webnovel

A Love For My Little Brother

Untuk aku, adik laki-lakiku yang bernama Ricky itu, adalah sesuatu yang berharga bagi hidupku. Kalau diibaratkan benda, Ricky itu adalah sebuah permata berlian 24 karat seberat setengah kilogram yang harus dijaga dan dilindungi. Ribuan personel TNI--baik AU, AD, maupun AL--rela aku kerahkan untuk menjaga benda paling diincar itu. Agak berlebihan memang, namun itulah yang aku rasakan. Sudah bertahun-tahun aku berpisah dengannya dan tidak disangka-sangka saat aku kembali, dia sudah tumbuh besar dan semakin tampan. Aku ingin sekali memeluknya dan mencium-ciumnya sama seperti apa yang aku lakukan saat kami masih kecil. Tapi kenapa dia malah menjauh? Wajahnya selalu memerah setiap aku memanjakannya. Malu kah? Atau mungkin jijik? Yah, apapun itu sudah membuatku senang dengan ekspresi baru itu. Aku dapat kabar kalau dia sedang jatuh cinta dengan teman sekelasnya. Apa itu benar? Kalau benar, aku tidak akan membiarkan itu terjadi! Dia masih terlalu muda untuk mempunyai kekasih dan aku menjadi orang pertama yang menolak dengan keras hubungan itu walau kedua orang tuaku mendukungnya untuk memiliki kekasih. Kenapa tidak kakak saja yang mencarikan kekasih untukmu? Aku yakin kamu tidak akan menyesal dengan pilihanku ini! Cerita yang mengisahkan tentang kakak-beradik yang tinggal di keluarga serba berkecukupan. Cerita yang mengisahkan tentang betapa cintanya Sang Kakak kepada adiknya yang sudah bertahun-tahun ia tinggalkan untuk menempuh pendidikan dan meraih mimpi. Cerita yang mengisahkan tentang betapa malu dan jengkelnya Sang Adik kepada kakaknya karena kelakuannya yang menganggapnya sebagai anak kecil. Melihat Sang Kakak bersifat kelewat batas seperti itu, akankah Sang Adik bisa memiliki kekasih yang ia idamkan? A Love For My Little Brother

tahraanisa · Teenager
Zu wenig Bewertungen
155 Chs

Curigaan

"Aku... Tidak tahu harus berkomentar apa."

Itu adalah kalimat yang Ricky katakan ketika Lily bertanya padanya tentang pendapat ia setelah membaca buku itu. Ia dan dua orang tuanya, serta teman sekelasnya yang tinggal serumah dengannya, sedang menyantap sarapan bersama ketika ia menyampaikan pendapat itu.

"Wih, keliatannya mantep banget ya bukunya. Kamu sampai gak bisa berkata-kata gitu," sambar Leo yang menanggapi komentar anak bungsunya.

Ricky membuka mulut untuk menjawab, tapi ia tutup kembali mulutnya seakan ia urungkan niatan untuk menjawab respons Leo.

"Gak tahu harus berkomentar apa karena saking bagusnya atau..." Kali ini Andi buka suara karena penasaran. Namun ia sengaja tidak menyelesaikan kalimatnya dan membiarkan mereka masing-masing menyelesaikan kalimatnya.

"Saking jeleknya?" Tapi Lily menegaskan apa yang dimaksudkan Andi.

Ricky menggeleng cepat. "Nggak jelek banget. Kalau jelek banget, aku gak mungkin kelarin buku itu semalaman ini. Tapi—"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com