapa hanya diam saja' batin Leonna

"heh Ona, labrak gih. Suami loe di peluk-peluk tuh sama angel" ucap Datan

"apaan angel, kebagusan" celetuk Leonna sebal

"Angel itu singkatan dari aunty aunty gatel" celetuk Datan dengan santainya membuat Chella ketawa ngakak.

"aunty aunty gatel,, hahaha" tawa Chella, Leonna tak tertawa hanya cemberut dan kesal melihat Verrel yang sekarang berbicara dengan wanita angel itu.

"udah ah gue balik" Leonna langsung berlalu pergi meninggalkan tempat itu.

"heh Ona, loe mau kemana sih?" ucap Datan

"mau balik kunyuk" ucap Leonna terlihat sangat emosi

"Ona, kan kita kesini mau beli buku buat tugas dari pak Martin" ucap Chella

"hah dosen gila itu" gerutu Leonna hanya bisa mendengus dan sesekali melirik kearah Verrel dan wanita Angel itu.

"ayolah Ona" ajak Chella

"oke" jawab Leonna.

Mereka kembali berjalan menuju toko buku, tetapi sial sekali mereka berpapasan dengan Verrel yang juga baru keluar dari dalam tenan bersama wanita dan seorang pria yang tadi berbicara dengan Verrel.

Leonna maupun Verrel saling bertatapan cukup lama, tetapi seketika Leonna memalingkan wajahnya kearah lain.

"hai bang Verrel" sapa Datan

"hai Datan, hy Chell, emm,, hy De" sapa Verrel

"hay kak" sapa Chella dan Leonna masih memasang wajah datarnya.

"kalian sudah pulang kuliah?" Tanya Verrel mencoba focus ke Datan

"iya bang, kita mau makan siang bareng, sekalian ke toko buku. Abang mau makan siang bersama?" Tanya Datan

"wah kebetulan, kita juga kan mau makan siang" ucap lelaki yang bersama Verrel

"sip deh, ayo bang makan siang bareng. Biar ada yang bayarin" ucap Datan dengan tak tau malunya dan tak menghiraukan pelototan dari Leonna

"oke" jawab Verrel membuat Leonna semakin kesal, apalagi wanita angel itu terus berdiri disamping Verrel.

Leonna beranjak terlebih dulu karena kesal meninggalkan semuanya, membuat Verrel menatap Leonna dengan tak nyaman. 'apa dia keberatan yah aku ikut dengan mereka' batin Verrel

"ayo bang, abaikan si Ona yang lagi demam cemes" bisik Datan membuat Verrel mengernyitkan dahinya bingung dengan kata-kata Datan tetapi akhirnya dia menurut saja.

Leonna masuk ke sebuah restaurant Eropa yang mahal, dan duduk dengan santainya disana sedangkan yang lain mengikutinya dari belakang.

"si Ona pengen ngebobol uang lakinya" bisik Chella

"maklum, demam Cemes" bisik Datan

"loe pake bahasa yang bener kek, Cemes apaan?" Tanya Chella bingung

"Cemburu menguras Emosi, lonceng gereja" celetuk Datan membuat Chella terkikik geli

Yang lain ikut duduk disana, Verrel awalnya ingin duduk di dekat Datan. Tetapi Leonna sudah menarik kursi disampingnya.

"duduk disini saja, suamiku" celetuk Leonna penuh penekanan membuat Verrel mengernyitkan dahinya bingung melihat tingkah Leonna begitupun wanita itu.

"iya nih, masa istri sendiri di anggurin" celetuk teman Verrel

"istri? Suami? Maksudnya apa ini Rel?" Tanya wanita itu kebingungan

" Caren, kenalkan ini istriku" ucap Verrel

"kamu udah nikah Rel?" pekik Caren

"iya Ren" jawab Verrel terlihat datar.

"sama anak ingusan ini? Apa kamu gak salah, Rel? kita putus baru saja setahun yang lalu dan sekarang kamu menikahi anak ingusan ini" pekik Caren dan itu membuat Leonna melotot, dia baru tau kalau Caren adalah mantan Verrel.

'come on Leonna, kapan kamu mencari tau kepribadian Verrel. Pernikahan kami sudah berjalan tiga bulan dan aku bahkan tak tau apa-apa tentang kak Verrel' batin Leonna

"tolong jangan bahas masalah itu disini, Caren. Diantara kita sudah taka da lagi ada apa-apa, dan sekarang ini lah istriku Leonna Fidelia Adinata" ucap Verrel

"tapi kenapa Rel? aku pergi untuk melakukan syutting film dan kamu menikah lagi" ucap Caren berkaca-kaca. "heh bocah ingusan, kamu pasti yang sudah merayu Verrelku" pekik Caren tak tau malu

"Caren cukup !!" Verrel menahan Caren dan menarik Caren pergi dari sana karena hampir semua pengunjung menatap kearah mereka. Leonna yang sebal langsung berdiri dan berlalu pergi meninggalkan tempat itu.

"Ona tunggu" teriak Chella mengejar Leonna diikuti Datan

"halahhh gara-gara si angel sialan itu, gak jadi makan enak deh" gerutu Datan dan mengejar Leonna yang berjalan cepat menuju lift.

"Ona loe kenapa sih?" Tanya Chella saat mereka berada di dalam lift.

"iya loe kenapa sih? Padahal jambak aja tuh rambutnya si angel, gedeg gue" gerutu Datan bersandar di dinding Lift dengan melipat kedua tangannya di dada.

"Loe cemburu?" pertanyaan Chella menyentakkan Leonna.

"gue gak cemburu, Chell" ucap Leonna

"kalau loe gak cemburu, kenapa sikap loe seperti ini? Bukankah loe gak suka kak Verrel, jadi biarin saja kak Verrel dengan wanita itu"

"Tidak" pekik Leonna membuat Chella mengernyitkan dahinya bingung.

"ma-maksud gue bukan begitu" Leonna mengusap wajahnya. " maksud gue-" Leonna terdiam sesaat.

"loe suka sama kak Verrel atau abang Vino sih?" pertanyaan Chella yang seakan memaksa membuat Leonna menatapnya dengan raut wajah bingung.

"jawab Leonna" ucap Chella

"heh lonceng gereja, jangan maksa dong. Loe pikir ini ajang introgasi" ucap Datan mencoba menengahi.

"jawab Leonna, siapa yang loe cintai sebenarnya?" Tanya Chella

"Abang Vino" jawab Leonna dan segera beranjak keluar karena saat itu juga pintu lift terbuka.

"loe kenapa sih?" Tanya Datan karena Chella mematung dengan mata yang sendu.

"gue menyukai abang Vino, kunyuk" cicit Chella mampu membuat Datan terpekik kaget.

"Chell,, loe?" Tanya Datan

"apa gue salah?" Tanya Chella dengan mata yang berkaca-kaca.

Suara mesin mobil terdengar dan dengan cepat pergi meninggalkan parkiran basement membuat Datan dan Chella segera keluar dari dalam lift saat sadar Leonna sudah berlalu pergi.

"Chell, kenapa malah jadi rumit seperti ini. Loe dan Ona suka sama abang Vino" ucap Datan

"gue gak tau, perasaan itu tiba-tiba muncul. Selama ini gue liburan ke Spanyol bukan Brazil, Leonna gak tau kalau gue ke Spanyol" ucap Chella

"dan yang loe ceritain tentang guide keren itu, apa itu Vino?" Tanya Datan dan Chella mengangguk lirih. "ya tuhan" Datan mengusap rambutnya kebelakang.

"gue berbohong, karena gak mau buat Leonna sakit hati" ucap Chella

"tapi beginipun, loe nyiksa hati loe begitupun Leonna kalau dia sampai tau. Bagaimana kalau Leonna nganggap loe sahabat yang nusuk sahabatnya dari belakang" ucap Datan

"gue gak tau Datan, gue gak tau harus bagaimana. Gue bahkan sangat takut hanya untuk menyebut nama Vino di depan Leonna" ucap Chella

"gue gak nyangka akan serumit ini, loe dan Ona sama-sama menyukai Vino" gumam Datan berjalan menuju mobilnya diikuti Chella.

Keduanya duduk di jok mobil depan dengan Datan yang menyetir mobil. "menurut loe, gue harus bagaimana?" Tanya Chella

"gue bingung Chell, si Ona masih kelihatan plin plan. Gue juga bisa lihat kalau dia mulai menyukai bang Verrel" ucap Datan

"iya loe bener" ucap Chella

"bagaimana kalau gini" Datan mengusulkan ide setelah keduanya terdiam cukup lama. "kita jodohkan Leonna dan abang Verrel, biar tuh si Ona sadar kalau dia mulai menyukai Verrel. Gimana? Jadi kan loe bisa sama Vino" ucap Datan

"a-apa tidak terdengar jahat? Gue menjodohkan Ona sama yang lain untuk mendapatkan Vino" ucap Chella

"yaelah, loe punya otak tuh pake jangan kayak si Ona" ucap Datan

"maksud loe?" Tanya Chella

"kana bang Vino cintanya sama loe, dan Verrel suka sama Leonna. Ini masalahnya ada di diri si Ona yang plin plan dan gak peka. Kalau kita buat dia sadar kalau dia sudah mencintai suaminya sendiri kan itu bagus. Jadi si Ona kagak bakalan dosa kan tuh karena suka sama cowok lain. Dan loe juga bisa bersatu sama Vino" ucap Datan membuat Chella termenung

"loe dan Ona sama-sama sahabat gue yang perlu gue jaga. Gue gak mau orang-orang yang gue sayang tersakiti. Si Ona yang gak peka, tapi bisa ngorbanin hati loe, Vino dan juga Verrel" ucap Datan membuat Chella menengok kearah Datan.

"tapi gimana carannya agar Leonna sadar" Tanya Chella

"gue ada ide brilliant" ucap Datan dengan senyum misteriusnya.

"loe, bocah tapi dewasa juga" kekeh Chella

"jangan remehkan gue, lonceng gereja" kekeh Datan

"ishhh dasar kunyuk loe" cibir Chella membuat Datan terkekeh.

***

Leonna sudah berada di rumah Serli, dan kini tengah duduk termenung di dalam kamar memikirkan kejadian tadi di mall. Kenapa hati Leonna terasa sangat terbakar dan ingin mengamuk.

"mungkin karena gue mau dapet" gumam Leonna bersandar di kepala ranjang.

Ceklek

Suara pintu terbuka, dan seketika Leonna langsung merebahkan dirinya dan memejamkan matanya. Verrel menatap Leonna yang sudah terlelap. Verrel sebenarnya bingung dengan tingkah Leonna tadi. Tetapi disisi lain Verrel senang karena Leonna menepati janjinya, setelah dua hari akan pulang kembali.

Verrel melepas jas yang dia pakai, dan menyampirkannya ke tempat pakaian kotor. Verrel berjalan ke sisi ranjang dan merapihkan selimut yang Leonna pakai hingga batas leher. Verrel mengusap kepala Leonna yang terlelap

"maaf" ucap Verrel dan hendak mengecup kening Leonna.

Jangan menyentuhku

Ucapan Leonna saat itu mengurungkan niat Verrel, Verrel hanya kembali mengusap kepala Leonna dengan lembut dan beranjak pergi menuju kamar mandi.

Saat mendengar suara gemercik air, Leonna membuka matanya. Leonna memegang kepalanya yang baru saja Verrel usap dengan lembut.

'apa aku menyukai kak Verrel?' batin Leonna merenung menatap kosong kedepan.

"kamu belum tidur?" pertanyaan Verrel membuat Leonna tersadar dan melirik ke arah Verrel yang berdiri di dekat pintu kamar mandi dengan hanya memakai handuk putih yang di lilitkan.

Seketika bayangan dua hari yang lalu kembali terngiang di benak Leonna. Dan seketika Leonna memalingkan wajahnya dan tidur menghadap kea rah jendela memunggungi Verrel. Verrel hanya bisa menghela nafasnya dan berjalan menuju close set.

Setelah memakai pakaiannya lengkap, Verrel merebahkan tubuhnya di atas sofa sempit kembali sesuai perjanjiannya dengan Leonna saat itu.

***

Pagi itu Leonna sampai di kampus, dan berpapasan dengan Martin. Leonna hanya melirik sedikit dan berjalan melewati Martin tetapi Martin langsung menarik lengan Leonna dan membawanya pergi.

"pak, tolong lepaskan lengan saya" ucap Leonna memberontak.

"Diam, atau aku cium kau disini" ancaman Martin membuat Leonna terdiam dan menurut saja.

Leonna dibawa ke dalam ruangan Martin, "duduklah, temani aku sarapan" ucap Martin mengajak Leonna ke sofa hitam yang ada di dalam ruangan itu.

"aku ada kelas pagi" ucap Leonna

"aku tau kamu berbohong" ucap Martin membuat Leonna mendengus kesal.

'ini benar-benar boomerang' batin Leonna

"ini makanlah" Martin menyodorkan sendok berisi makanan kearah Leonna tetapi Leonna memalingkan wajahnya.

"saya sudah sarapan" ucap Leonna sinis

"jangan sinis dong sayang, bukankah kita ini sekarang sepasang kekasih" ucap Martin

"ternyata dosen sepintar anda, bisa bodoh juga yah" celetuk Leonna membuat Martin mengernyitkan dahinya kesal.

"apa bapak tuli, saya bilang saya ini istri seseorang dan saya menembak anda hanya untuk taruhan" ucap Leonna beranjak pergi meninggalkan ruangan itu.

"Gadis yang menarik" gumam Martin yang tersenyum misterius.

Leonna yang kesal berpapasan dengan Pretty yang hendak menuju ruangannya.

"Leonna" ucap Pretty

"hy mbak" sapa Leonna

"kamu kenapa keluar dari ruangan pak Martin?" Tanya Pretty membuat Leonna kebingungan harus jawab apa.

"aku baru saja mengantarkan tugas ke dosen jutek itu" bisik Leonna membuat Pretty terkekeh

"baiklah, cepat masuk kelas" ucap Pretty membuat Leonna mengangguk dan berlalu pergi.

"ck, gimana yah caranya agar terlepas dari dosen gila itu" gumam Leonna

"wow,,, siapa ini. Kekasihnya Pak Martin Handoko" ucap Zara menghalangi langkah Leonna

"ck,, genderwo sudah lewat, sekarang malah ada siluman ratu ular" gerutu Leonna kesal

"beruntungnya jadi Leonna, dikelilingi sama cogan-cogan" celetuk salah satu teman Zara dan Leonna hanya berdiri dengan melipat tangannya didada.

"bener, udah kembarannya ganteng banget. Suaminya juga, sekarang di tambah pak Martin lagi" celetuk yang lain

"kalian bener, tapi sayang sekali yah suaminya harus diselingkuhi dia" ucap Zara

"bibir kalian lumer yah,, gak nyangka gue. Mirip para kunti-kunti yang lagi bergosip" ucap Leonna berlalu pergi melewati mereka. Zara dan keempat temannya mengejek Leonna terus karena kesal.

"Ona"

Panggilan itu membuat Leonna menengok dan Leon berdiri di belakangnya.

"ada apa?" Tanya Leonna

"loe kenapa? Kelihatannya sedang tak baik-baik saja" ucap Leon, tetapi tanpa disangka-sangka Leonna memeluk tubuh Leon dengan erat dan menyandarkan kepalanya di dada bidang milik Leon.

"ada apa?" Tanya Leon dengan lembut mengusap kepala Leonna

"gak tau" gumam Leonna, perasaannya terasa resah, bimbang. Apalagi memikirkan pertanyaan Chella kemarin tentang siapa yang Leonna suka.

"kalau gak tau kenapa loe murung?" Tanya Leon

"kangen papa dan mama" cicit Leonna tanpa terasa menitikkan air matanya.

Pelukan hangat Leon mampu menenangkan hatinya.

"ck,, loe kayak bocah. Adrian aja cuek cuek saja gak ketemu mama dan papa selama seminggu" ucap Leon

"gue kan anak cewek" gerutu Leonna dengan manja

"kan ada gue, kalau loe kangen. Temui aja gue" ucap Leon dan Leonna mengangguk

"biarkan seperti ini sebentar" ucap Leonna

"hmm" jawab Leon dan mengusap kepala Leonna dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Leonna sudah kembali ke rumah, dan melihat Caren tengah berbincang dengan Serli di ruang tamu. "si angel itu mau ngapain yah" gumam Leonna.

"sore bunda" sapa Leonna

"sore sayang" Serli beranjak dan mencium pipi kiri dan kanan Leonna. "sayang, kenalkan ini Caren" ucap Serli

"oh iya bunda, Leonna sudah mengenalnya" ucap Leonna melirik Caren yang duduk dengan angkuhnya.

"Caren, inilah Leonna istri Verrel" ucap Serli

"saya sudah tau tante" ucap Caren menatap Leonna dengan sinis membuat Leonna memutar bola matanya malas.

"duduklah dulu, bunda akan buatkan cemilan dan minum" ucap Serli berlalu pergi meninggalkan Caren dan Leonna. Leonna masih berdiri di hadapan Caren yang duduk angkuh.

Caren menatap Leonna dari bawah hingga atas, pakaian casual Leonna dengan sepatu ketsnya dan juga wajah yang polos tanpa make up.

"aku tidak menyangka Verrel memilih bocah sepertimu" ucapan Caren membuat Leonna melirik kearahnya.

"mungkin karena Verrel patah hati di tinggal olehku jadi dia lebih memilih gadis ingusan sepertimu" tambah Caren membuat Leonna tersenyum kecil.

"maaf mbak, apa tujuan anda mengatakan ini semua padaku?" Tanya Leonna masih bersikap sopan

"kamu harus tau, kalau aku dan Verrel sebenarnya akan menikah. Tetapi aku terlanjur menandatangani kontrak dan harus pergi meninggalkan Indonesia begitupun meninggalkan Verrelku" ucap Caren terlihat kesal.

"miris sekali yah mbak, tapi sayangnya sekarang Verrel adalah suamiku" ucap Leonna dengan memasang ekspresi tenangnya.

"tetapi sayang sekali, sepertinya cinta Verrel masih untukku" ucap Caren dengan percaya dirinya membuat Leonna mengepalkan kedua tangannya kesal.

"oh begitu yah mbak Caren, aku sih tidak perduli kalau hati Verrel masih untukmu. Yang penting raga Verrel berada disisiku dan menjadi milikku. Perasaan itu perlahan akan memudar juga, bukan begitu" ucap Leonna memasang ekspresi tenangnya walau hatinya bergemuruh emosi dan kedua tangannya mengepal kuat.

"maaf sudah membuat kalian menunggu lama" ucapan Serli membuat Leonna dan Caren kembali merubah raut wajahnya yang awalnya bersitegang kini menjadi tenang.

"maaf tante, saya harus pergi sekarang. Titip salam saya untuk om Daniel dan juga Verrel" ucap Caren beranjak menyambar tas Hermesnya.

"aku akan merebut Verrel kembali" bisik Caren saat melewati Leonna, dan berlalu pergi.

"sayang" panggil Serli membuat Leonna menengok dan tersenyum kecil. "jangan dihiraukan, dia memang mantannya Verrel, tetapi tante dan om kurang menyetujuinya" ucap Serli menuntun Leonna untuk duduk di sofa.

"tante sudah menyukaimu saat kamu kecil" ucap Serli membelai pipi Leonna membuat Leonna tersenyum.

Serli dan Leonna mulai asyik berbincang-bincang, dan Serli juga menceritakan persahabatannya bersama Thalita, Chacha dan Ratu dimasalalu. Bahkan Serli menceritakan kisah Thalita dan Dhika dimasalalu, dan itu membuat Leonna menangis sesegukan.

Selama ini mamanya tidak menceritakan masalalu yang menimpa mereka, mereka hanya menceritakan kisah yang bahagianya saja.

"a-aku tak menyangka kalau mama dan papa mengalami kejadian yang menyakitkan seperti itu" isak Leonna dan Serli membawa Leonna kedalam pelukannya.

"cinta mama dan papamu itu abadi, bunda saja sangat kagum kepada mereka. Mama kamu rela berkorban untuk papa dan begitupun juga sebaliknya" ucap Serli dan Leonna semakin menangis terisak.

"ambillah pelajaran dari kisah mereka" tambah Serli, dan Leonna hanya bisa menangis sesegukan.

***

Leonna masih menangis di dalam kamarnya menatap foto Dhika dan Thalita, Leonna masih tidak menyangka kalau mama dan papanya menjalani hidup yang begitu menyakitkan. Tetapi takdir yang sudah tuhan gariskan tidak bisa di ganggu gugat, mereka tetap berjodoh dan bersama. Dan tentang Vino, Leonna tak menyangka sejak kecil Vino selalu mengalami kejadian-kejadian seram yang dilakukan papanya sendiri hingga membuatnya trauma.

"mama,,, papa" gumam Leonna memeluk foto mereka dan menangis sejadi-jadinya.

Verrel masuk ke dalam kamar yang pintunya terbuka, langkah Verrel terhenti melihat Leonna yang menangis sesegukan di sisi ranjang dengan masih memunggungi Verrel.

'Apa yang mengganggu kamu, De? Kenapa kamu tidak mau berbagi padaku' batin Verrel.

'Tuhan, ku mohon berikanlah semua kesedihannya padaku. Buatlah dia selalu tersenyum dan bahagia. Hanya itu yang aku inginkan, aku tak bisa melihatnya terluka seperti ini. Bahkan tanpa tau apa penyebabnya dia bersedih' batin Verrel menatap Leonna dengan sendu.

***