webnovel

A Love For My Little Brother

Untuk aku, adik laki-lakiku yang bernama Ricky itu, adalah sesuatu yang berharga bagi hidupku. Kalau diibaratkan benda, Ricky itu adalah sebuah permata berlian 24 karat seberat setengah kilogram yang harus dijaga dan dilindungi. Ribuan personel TNI--baik AU, AD, maupun AL--rela aku kerahkan untuk menjaga benda paling diincar itu. Agak berlebihan memang, namun itulah yang aku rasakan. Sudah bertahun-tahun aku berpisah dengannya dan tidak disangka-sangka saat aku kembali, dia sudah tumbuh besar dan semakin tampan. Aku ingin sekali memeluknya dan mencium-ciumnya sama seperti apa yang aku lakukan saat kami masih kecil. Tapi kenapa dia malah menjauh? Wajahnya selalu memerah setiap aku memanjakannya. Malu kah? Atau mungkin jijik? Yah, apapun itu sudah membuatku senang dengan ekspresi baru itu. Aku dapat kabar kalau dia sedang jatuh cinta dengan teman sekelasnya. Apa itu benar? Kalau benar, aku tidak akan membiarkan itu terjadi! Dia masih terlalu muda untuk mempunyai kekasih dan aku menjadi orang pertama yang menolak dengan keras hubungan itu walau kedua orang tuaku mendukungnya untuk memiliki kekasih. Kenapa tidak kakak saja yang mencarikan kekasih untukmu? Aku yakin kamu tidak akan menyesal dengan pilihanku ini! Cerita yang mengisahkan tentang kakak-beradik yang tinggal di keluarga serba berkecukupan. Cerita yang mengisahkan tentang betapa cintanya Sang Kakak kepada adiknya yang sudah bertahun-tahun ia tinggalkan untuk menempuh pendidikan dan meraih mimpi. Cerita yang mengisahkan tentang betapa malu dan jengkelnya Sang Adik kepada kakaknya karena kelakuannya yang menganggapnya sebagai anak kecil. Melihat Sang Kakak bersifat kelewat batas seperti itu, akankah Sang Adik bisa memiliki kekasih yang ia idamkan? A Love For My Little Brother

tahraanisa · Teenager
Zu wenig Bewertungen
155 Chs

Jalan-Jalan 4

Ricky bernapas lega ketika dirinya akhirnya berhasil keluar dari rumah hantu itu. Dua lututnya terasa lemas, tapi masih cukup kuat untuk berdiri jika dua tangannya bertopang di atas lutut. Jantungnya yang semula berdetak cepat, kini mulai kembali tenang secara perlahan seiring dengan banyaknya udara luar yang masuk ke paru-parunya.

"Kamu gak kenapa-kenapa, Ki?" tanya Aurel yang baru tiba di hadapannya. Ia juga mengambil tisu dari tas selempangnya untuk diberikan pada adiknya itu.

"Nggak. Aku baik-baik aja," jawab Ricky sambil mengambil selembar tisu itu. Aurel juga berinisiatif membuka kunci helm kamera itu di bawah dagu Ricky.

"Wah, pacarnya perhatian banget, ya." Komentar yang dilontarkan Tio membuat Aurel menatapnya tajam.

Gadis berambut panjang dikuncir satu itu membanting langkah ke arah pria itu, lalu mendorong helm tersebut ke dadanya. "Kalau sampai adik Saya kena serangan jantung di dalam, Saya bakal tuntut kalian," ucap Aurel serius.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com