webnovel

A Love For My Little Brother

Untuk aku, adik laki-lakiku yang bernama Ricky itu, adalah sesuatu yang berharga bagi hidupku. Kalau diibaratkan benda, Ricky itu adalah sebuah permata berlian 24 karat seberat setengah kilogram yang harus dijaga dan dilindungi. Ribuan personel TNI--baik AU, AD, maupun AL--rela aku kerahkan untuk menjaga benda paling diincar itu. Agak berlebihan memang, namun itulah yang aku rasakan. Sudah bertahun-tahun aku berpisah dengannya dan tidak disangka-sangka saat aku kembali, dia sudah tumbuh besar dan semakin tampan. Aku ingin sekali memeluknya dan mencium-ciumnya sama seperti apa yang aku lakukan saat kami masih kecil. Tapi kenapa dia malah menjauh? Wajahnya selalu memerah setiap aku memanjakannya. Malu kah? Atau mungkin jijik? Yah, apapun itu sudah membuatku senang dengan ekspresi baru itu. Aku dapat kabar kalau dia sedang jatuh cinta dengan teman sekelasnya. Apa itu benar? Kalau benar, aku tidak akan membiarkan itu terjadi! Dia masih terlalu muda untuk mempunyai kekasih dan aku menjadi orang pertama yang menolak dengan keras hubungan itu walau kedua orang tuaku mendukungnya untuk memiliki kekasih. Kenapa tidak kakak saja yang mencarikan kekasih untukmu? Aku yakin kamu tidak akan menyesal dengan pilihanku ini! Cerita yang mengisahkan tentang kakak-beradik yang tinggal di keluarga serba berkecukupan. Cerita yang mengisahkan tentang betapa cintanya Sang Kakak kepada adiknya yang sudah bertahun-tahun ia tinggalkan untuk menempuh pendidikan dan meraih mimpi. Cerita yang mengisahkan tentang betapa malu dan jengkelnya Sang Adik kepada kakaknya karena kelakuannya yang menganggapnya sebagai anak kecil. Melihat Sang Kakak bersifat kelewat batas seperti itu, akankah Sang Adik bisa memiliki kekasih yang ia idamkan? A Love For My Little Brother

tahraanisa · Teenager
Zu wenig Bewertungen
155 Chs

I (Don't) Need Them

Angin yang berhembus sedang kencang-kencangnya. Aurel segera menutup jendela tepat di depannya ketika matahari sedang beranjak dari persemayamannya. Gadis itu seketika memiliki firasat buruk tentang sesuatu yang sulit untuk ia jelaskan. Entah suasana hatinya sedang buruk karena ia sulit tidur hari ini atau ia sedang mengalami mood swing.

"Ahh... Kayaknya kemarin aku terlalu keras sama Ricky," gumam Aurel.

Matanya mendapat sendu ke layar laptop. Ia baru saja selesai mengerjakan tulisannya yang berjudul 'I (Don't) Need Them'. Sebuah ide muncul di benak ketika ia sedang bernostalgia dengan masa-masa SMA, sehingga ia menyalurkan dalam bentuk tulisan di waktu luang.

"Hmm... Jadi kangen Andi. Semoga aku gak terima berita buruk dari Mama atau dia lagi sepulang aku nanti." Aurel menggulir scroll mouse ke atas, hingga ia menemukan halaman pertama dari tulisannya itu. "Tapi sebelum aku kasih ini ke Andi, mending aku baca ulang biar gak ada yang typo lagi."

***

((I (DON'T) NEED THEM))

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com